NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Buang

Aku Yang Kau Buang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: aisy hilyah

Seira, 25 tahun, istri dari seorang saudagar beras harus menerima kenyataan pahit. Dikhianati suami disaat ia membawa kabar baik tentang kehamilannya. Zafran, sang suami berselingkuh dengan temannya yang ia beri pekerjaan sebagai sekretaris di gudang beras milik mereka.

Bagaimana Seira mampu menghadapi semua ujian itu? Akankah dia bertahan, ataukah memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Derita

"Maaf, keluarga pasien Seira?"

Bi Sari dan Mang Udin serentak berdiri mendengar deritan pintu yang disusul suara dokter.

"Kami, Dok. Gimana keadaan Non Sei? Apa beliau dan bayinya dan baik-baik aja?" sambar Bi Sari tanpa segan lagi.

Rasa cemas jelas tergambar di wajahnya yang hampir keriput, keringat yang membasahi menambah kilau pada wajah yang telah mengkilat karena minyak itu.

"Pasien belum sadarkan diri, tapi alhamdulilah sudah melewati masa kritis. Pasien dan bayinya selamat, jika ingin melihat maka jangan membuat kegaduhan. Biarkan pasien beristirahat," ujar sang dokter seraya pamit pada keduanya.

Bi Sari dan Mang Udin lekas memasuki ruang IGD, di mana Seira terbaring tanpa daya dan upaya. Dalam hati keduanya bersyukur bayi yang dikandung sang majikan selamat. Dia anak yang kuat.

Keduanya berdiri di samping ranjang pasien, menatap penuh iba pada wanita yang selalu menolong mereka terlepas dari segala masalah. Dia terpejam, terlihat damai dalam tidurnya. Padahal, ketika bangun badai tengah menanti.

"Kasian Non Sei, masih muda harusnya lagi bahagia-bahgianya sekarang apalagi udah ada janin di dalam perutnya," ujar Bi Sari sambil terisak.

Mang Udin hanya melirik sekilas, diam tak menanggapi. Harus apa? Dia tahu tentang perselingkuhan sang majikan, tapi selama ini bungkam tak berani membuka. Rasa sesal kian menumpuk menjejali hatinya. Ingin rasanya ia memutar waktu dan memperbaiki semua kesalahan dengan harapan semua ini bisa dicegah sebelum menyubur.

Namun, nasi telah menjadi bubur, semua asa pun harus ikut terkubur. Wanita yang ia hormati, kini terbaring tanpa daya di atas ranjang pesakitan.

"Tuan emang jahat, padahal Non Sei udah jadi istri yang baik selama ini, tapi tetap aja dia dibutakan oleh perempuan itu," ungkap Bi Sari lagi kian terisak pilu.

Setetes air mengalir dari pelupuk Seira tanpa mereka sadari, hanya dua orang itu saja yang saat ini peduli padanya. Tidak suaminya, apalagi mertuanya. Selama ini juga sang mertua tak pernah menyukainya, selain ia bukanlah gadis incarannya, Seira juga dari kalangan biasa-biasa saja.

Sentuhan hangat yang menyentuh kulit tangan Bi Sari, membuat wanita dengan sanggul acak-acakan itu lekas membuka kedua tangan yang menutupi wajahnya. Bukannya berhenti, ia justru menangis semakin kencang melihat senyum di wajah wanita tegar itu. Mang Udin tersentak, gegas menoleh dan terkejut melihat Seira terbangun.

"Bu! Ibu udah bangun?" pekik Mang Udin terlewat girang. Ia bahkan tak tahu harus apa saking senang hatinya.

Seira mengangguk lemah, senyum di bibir pucatnya masih mengembang, wanita itu terlihat tegar dan kuat seperti sebelumnya. Seira mengalihkan pandangan, melirik Bi Sari yang tersedu-sedu.

"Bi, udah, jangan nangis. Aku nggak apa-apa, kok. Cuma syok aja tadi," lirih Seira meski dengan nada yang lemah nyaris seperti bisikan.

Bi Sari tidak menyahut, ia berhambur memeluk majikan dengan tangis yang kian menguat. Selayaknya anak kecil yang merengek karena menyesal tidak mendengarkan peringatan sang Ibu.

"Maafin Bibi, Non. Maaf," ucap Bi Sari berulang-ulang dalam pelukan.

Seira tersenyum tipis, tangannya menepuk-nepuk punggung berguncang wanita paruh baya itu.

"Udah, Bi. Aku nggak apa-apa, kok. Udah, ya, jangan nangis. Nanti aku malah jadi ikutan nangis lagi," rayu Seira berbisik di telinganya.

"Gara-gara Bibi, Non jadi kayak gini. Seharusnya Bibi nggak nyerah buat kasih tahu Non tentang semuanya," ucap Bi Sari masih belum ingin beranjak.

Seira melirik Mang Udin yang bersikap serba salah. Wajah laki-laki itu pun tampak kusut tak bersemangat seperti biasanya.

"Nggak, Bi. Bibi udah kasih tahu aku selama ini, cuma aku-nya aja yang nggak percaya sama Bibi. Semua ini salah aku, mungkin aku emang belum bisa jadi istri yang baik buat Mas Zafran. Udah, ya, jangan salah-salahin diri sendiri," ungkap Seira dengan segala ketabahan hati yang ia miliki.

Bi Sari melepas pelukan, mengusap air mata, tapi masih saja turun dengan sendirinya.

"Biar saya telepon Tuan. Tuan harus tahu kondisi Ibu sekarang," ucap Mang Udin sambil mengeluarkan ponselnya dari saku.

"Jangan, Mang. Biarin aja, jangan ganggu Mas Zafran. Aku mau pulang aja," ucap Seira sembari mencoba untuk beranjak duduk.

Sayang, tenaga yang belum pulih membuat tubuhnya ambruk kembali. Bi Sari sigap membantu, dengan pelan dan hati-hati.

"Anda tidak diizinkan pulang dulu, Nyonya. Setidaknya sampai kondisi Anda benar-benar pulih," sambar dokter sembari melangkah mendekati ranjang Seira.

Wanita itu menatap, ada genangan air di sudut matanya yang sekuat tenaga ia tahan agar tidak tumpah.

"Sampai kapan?" Bertanya lesu.

"Mungkin sore nanti atau bahkan besok. Jika memaksakan, saya khawatir akan terjadi pendarahan lagi dan itu akan sangat fatal akibatnya," jawab sang dokter sembari meminta ruang kepada dua orang yang menunggunya.

Dokter yang sama yang sebelumnya memeriksakan kehamilan Seira. Serangkaian pemeriksaan pun dilakukan, kondisi tubuhnya masih sangat lemah. Apalagi kejiwaannya sangat rapuh dan mudah goyah.

Seira mengusap perutnya, membenarkan apa yang dikatakan dokter. Dia tidak sendiri lagi, ada janin di dalam rahimnya yang harus ia lindungi. Pandangannya tertunduk, menatap si jabang bayi yang belum terlihat.

"Jadi, sabar dulu, ya. Semua ini demi kebaikan Anda juga calon anak Anda," pinta dokter itu lagi seusai memeriksanya.

Seira terpaksa mengangguk, keinginan hati ingin kembali ke tempat tadi menemui suaminya ia urungkan demi mempertahankan bayi di dalam kandungannya.

Biarlah, saat malam nanti, aku akan tanyakan semuanya sama Mas Zafran. Semoga saja Mas Zafran mau berterusterang padaku.

Hatinya bergumam, dokter meninggalkan ruangan bersama suster yang membawa semua kebutuhan Seira. Bi Sari sigap duduk di kursi samping ranjang diikuti Mang Udin yang menarik kursi selanjutnya.

"Udah, Non makan dulu sekarang. Terus minum obat supaya cepat pulih," ucap Bi Sari sembari memangku piring nasi. Ia bersiap menyuapi makan Seira, yang meskipun enggan, tapi ia harus tetap memakannya.

Huwek!

"Non!" Bi Sari memekik spontan saja berdiri dari duduknya.

Seira hampir saja memuntahkan makanan itu, ia menekan perutnya dengan mata terpejam. Gejolak rasa mual, membuat lidahnya bertahan tidak mengunyah.

Ya Allah, kuatkan hamba. Jangan buat hamba lemah dan tampak seperti wanita menyedihkan. Kuatkan hamba, ya Allah.

Seira mengunyah perlahan makanan di mulutnya, ia mengangkat tangan meminta wanita paruh baya yang baik hati itu agar tidak terlalu cemas.

"Nggak apa-apa, Bi. Cuma mual aja," katanya. Perlahan, tapi pasti makanan itu pun dihabiskannya.

*****

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan dari rumah sakit, Seira diizinkan pulang pada sore harinya. Betapa ia bersemangat dan menganggap semua hanya angin lalu yang melintas di jalan takdirnya.

Asa menyelimuti hati, wajah tampan dan tegas milik Zafran menari-nari di depan mata. Menggoda dan merayu, supaya dimaafkan dan kembali akur seperti semula. Ia pun menyusun skenario, tentang sikap sang suami yang memohon maaf padanya.

Mobil berhenti di halaman, Seira menarik udara dalam-dalam sebelum akhirnya turun dengan segala harap ia gantungkan di langit.

Brak!

Brak!

Suara benda jatuh menyentaknya. Ia menunduk sebelum memandang ke hadapan.

1
May Keisya
mestinya udah pada lapang hatinya...udah bertahun2 yakin klo setiap perbuatan ada balesannya,pasrahkan semuanya sama Allah.
AYU TIME KARTIKA
akhirnya♥️♥️♥️
May Keisya
asa gmn ya ky angkuh gitu si sei...jgn gitu sei dia tetep bapaknya,klo ga ada dia Rayan jg ga ada... berprasangka baiklah, setiap mnsia punya salah...trauma mu terll lm,biasanya yg Deket dgn Allah sakitnya hnya sethn dua thn setelah itu Allah hdrkan kelapangan ht dan ketenangan ht,dan hdp lebih kuat dlm menghadapi hdp...semua ujian ada hikmahnya
Khusnul Khotimah
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
Lita jelas shock dung😀
AYU TIME KARTIKA
hukum tabur tuai 😀
AYU TIME KARTIKA
hayo pertandingan......
AYU TIME KARTIKA
semua merindukan masakanmu sei
Betty Susilorini
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
mang rasa tak pernah bohong ya fan .... 🤣🤣🤣
AYU TIME KARTIKA
sat set yuk😅😅😅
AYU TIME KARTIKA
rasain kamu Lita......😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
pacarnya mungkin yg nelpon😁😁😅
aksari
Lumayan
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
ooooooo gitu ya ceritanya....taruhan
AYU TIME KARTIKA
tuhhh kaaannn jadi keingetan sm sie terussds
AYU TIME KARTIKA
dulu kedatangan wanita bisa hamil saja bangga buuuu....sekarang..😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
cita cita kok jadi ratu.....ga ada kelessss😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!