Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23 - Aleta
Wildan mencoba untuk bersikap tenang. Dia terpaksa melepas jaket dan mengikatnya ke pinggang.
"Bajumu basah sekali," komentar Aleta. Ia sedang duduk di sofa menunggu giliran.
"Iya, aku kepanasan. Makanya jaketnya dilepas," sahut Wildan. Dia berusaha memotret Nindy yang kini ada di hadapannya.
Jujur saja, Wildan kali ini tidak bisa fokus. Usahanya yang mencoba mengalihkan pikirannya pada ibu dan kedua adik, ternyata tidak berhasil seperti sebelumnya.
Hening kembali menyelimuti suasana. Hanya ada suara jepretan kamera Wildan yang terdengar.
Setelah beberapa menit, sesi pemotretan Nindy selesai. Sekarang yang terakhir adalah giliran Aleta.
Tanpa sepatah kata pun, Nindy beranjak keluar apartemen begitu saja. Wildan kaget sekali akan hal itu. Apalagi dirinya kini tinggal berduaan dengan wanita terakhir.
"Nggak apa-apa Mbaknya ditinggal sendiri?" tanya Wildan.
Aleta menggeleng sembari melepas pakaiannya satu per satu. Wildan otomatis kembali dibuat tidak karuan. Jujur saja, di antara kelima wanita psk tadi, Aleta adalah yang paling cantik. Proporsi badannya tinggi semampai dan memiliki kulit putih bersih.
Ketika Aleta melepas seluruh pakaian, saat itulah Wildan dibuat terpaku. Matanya tak berkedip. Menurutnya tubuh Aleta begitu indah. Bahkan Poppy yang merupakan selebriti tidak memiliki tubuh seindah Aleta.
Aleta terlihat sudah berpose. Namun Wildan masih mematung.
"Apa kau akan mengambil fotoku?" tukas Aleta.
"Eh, i-iya. Maaf..." ungkap Wildan cepat. Dia segera bekerja dengan kameranya.
"Tubuhku indah ya?" celetuk Aleta.
Wildan mengangguk. Akan tetapi dia tidak mengatakan apapun dan terus memotret Aleta.
"Kau itu mirip seseorang yang aku kenal. Tapi lebih tampan," komentar Aleta.
"Apa kau sekarang menggodaku?" balas Wildan.
"Mungkin... Karena orang yang aku kenal itu terlalu baik. Dia bahkan tak pernah menciumku. Padahal aku selalu mengharapkannya," ucap Aleta seraya terus berpose. Hingga akhirnya sesi pemotretan untuknya selesai.
"Aku rasa sudah cukup," ujar Wildan. Ia menurunkan kameranya.
Wildan mendengus lega. Untuk kali kedua, dia bisa melewati kesulitannya. Namun siapa yang menduga? Ternyata semuanya belum berakhir. Wildan mengetahuinya saat melihat Aleta berjalan mendekat. Wanita itu belum mengenakan pakaian.
"Ke-kenapa? Apa ada masalah?" tanya Wildan tergagap.
"Aku kira kau yang sedang punya masalah bukan?" tanggap Aleta. Tanpa diduga, tangannya dengan pelan mengelus organ intim Wildan.
Reflek mulut Wildan menganga. Sungguh, dia tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh wanita. Meskipun begitu, buru-buru Wildan jauhkan tangan Aleta dari alat vitalnya.
"Aku bisa mengurusnya nanti," kata Wildan.
"Apa kau tahu? Ada penelitian yang mengatakan kalau melakukannya sendirian itu bahaya untuk kesehatan. Lagi pula kau tidak perlu cemas, aku melakukannya dengan sukarela," ucap Aleta yang sudah duduk berlutut di hadapan Wildan. Parahnya dia mulai menjilat bagian celana lelaki itu. Tepat di posisi junior Wildan yang sedang mencuat.
Wildan membeku. Wajahnya tampak memerah padam. Dia terpaku menatap Aleta yang duduk berlutut di depannya.
Aleta tersenyum. Melihat Wildan yang terpaku, dia lantas berani membuka resleting celana jeans lelaki tersebut. Aleta keluarkan batang berurat milik Wildan.
"Sudah kuduga. Punyamu besar," komentar Aleta. Dia segera memasukkan batang berurat milik Wildan ke dalam mulut.
"Akh!" Wildan reflek mendesah. Dia juga segera meletakkan kameranya ke sofa. Pertahanannya akhirnya runtuh juga. Wildan biarkan Aleta bergelut dengan juniornya.
"Sial.... Akh... Ssssh..." Wildan mendesis nikmat. Terutama saat Aleta mempercepat pergerakannya. Cewek itu juga sesekali meremas buah dadanya sendiri.
Aleta terdengar bergumam nikmat. Pertanda kalau dirinya juga sedang terbangkit gairah.
Selang sekian menit, Wildan akhirnya bisa merasakan kalau dirinya akan mencapai puncak kenikmatan. Seolah tidak takut lagi, dia pegang kepala Aleta. Wildan membimbingnya untuk bergerak mengikuti arahannya.
Hingga tibalah Wildan merasakan klimakss. Ia menganga dengan lebar sambil memperdengarkan suara lenguhan panjang. Wildan dapat merasakan miliknya berdenyut dan mengeluarkan cairan di dalam mulut Aleta.
"Sial..." umpat Wildan dengan nafas yang ngos-ngosan. Dia segera melepaskan mulut Aleta dari juniornya.
"Maaf, aku mengeluarkannya di dalam mulutmu. Kau tidak apa-apa?" tanya Wildan.
Aleta terlihat santai. Dia berdiri sambil mengambil tisu. Aleta tampak memuntahkan sesuatu ke tisu tersebut. Selanjutnya, cewek itu duduk ke sofa. Ia masih belum ingin kembali mengenakan pakaian.
"Sekarang giliranku. Aku juga ingin dipuaskan," kata Aleta sembari menggigit bibir bawahnya dengan sensual. Perlahan dia buka lebar kedua kakinya. Aleta memamerkan aset berharganya pada Wildan dengan percaya diri.
"Aku tadi memang melakukannya secara sukarela padamu. Tapi tidak ada yang gratis di dunia ini bukan?" tukas Aleta. Kini dia meremas salah satu gunung kembarnya dan mengelus aset pribadinya dengan tangan.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣