Demi menyelamatkan perekonomian keluarganya, Herlina terpaksa menikah dengan Harlord, seorang CEO muda yang tampan, namun terkenal dengan sifat dingin dan kejam tanpa belas kasihan terhadap lawannya.
Meski sudah menikah, Herlina tidak bisa melupakan perasaannya kepada George, kekasih yang telah ia cintai sejak masa SMA.
Namun, seiring berjalannya waktu, Herlina mulai terombang-ambing antara perasaan cintanya yang mendalam kepada George dan godaan yang semakin kuat dari suaminya.
Harlord, dengan segala daya tariknya, berhasil menggoyahkan pertahanan cinta Herlina.
Ciuman Harlord yang penuh desakan membuat Herlina merasakan sensasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya?" Herlina terperangah dengan perasaannya sendiri. Tanpa sadar, ia mulai menyerahkan diri kepada suami yang selalu ia anggap dingin dan tidak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Setelah 10 menit berkuda melewati padang rumput, mereka berdua tiba di tengah padang rumput yang lebih luas tanpa pagar, terlihat pemandangan alam yang indah dengan banyak kuda yang di ternak.
Beberapa pekerja yang sedang duduk dibawah pohon melambaikan tangan pada Harlord. Sang Tuan pun mengangguk dan tersenyum ramah pada mereka.
Harlord dengan sigap melompat turun dari atas kudanya, kemudian memegangi kedua tangan Herlina yang masih duduk di atas pelana. "Aku bantu kamu turun, pelan-pelan saja." ucapnya dengan lembut.
Herlina mengangguk, wajahnya merona ketika ia melihat suaminya mengenakan kemeja dengan dua kancing terbuka, posisi Herlina yang lebih tinggi membuat dia bisa melihat bentukan dada bidang berotot suaminya yang di penuhi bulu-bulu halus itu.
Glek!
Rasa canggung mulai merayap dihati.
Harlord dengan hati-hati memegang pinggang Herlina dan membantunya turun perlahan. Tapi perasaan canggung yang baru saja mengganjal membuat Herlina jadi kehilangan keseimbangan dan kakinya tidak dapat menapak dengan benar saat menyentuh rerumputan.
"Kyaaa!!"
Bruukkk!!
Herlina terjatuh tepat di atas tubuh Harlord dengan posisi berbaring. Dalam kekalutan itu, jemari Herlina tak sengaja menyentuh dada bidang Harlord.
Sesaat kedua mata mereka pun saling bersitatap, waktu pun jadi seakan sedang berhenti, dan suasana di sekitar mereka menjadi sangat hening.
Herlina tersadar dan memekik kecil, segera bangkit. "A...a...maaf!" pekik Herlina terbata-bata, wajahnya memerah. Rasa malu meresap begitu dalam, membuatnya ingin menghindar suaminya secepat mungkin.
Harlord, sedikit terkejut akan kejadian yang tak terduga ini, dalam hati ingin sekali langsung mencium bibir istrinya itu, namun ia memilih tetap bersikap tenang.
"Yang penting kamu tidak terluka." ucap Harlord dengan suara rendah, ia bangun perlahan-lahan dan membersihkan bajunya dari rumput-rumput yang menempel.
"Te... Terimakasih," ucap Herlina pelan, seperti nada berbisik.
“Ini kejutan untukmu, semoga kamu suka,” ucap Harlord, menunjukan ke arah Padang rumput.
Herlina mengangguk dan tersenyum lebar. "Ini... Luar biasa! Aku belum pernah melihat ada banyak sekali kuda berkumpul seperti ini!"
"Semua kuda-kuda ini adalah hasil dari peternakan keluargaku. Kami memang sengaja melepaskan mereka di sini setiap beberapa minggu sekali supaya mereka bisa berlarian bebas. Semua kuda ini harus dilatih kelincahan dan kepekaan alam liar," ucap Harlord menjelaskan.
"Ya... Tidak ada yang lebih indah daripada melihat makhluk hidup yang hidup bebas seperti ini," ucap Herlina, tanpa sadar. Ia memandang Harlord dengan tatapan kagum.
Harlord tersenyum tipis, matanya juga tertuju pada kuda-kuda itu. “Aku senang kamu suka. Suatu saat, aku ingin kita berdua bisa berkuda bersama melintasi Padang rumput ini."
Mendengar kata-kata Harlord, jantung Herlina berdebar cepat, "A... Aku tidak berani! Aku terlalu takut naik kuda sendirian," ucapnya dengan nada panik.
"Ooh, jadi kamu lebih suka jika berduaan diatas kuda bersamaku, hemm..." serunya tersenyum usil.
"Bukan begitu! Aku takut tidak mahir dan malah jatuh dari atas kuda!" pekik Herlina dengan wajah kian merona.
Harlord tertawa kecil mendengar reaksi Herlina yang polos dan malu-malu. Senyum usilnya semakin lebar, tapi ada kehangatan yang terpancar di matanya. Ia tidak bermaksud membuat Herlina merasa canggung, tapi melihat wajah istrinya yang merona justru membuatnya jadi merasa gemas.
Tenang saja, aku akan pastikan kamu aman dan bisa lihai berkuda. Tidak akan terjadi apa-apa. Aku akan ajari kamu dengan hati-hati. Kuda-kuda ini sudah sangat terbiasa dengan orang baru."
Herlina menggigit bibir bawahnya, masih merasa canggung, tetapi ada rasa ingin mencoba. "Baiklah, akan kucoba," ujar Herlina akhirnya, meskipun suaranya masih terdengar ragu.
"Bagus," jawab Harlord penuh semangat. "Kalau begitu nanti malam kita bisa mulai pelajarannya," Harlord tersenyum penuh arti.
Senyum itu membuat Herlina jadi merinding, "Memangnya bisa belajar berkuda malam hari?" tanyakan tak mengerti apa yang suaminya maksud.
Sebelum menjawab, Harlord mencondongkan tubuhnya mendekat kepada sang istri. Lalu ia berbisik, "Tentu saja bisa, kamu bisa coba duduk diatasku dan menunggangi adik kecilku."
"Hahh!!" ucapan itu membuat Herlina terkejut, kedua matanya langsung melotot kearah Harlord.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**