Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18.
Mendengar Aleena memutuskan untuk tinggal di rumahnya, Alfred mengambil ponselnya dari dalam saku celana.
Ia mengambil jarak dari Aleena dan Robert, untuk menelepon pada seseorang.
"Ayo, berkemas, bawa saja pakaian yang perlu, sisanya bisa di ambil kapan saja!" sahut Alfred setelah ia selesai menelepon seseorang.
"Baik!" jawab Aleena.
Aleena mengemasi pakaiannya yang tidak seberapa, karena ia hanya memiliki pakaian sedikit saja.
Alfred membantu Aleena menarik koper pakaian Aleena. Kemudian Robert pun mengunci rumahnya dengan baik.
Mereka hanya membawa dua koper pakaian saja.
Saat Aleena dan Ayahnya akan melangkah ke halaman rumah, menuju pintu pagar, mendadak mereka menghentikan langkah mereka.
Aleena reflek berlindung ke balik punggung Alfred, dan Robert diam berdiri di tempatnya, dengan memasang sikap waspadanya.
"Lucy benar-benar keterlaluan, meminjam uang begitu banyak, di kemanakannya uang itu semuanya, dia sungguh berani sekali meminjam uang ke rentenir!" ujarnya dengan geram.
Aleena dan Robert, melihat empat mobil serba hitam terparkir di luar pintu pagar rumah mereka.
Dan, beberapa pria berpakaian formal serba hitam, berdiri di luar mobil dengan posisi berdiri tegak seperti pengawal.
"Apakah mereka Polisi?" tanya Aleena merasa takut, melihat beberapa pria tersebut dengan penuh waspada.
Alfred tersenyum mendengar apa yang di katakan Aleena, membuat ia ingin tertawa.
Alfred meraih tangan Aleena, lalu menggenggamnya dalam genggaman tangannya.
"Jangan takut, mereka datang untuk menjemput kita!" ujar Alfred.
"Hah!!" Aleena dan Robert terkejut.
"Kita bisa naik taksi saja, kenapa memanggil mobil begitu banyak? apa tidak mahal membayar sewa mobilnya?" Aleena merasa Alfred terlalu banyak menyewa mobil untuk menjemput mereka.
Alfred ingin tertawa mendengar apa yang dikatakan Aleena, ia kemudian berjalan sembari menggenggam tangan Aleena erat.
Seorang pria berpakaian formal, yang berdiri di samping mobil, dengan sigap membuka pintu mobil.
Begitu juga pintu mobil satu lagi, yang berada di belakang mobil tersebut.
"Silahkan, Nyonya!" sahut pria berpakaian formal, yang membuka pintu mobil.
Nyo.. Nyonya? bisik hati Aleena tidak percaya. Ia pun sontak menoleh ke arah Alfred, dengan tatapan bingung.
"Masuklah" ucap Alfred lembut, mempersilahkan Aleena untuk masuk terlebih dahulu.
Seorang pria lainnya meraih koper yang di pegang Alfred, dan membawanya ke bagasi mobil.
Dengan penuh rasa bingung, dan merasa tidak enak, karena mereka akan menghabiskan banyak uang, untuk membayar jasa mobil mewah tersebut, Aleena masuk ke dalam mobil.
Sementara itu, Robert di persilahkan pria berpakaian serba hitam lainnya, untuk naik pada mobil satunya lagi.
Dengan perasaan penuh tanda tanya, Robert masuk ke dalam mobil mewah itu, dan kopernya di bawa pria lainnya ke bagasi mobil.
Sementara itu, di mobil Alfred dan Aleena masuk, tangan Alfred menepuk-nepuk dengan lembut punggung tangan Aleena dalam genggaman tangannya.
Ia menenangkan perasaan tidak nyaman Aleena, karena Aleena pikir, ia terlalu boros menyewa mobil mewah, untuk menjemput mereka.
"Ini mobilku, dan beberapa pria itu, para pengawalku" bisik Alfred di telinga Aleena, "Maaf, aku tidak cerita padamu, kalau aku bukan Alfred yang dulu lagi"
Duduk Aleena spontan mundur, perasaan canggungnya mendadak kembali menguasai dirinya.
Ternyata Alfred bukan tipe pria suka pamer, dan cara Alfred menghajar para penagih hutang tadi, Aleena sempat berpikir, wajar bagi Alfred dapat menghajar pria itu, karena Alfred dulunya seorang berandalan.
Aleena jadi merasakan aura yang berbeda dari Alfred, tidak seperti saat pertama ia bertemu di kolam renang itu.
"Jangan menjauh, mendekatlah, Aleena" Alfred menarik Aleena supaya mendekat kembali padanya, "Aku tidak akan membiarkan kamu menjauh lagi padaku, kita telah menjadi suami istri, jangan takut padaku, aku mencintaimu sudah cukup lama sekali, Aleena"
Aleena merapat pada Alfred, dan Alfred merangkul pinggang Aleena, perasaannya sungguh bahagia, akhirnya ia dapat menyentuh Aleena.
Aroma Aleena terhirup hidungnya, terasa begitu menenangkan, sangat enak di hirup hidungnya.
Tubuh Aleena jadi tegang, karena ini baru pertama kali baginya, di perlakukan mesra oleh seorang pria.
Kata-kata 'jangan menjauh, sudah lama mencintaimu' membuat dada Aleena tiba-tiba berdesir, dan terasa berdebar.
Bersambung.....
legaaaa.....
mngkn abis ni,alan ga bkln bs mnikmti indhnya dnia lg....mnding kl end,kl cma d bkin ccat gmn???
eh tapi punya cabay, katanya pamali harus amit-amit /Chuckle/