Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Tiga hari kemudian, setelah berkutat dengan buku yang di berikan Rosa dan mencari tahu cara kerja marketing, pagi pagi, Adam berdiri di depan kantor barunya, “huuuuf,” dia menarik nafas dan langsung menghembuskan nya untuk mempertebal mental nya,
“Ok masuk,” ujar Adam di dalam hati.
Dengan langkah yang mantap, dia berjalan ke arah pintu ruko, namun ketika tangannya ingin meraih gagang, “klek,” pintu di buka, Adam langsung mundur kebelakang karena kaget, ternyata yang membuka pintu adalah Resti sang resepsionis.
“Oh...um...mas...eh...pak Adam ?” tanya Resti.
“Um...panggil mas aja ga apa apa mba, saya ga biasa juga di panggil pak,” jawab Adam.
“Gitu ya, tapi bapak kan manajer, nanti saya di omelin hehe,” balas Resti.
“Ya...bebas aja sih,” balas Adam.
“Ok, yuk masuk pak, saya baru mau keluar cari sarapan,” ujar Resti.
“Oh gitu, ya udah silahkan, saya masuk ya,” balas Adam.
“Eh bapak udah sarapan belum ? mau bareng ?” tanya Resti.
“Um..udah, tadi udah makan bubur sebelum ke sini sama istri,” jawab Adam.
“Oh...istri pak Adam yang kemarin itu ya ?” tanya Resti.
“Iya benar, dia kerja di bridal yang ada di belakang,” jawab Adam.
“Istri bapak cantik ya, cantik banget malah,” ujar Resti.
“Iya, paling cantik sedunia hehe,” balas Adam.
“Dah ilang kesempatan gue, ampun dah, musuhnya dateng dari jagat lain, susah melawan nya,” ujar Resti dalam hati.
“Saya masuk dulu ya,” ujar Adam.
“I..iya pak, silahkan,” ujar Resti membukakan pintu lebar lebar.
Adam melangkah masuk ke dalam dan langsung melewati meja resepsionis. Ketika melangkah ke dalam, hampir seluruh karyawan yang sudah datang pagi itu menoleh melihat Adam, tiba tiba pundaknya di tepuk oleh seseorang dari samping, dia langsung menoleh dan melihat Teguh berdiri di sebelahnya.
“Oh pak Teguh,” ujar Adam.
“Pak Adam, bapak di tunggu pak Doni di ruang meeting, langsung kesana saja ya,” ujar Teguh.
“Baik pak, saya kesana (baru sadar dia tidak tahu di mana ruangan nya) dimana ya pak ?” tanya Adam.
“Haha ayo saya antar pak Adam,” jawab Teguh.
Teguh berbalik dan berjalan ke arah kantornya, Adam berjalan di belakang Teguh dengan kepala tertunduk, semua karyawan yang melihatnya tersenyum,
“Hebat ya, masih muda banget udah jadi manager, gue udah hampir kepala tiga masih duduk di sini,” ujar seorang karyawan.
“Ganteng lagi, pas sih emang kalau jadi manager marketing, gue dukung,” balas karyawati di sebelahnya.
“Inget udah merid,” sindir sang karyawan.
“Iyalah tau, tapi kalau bisa nyobain doang ga apa apa dong, suami ga tau ini hehe,” balas sang karyawati.
“Dasar lo, dah kerja,” balas sang karyawan.
“Klek,” Teguh membuka pintu ruangan yang berada tepat di tusuk sate, di dalamnya terlihat sebuah meja berbentuk elips terbuat dari kayu dan cukup panjang, sebuah layar putih tertempel di dinding dan sebuah infocus menempel di langit langit mengarah ke layar putih itu. Karena kosong, Adam duduk di belakang meja dan menatap ke depannya.
Dia melihat seorang pria bertubuh kekar, berambut cepak yang usianya kira kira 35 tahunan sedang duduk sambil melipat tangan di dada dan menatap Adam dengan tajam, pria itu duduk di seberang Adam. “Klap,” Teguh menutup pintunya, setelah itu dia duduk di sebelah Adam.
“Nah pak Doni, kenalkan ini pak Adam dan pak Adam, kenalkan pak Doni,” ujar Teguh memperkenalkan mereka.
“Dia yang gantiin saya pak ? si bos mikir apa sih, anak kemarin sore di suruh gantiin saya, parah,” ujar Doni marah.
“Tidak boleh gitu pak Doni, waktu itu bos minta anda di pecat, tapi sekarang anda di pindah ke bagian advertising atas persetujuan beliau, harusnya anda bersyukur,” ujar Teguh.
“Ya sudah, sekarang saya mau lihat kemampuan dia sebagai marketing, jangan pikir pekerjaan itu mudah dan untuk main main,” balas Doni tegas.
“Silahkan saja pak Doni,” ujar Teguh.
Doni langsung menoleh melihat Adam, kemudian dia meminta Adam menyebutkan semua jenis alat alat yang mereka perdagangkan tanpa melihat brosur dan price list. Langsung saja Adam menyebutkan semuanya secara detail dan terperinci dengan jelas. Doni tertegun, tapi dia tidak mau kalah, dia minta Adam mencoba menjual sebuah alat kepada dirinya. Adam menunduk dan mulutnya berkomat kamit,
“Charm,”
[Charm activated.]
Langsung saja Adam membujuk Doni di depannya dengan menjelaskan brosur alat alat berat kepada Doni sehingga nampak seperti presentasi pribadi. Melihat gaya bicara, kemampuan berkomunikasi dan wawasan yang luas yang di miliki Adam, Doni langsung tertegun.
“Kamu sebenarnya umur berapa ?” tanya Doni bingung.
“Saya baru 18 tahun pak,” jawab Adam.
“Beneran ? kamu udah punya pengalaman ya ?” tanya Doni.
“Be..belum pak, saya baru kali ini kerja,” jawab Adam.
“Mana mungkin,” teriak Doni.
Setelah itu, Doni menginterogasi Adam sementara Adam menjawab sebisanya, Teguh yang duduk di sebelah Adam memperhatikan Adam,
“Hmm presentasi nya memang bagus tapi sangat polos tanpa intrik apapun yang biasa di miliki seorang marketing, tapi itu wajar karena dia memang belum punya pengalaman sama sekali terjun di bidang ini, anak ini bisa jadi hebat di masa depan, pantas bos meminta dia di tempatkan tidak sebagai office boy,” ujar Teguh berkulum senyum melirik Adam di sebelahnya.
Setelah itu, Doni mulai menyerah terimakan sisa pekerjaan nya kepada Adam yang langsung menelan salivanya karena banyaknya penjualan yang belum selesai. Setelah selesai, Adam di antar ke dalam ruang marketing oleh Teguh, di dalam ada lima orang yang merupakan marketing di kantor itu. Tiga wanita dan dua pria, termasuk yang baru di terima kemarin, ke limanya langsung berdiri menyambut Adam.
“Halo pak, saya Theo, salam kenal pak,” ujar Theo yang terlihat paling senior di antara yang lain.
“Sa..salam kenal, nama saya Adam Satrio, mulai hari ini saya menjabat sebagai manager marketing, mohon kerja sama nya,” ujar Adam.
“Waduh kaku banget pak, santai aja kale pak, nama saya Frans, mohon kerjasama nya ya pak,” ujar Frans menjulurkan tangannya.
“I...iya pak Frans,” balas Adam.
Adam langsung menyambut tangan Frans dan bersalaman, kemudian Teguh berpamitan dan pergi meninggalkan mereka. Barulah tiga wanita yang awalnya di belakang, menghampiri Adam,
“Eh pak Adam umur berapa, saya lihat pak Adam umurnya sama kayak saya nih, saya Katrin, umur saya baru 20 tahun nih pak, bapak punya pacar ga pak ?” Katrin memperkenalkan diri dan menggeser Theo dan Frans yang berada di depan Adam sebelumnya.
“Oh...um...saya baru 18 tahun bu Katrin,” ujar Adam.
“Hah,” langsung semuanya berteriak kaget, dua wanita yang di belakang langsung maju ke depan,
“Pak Adam, saya Selly, saya baru di terima di sini, umur saya juga baru 18 tahun, salam kenal ya pak,” ujar Selly.
“Saya Elina, panggil saja Lin, saya juga baru 18 tahun, saya dan Selly satu kampus, jadi kita baru mulai kemarin, salam kenal ya pak,” ujar Elina.
Keduanya mencondongkan wajah mereka menatap Adam yang menjulurkan tubuhnya mundur ke belakang dan mengangkat kedua telapaknya.
“I..iya, salam kenal, semoga kita bisa bekerja sama,” ujar Adam.
“Um...pak Adam udah punya pacar belum ?” tanya Elina.
“Iya bener pak, aku dan Elina jomblo loh,” tambah Selly.
“Enak aja kalian, aku juga jomblo kok, beda dua tahun sih ga apa apa, benar ga pak,” tambah Katrin.
“Oi lo pada jadi ganggu dia tau ga,” tegur Theo.
“Haah kita makin ngenes deh Te,” ujar Frans sambil meletakkan sikunya di pundak Theo.
“Lo aja yang ngenes, gue sih kaga,” balas Theo.
“Jah...kaga sohib lo bro,” balas Frans.
“Tok...tok,” pintu di ketuk, Adam mundur dan membukakan pintunya, ternyata yang mengetuknya Resti,
“Maaf pak, ada yang cari bapak,” ujar Resti.
Resti bergeser dan Aulia maju ke depan, dia memberikan kantung berisi makanan milik Adam yang tertinggal di kos kosan,
“Sori aku kesini, makanan kamu ketinggalan, kamu buru buru sih tadi, semangat ya,” ujar Aulia ceria.
“Iya, kamu juga ya, nanti pulang tunggu ya, aku jemput,” ujar Adam.
“Iya, makan siang kalau mau bareng ke kantor ku aja, nanti kontek kontek ya,” balas Aulia.
“Ok, nanti kalau bisa aku kesana,” balas Adam.
Aulia mengecup pipi Adam kemudian dia berbalik dan pergi bersama Resti yang berwajah sedikit kecut sambil menutup kembali pintunya. Dengan hati berbunga bunga dan wajah penuh senyum, Adam berbalik, namun dia kaget karena melihat Theo, Frans, Katrin, Selly dan Elina menatap dirinya dengan mulut menganga.
“Um....kenapa ?” tanya Adam.
“Bruuuk,” kelimanya langsung mengepung Adam yang masih berdiri di depan pintu sampai membuat Adam merapat ke pintu,
“Siapa dia pak Adam ?” tanya Theo.
“Pacar pak Adam ya ?” tanya Frans.
“Waduh...berat dong kalau lawannya yang tadi, siapa dia pak ? mudah mudahan adik,” ujar Katrin.
“Wah cakep banget ya pacar pak Adam, cerita dong pak,” tambah Selly.
“Bener pak, penasaran nih,” tambah Elina.
“Um....dia bukan pacar, tapi istri ku,” ujar Adam perlahan.
“Hah...istri ?” teriak ke limanya.