Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 : Trauma
Ruang rawat inap di rumah sakit. Suasana tenang, tetapi ada ketegangan di udara saat Elvano mendekati tempat tidur Shereny. Elvano melihat Shereny terbaring, matanya menatap kosong ke arah jendela. Ia merasa lega melihat Shereny sudah sadar, tetapi juga khawatir dengan ekspresi wajahnya yang tampak bingung dan ketakutan. "Shereny, aku di sini. Ini aku, Elvano." Ucap Elvano dengan lembut. Shereny tiba-tiba menoleh, terkejut mendengar suara Elvano. Matanya melebar, dan ia terlihat ketakutan.
Shereny menggeser tubuhnya seperti menjauh dan meminta Elvano untuk menjauh dengan suara yang bergetar "Jangan! Jauhkan dirimu dariku!" Elvano kebingungan dan terkejut melihat sikap Shereny, "Shereny, tunggu! Aku bukan dia. Aku tidak akan menyakitimu.
Shereny mengingat ketika Reynold menyiksanya secara emosional dan fisik. Dalam keadaan lemah dan trauma, ia tidak bisa membedakan antara Elvano dan mantannya. Shereny menangis "Kau bukan dia? Tapi… aku tidak bisa…"
Elvano mencoba untuk mendekat perlahan, "Aku di sini untuk mendukungmu. Aku tidak akan melakukan apa pun yang menyakitkanmu. Tolong, percayalah padaku." Elvano berusaha untuk tidak mendekat terlalu cepat, memberi ruang bagi Shereny untuk merasa aman. Ia tahu bahwa membangun kembali kepercayaan akan memerlukan waktu. "Aku tahu ini sulit, tetapi aku di sini untukmu. Kita akan melewati ini bersama-sama." Elvano memeluk Shereny dan matanya berkaca-kaca. Tangannya dengan lembut mengusap rambut Shereny. Dengan sabar, Elvano berusaha menenangkan Shereny, berharap ia bisa membantu mengatasi ketakutan dan trauma yang masih membayangi.
...****************...
Alfaro tiba di day care dengan senyuman, siap menjemput Arga. Ia melihat anak-anak sedang bermain di halaman, dan segera mencari sosok Arga di antara mereka. Alfaro pun memanggil Arga "Arga! Ayo, waktunya pulang!"
Arga, yang sedang bermain dengan teman-temannya, mendengar suara Alfaro dan berlari menghampirinya dengan wajah ceria. Arga pun berlari ke ara Alfaro, "Paman Alfaro! Aku sudah siap pulang!"
Alfaro pun menggenggam tangan Arga dengan lembut "Bagus sekali! Bagaimana harimu di sini?" Alfaro menunjukkan gambarnya dengan semangat "Aku bermain mobil-mobilan dan menggambar! Lihat, ini gambarku!"
Alfaro tersenyum) "Wah, itu sangat bagus! Kamu sangat berbakat, Arga." Setelah berbincang sejenak, Alfaro dan Arga berjalan menuju mobil. Arga melompat-lompat dengan penuh energi, tampak senang bisa pulang.
"Kita akan pergi ke rumah dan menyiapkan makanan kesukaanmu. Apa kamu mau spaghetti?"
Sikap Arga dengan penuh semangat "Alfaro, aku mau bertemu Shereny! Kapan kita bisa ke rumah sakit?"
Alfaro menoleh ke belakang "Shereny sedang istirahat, Arga. Dia baru saja keluar dari situasi yang sulit, jadi kita harus memberinya waktu." Arga mengeluarkan ekspresi wajah bingung "Tapi aku rindu Shereny! Aku ingin melihatnya dan memberinya gambar yang aku buat."
"Aku mengerti, Arga. Shereny pasti juga merindukanmu. Mungkin kita bisa mengatur waktu untuk mengunjunginya setelah dia merasa lebih baik."
"Ya! Aku ingin memberinya gambar itu dan bilang kalau aku sayang padanya!" Timpal Arga dengan semangat. Dengan semangat, Arga mulai menggambar di kertas yang ia bawa, membayangkan momen bahagia saat bertemu Shereny. Alfaro merasa senang melihat semangat Arga dan bertekad untuk segera mengatur kunjungan ke rumah sakit.
...****************...
Shereny dan Reynold awalnya memiliki hubungan yang penuh kebahagiaan. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi impian, dan saling mendukung. Namun, seiring berjalannya waktu, Shereny mulai merasakan ada yang tidak beres dalam hubungan mereka.
Reynold mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-temannya dan sering kali mengabaikan Shereny. Dia menjadi lebih tertutup dan tidak lagi berbagi cerita tentang harinya. Shereny merasa ada jarak yang semakin lebar di antara mereka "Ada yang berubah. Kenapa dia tidak seperti dulu lagi?" Ujar Shereny dalam hatinya.
Suatu hari, saat Shereny sedang mencari barang di mobil Reynold, dia menemukan pesan-pesan yang mencurigakan di ponsel Reynold. Pesan-pesan itu berasal dari seorang wanita yang tidak dikenal, dan isi pesan tersebut menunjukkan bahwa Reynold sedang menjalin hubungan dengan orang lain.
"Tidak mungkin… ini tidak bisa terjadi." Shereny hancur.
Shereny tidak bisa menahan perasaannya dan memutuskan untuk mengkonfrontasi Reynold. Dia mengatur pertemuan di tempat yang biasa mereka kunjungi.
Di sebuah kafe dimana mereka sering mengunjungi tempat tersebut. Reynold hanya melipat tangannya dengan wajah kebingungan. Shereny menggenggam secangkir coklat panas dengan hati yang berkecamuk "Reynold, aku tahu tentang pesan-pesan itu. Apa yang terjadi antara kamu dan dia?"
Reynold bersikap defensif dan ia juga terkejut "Itu tidak seperti yang kamu pikirkan! Aku hanya berteman dengan dia sayang." Reynold menggenggam tangan Shereny untuk meyakinkan. Meskipun Reynold berusaha membela diri, Shereny merasa hatinya hancur. Dia tahu bahwa kepercayaan mereka telah rusak. Tetapi Shereny masih mencintai Reynold dan memberikan Reynold kesempatan untuk memperbaiki.
"Aku akan memberikanmu kesempatan. Mungkin aku juga bersalah karena tidak mengerti kamu." Ucap Shereny dengan perasaan menyesal. Reynold tersenyum tipis dan mencium tangan Shereny. Ia yakin bahwa Shereny akan selalu kembali padanya.
...****************...
Shereny menatap mata Elvano dengan penuh ketulusan. "Anda bilang, ada yang ingin anda bicarakan. Tentang apa, Tuan?" Elvano merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia mencoba untuk bersikap tenang, tetapi tangannya berkeringat dan suara hatinya berteriak meminta agar ia segera mengungkapkan kabar tersebut.
Shereny menatapnya dengan penuh perhatian, dan Elvano merasakan ketegangan di udara. Ia mengambil napas dalam-dalam dan melanjutkan, “Kita akan segera menjadi orang tua. Kamu hamil.”
Shereny terdiam sejenak, dan Elvano merasa seolah-olah waktu berhenti. Suaranya bergetar, mencerminkan campuran kebahagiaan dan ketakutan.
“Apakah kita siap untuk ini?” tanya Shereny, matanya mulai berkaca-kaca. Elvano merasakan beban di dadanya. “Aku tidak tahu, tetapi kita akan menghadapi ini bersama. Kita masih bisa memikirkan rencana dan bagaimana kita akan melakukannya.”
Elvano tidak pernah meninggalkan sisi Shereny sejak ia dibawa ke rumah sakit. Ia memegang tangan Shereny dengan lembut, memberikan ketenangan di tengah kepanikan. Setiap kali perawat atau dokter masuk untuk memeriksa, Elvano memperhatikan dengan seksama, seolah-olah ingin menyerap semua informasi demi kesehatan Shereny dan janin yang ada di dalam kandungannya.
Di sudut ruangan, aroma antiseptik menyelimuti udara. Mesin-mesin medis berdesir pelan, menciptakan irama yang menenangkan di antara suara langkah kaki para staf rumah sakit. Elvano memperhatikan setiap detak mesin yang menunjukkan kondisi Shereny. Ia merasakan beban di dadanya ketika melihat Shereny yang terlihat lemah, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang dan optimis.
Setiap kali Shereny membuka matanya, Elvano tersenyum dan membisikkan kata-kata penyemangat. Ia membawakan Shereny buah-buahan segar dan air hangat, berusaha membuatnya merasa nyaman. Elvano tahu bahwa meskipun Shereny sedang sakit, kehadirannya dan perhatian yang tulus sangat berarti baginya.
Ketika malam tiba, ruangan rumah sakit menjadi lebih sepi. Hanya terdengar suara napas Shereny yang teratur dan desiran mesin. Elvano duduk di kursi, menatap Shereny dengan penuh cinta. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak mudah, tetapi ia bertekad untuk mendampingi Shereny hingga semuanya pulih. Ia membayangkan masa depan mereka, bagaimana mereka akan menjadi orang tua dan menjalani kehidupan bahagia bersama.
Dengan lembut, Elvano mengelus rambut Shereny dan membisikkan harapan. Ia percaya bahwa cinta dan dukungan akan membantu mereka melewati masa sulit ini. Dalam keheningan malam, Elvano berdoa agar kesehatan Shereny segera pulih, dan agar mereka bisa segera menyambut buah hati mereka ke dunia dengan penuh cinta dan kebahagiaan.