Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Tidur bersama.
Hingga makan siang itu selesai, dan Ervina berdiri untuk membereskan meja makan, namun tiba-tiba pandangannya menghitam, kepalanya kian berdenyut dan....
Bruk!
"Mommy Na!" pekik Calisha terkejut karena tiba-tiba Mommy-nya pingsan.
Narendra kemudian berdiri dan meraih Ervina dalam gendongannya, "Jangan panik, Sha! Bi Arum!" ucap Naren menenangkan Calisha sekaligus mencari Bi Arum.
"Iya, Tuan!" jawab Bi Arum tergopoh mendekati tuannya yang sedang menggendong Ervina ala bridal.
"Panggilkan Dokter Damar sekarang juga!" jawab Narendra dingin kemudian berjalan naik ke lantai dua untuk membawa Ervina ke kamarnya.
"Mommy Na!" racau Calisha menangis sambil mengikuti langkah kaki Daddynya.
"Mommy Na pasti masih sakit, Jangan tingalkan Calisha, Mom!" racau Calisha terus menerus sampai masuk ke dalam kamar Ervina dan ikut naik ke ranjang Mommy-nya itu.
"Mommy Na tidak apa-apa, ayo kita keluar tunggu dokter Damar dulu!" ajar Naren
"TIDAK!" teriak Calisha marah pada Naren, "DADDY KEJAM, Daddy gak peduli sama Mommy Na!" pekiknya sambil menangis memeluk Ervina yang masih tak sadarkan diri.
Sedangkan Naren hanya bisa menghela nafas dan duduk di ujung ranjang sambil melihat dua wanita yang super ribet itu...
Berurusan dengan Calisha selama ini saja ribet, dan sekarang memiliki sekutu lain di rumah ini, apa aku salah keputusan! pikir Narendra.
Hingga tangisan Calisha berhenti saat dokter Damar datang dan segera memeriksa Mommynya, Calisha tak sedikitpun meninggalkan Mommy-nya.
"Aduh, princess kecil sedih Mommy-nya sakit? Tidak apa, mommy hanya butuh istirahat, jadi jangan sedih!" ucap Dokter Damar.
Calisha hanya mengangguk dan terus memeluk Mommy-nya di ranjang itu.
Setelah itu Damar dan Naren keluar untuk berbicara sebentar sekaligus Naren mengantar Dokter Damar pergi, "Enaknya nikah gak ada yang dikabari, gak mau istri cantiknya di lihat orang?" sindir Damar.
"Bacot! Sana pergi!" usir Naren.
Damar tampak kesal menatap Naren, "Alhamdulillah suka perempuan juga ternyata!"
"Diem gak? Sana pergi!" pekik Naren.
Damar kemudian berlari menjauh dengan tawa menggelegar, karena dia sangat tau cerita hidup sahabatnya itu sejak mereka masih duduk di bangku SMA.
Damar adalah saksi hidup kenapa laki-laki tampan, kekar dan bergelimang harta itu menjadi laki-laki yang anti dengan perempuan.
"Jangan dianggurin, Bos! Sayang, barang bening tu!" goda Damar sebelum hilang di balik tembok.
Sialan!
Naren kesal dengan sahabatnya itu, bisa-bisanya dia terus menggoda nya jika jelas dia sudah tau seperti apa perasaannya.
Naren memilih menuju kamarnya sendiri daripada harus kembali ke kamar Ervina, menghadapi dua wanita yang menurut Naren super ribet. Kemudian Naren menuju kamarnya dan mengecek sisa berkas dari Milan yang dikirim Bagas di emailnya.
"Di mana-mana, perempuan selalu menyebalkan!" kesal Naren mengingat kedua perempuan di rumahnya ini.
Namun di sela-sela Naren mengecek beberapa berkas tersisa tiba-tiba kamarnya terbuka dan menampilkan seorang gadis kecil dan melipat tangannya di depan dada dengan tatapan tajam kearahnya.
Tatapan itu yang tak pernah bisa Naren lupakan maupun tolak, karena tatapan itu mengingatkan Naren pada seseorang yang telah melahirkan Calisha.
Cklek!
"Daddy benar-benar ya, jangan bicara lagi dengan Calisha!" kesal Calisha dengan penuh amarah membuat Daddynya mau tak mau berdiri dan mendekat, "Kenapa, Sayang?"
"Jangan sentuh Sha, Daddy jahat sama Mommy! Mommy sakit, Daddy!" pekiknya, "Kenapa Daddy tak menunggu Mommy!" lanjutnya.
"Yaudah, ayo kita temani Mommy!" jawab Naren mengalah dan menggandeng putrinya menuju kamar Ervina.
Naren selalu tidak bisa menolak jika Calisha mode seperti ini, mengingatkan Naren selalu pada ibu dari gadis itu.
"Calisha mau tidur dengan Mommy dan Daddy! Daddy sudah janji akan tungguin Mommy kan!" todong Calisha.
Naren tampak diam sejenak sambil melirik Ervina yang masih betah menutup matanya.
"Jangan bilang Daddy hanya mau bohongi Calisha aja!" ketus gadis kecil itu.
"Tentu tidak! Ayo kita tidur bertiga!" putus Naren.
Huft!
Jika bukan demi putri kecilnya, tentu Naren tidak akan pernah tidur bersama Ervina. Naren beranjak naik ke ranjang itu dan berbaring di sisi sebelah kanan Ervina yang kosong, karena sebelah kiri ada putrinya yang sudah tidur memeluk tubuh Ervina.
"Daddy tau gak? Mommy selalu menjaga Calisha dengan penuh kasih selama Daddy tidak ada, memandikan Sha, memasak untuk Sha, mengajari Sha banyak hal, Sha hanya mau Mommy Na seorang Daddy! Jangan carikan Sha mommy lain, selain Mommy Na!" celoteh Calisha bercerita pada Daddynya.
"Begitukah?" tanya Naren.
Calisha mengangguk, "Mommy sangat baik, Mommy Na sangat tulus, jangan sakiti Mommy Na lagi ya, Daddy!" lirihnya.
Naren kemudian memiringkan badannya untuk menatap Calisha dan Ervina, rasanya Naren tidak percaya dengan apa yang Calisha ucapkan.
Bagaimana bisa gadis berusia 19 tahun bisa memiliki sikap keibuan!
Pastilah dia baik karena ingin terus tinggal di mansion mewah ini daripada di jalanan! pikir Naren...
Tulus? Bulshit!
'Semua wanita sama saja! Menyukai uang, termasuk Vina!'
Bersambung....
He, Naren! Gak semua ya cewek itu suka uang, paling ya author aja yang suka uang merah, tapi gak semua!!
pasti kelakuan nya si Candra itu