Cherry Cute Edouard Matulessy nama yang begitu panjang, tapi tak sepanjang kisah asmaranya. Gadis 23 tahun dengan fisik sempurna, tapi lagi-lagi tak sesempurna kisah percintaannya.
Yang pada akhirnya memilih berlayar untuk melupakan nasib percintaannya atau malah menemukan cinta baru di dalam kapal pesiar.
Bagaimana cherry si gadis cantik menyempurnakan kisah cintanya???
Yang penasaran bisa mampir!!! 🥰🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riska nur agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Menjauh
BUG....
Pukulan sangat keras di layangkan tangan besar Ad, ia tak bisa tahan mendengar pelecehan verbal yang di tujukan pada Cherry.
"Wtf! " Julius marah yang tak Terima, sambil mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah karena bogeman tadi.
Hingga terjadi perkelahian antar keduanya, membuat gaduh pesta yang bahkan belum berlangsung.
Dari kejauhan, Cherry sempat kaget dengan tindakan Ad, tapi tak lama kembali biasa, memperhatikan perkelahian itu tanpa ada niat melerai atau sekedar menghampiri, ia tak ingin terlihat di antara masalah pria pria kaya yang merepotkan untuknya. Hingga pada akhirnya ia berfikir ulang untuk membatasi interaksi nya dengan Ad. Ya, Cherry sudah tau nama Ad yang begitu familiar sebelumnya, pria yang memiliki kedudukan paling tinggi di area ini maupun dunia, dan membatasi interaksi mereka adalah keputusan yang tepat.
Karena banyak konsekuensi yang akan Cherry terima kedepannya, jadi ia memilih untuk tak siap untuk hal itu.
Kembali pada perkelahian. Tak ada yang berani melerai, beberapa orang hanya menonton yang malah terdengar seru. Sejak awal perkelahian di dominasi oleh Ad, yang bisa di tebak endingnya. Julius lebih dulu terkapar dengan mulut dan hidungnya yang mengeluarkan darah.
Tak ada kata terucap di mulut Ad yang tadi sempat membabi buta menghantam rivalnya, hanya menatap pria dengan pakaian pelayan, memberi kode untuk membereskan kekacauan yang ia buat.
Tanpa peduli akan sekitar yang terus melihatnya, Ad berjalan ke arah Cherry sembari membenahi pakaiannya yang sedikit berantakan.
"Kau suka Dessert nya? " tanya Ad yang sudah di hadapan Cherry. Mata tajamnya tadi berubah lembut, dan suara dingin nya tadi berubah sangat hangat.
"Tangan mu berdarah! " ucap Cherry menatap ngeri satu tangan Ad yang di gunakan untuk memukul tadi.
"Ah, aku melupakan itu! " Ad dengan segera mengambil beberapa tissu untuk membersihkan darah yang bukan miliknya.
Cherry meringis pelan melihat luka lecet di punggung tangan Ad yang tadi tertutupi darah segar, ia jadi tak berani berbicara banyak atau seenaknya pada pria itu setelah melihat kebrutalannya tadi.
"Kau takut padaku? " tanya Ad sambil membersihkan darah yang masih tertinggal, ia peka akan perubahan sikap Cherry.
"Ya! " jujur Cherry.
Ad hanya bisa tersenyum kecil, dugaannya benar, ia terlalu gegabah mengambil sikap tadi, setidaknya bukan di depan gadis yang ia kejar saat ini, tatapan lembutnya ia berikan sepenuh hati pada gadis cantik di samping, seolah mengatakan tak ada yang perlu di takutkan tentangnya.
"Kau tau, aku tak akan bertindak tanpa alasan, perlu penegasan kalau dia tak bisa seenaknya bersikap padaku, orang lain juga akan semakin berhati hati memilih sikap didepan ku, yang kau lihat tadi hanya sebagian kecil dari ketegasan ku! tapi semua itu pengecualian untukmu", Terang Ad menatap Cherry yang sibuk memainkan Dessert di piringnya.
Cherry sangat tau maksud pria itu, Ad hanya menunjukkan kuasanya. Tapi semakin ia tau, semakin membuatnya ingin cepat menghindar.
"Aku bukan pria jahat! " Ad mencoba meyakinkan Cherry, ia tau gadis itu ingin cepat pergi dari hadapannya.
"Tapi kau pria berbahaya! " Skak Cherry, ada banyak hal berbahaya dan konsekuensi walau hanya berdiri di samping pria nomer satu itu.
"Aku pria berkompeten, setia, bisa kau andalkan, dan tentunya menjagamu dari apapun! " Ad masih berusaha.
Secara tak langsung mereka sedang membicarakan hubungan mereka kedepannya. Menjadi teman hingga lebih dari itu, atau menjadi sama sama asing.
"Itu terdengar omong kosong di telingaku. " cibir Cherry, terlibat dengan pria pria seperti Ad adalah bencana untuknya. " Kapan pesta ini berakhir? "
"Acaranya saja belum di mulai, sebaiknya kembali ke kursi kita! " ajak Ad dengan menggenggam satu tangan Cherry begitu erat, tak peduli akan beberapa penolakan.
Ia tak membiarkan Cherry pergi darinya malam ini, esok, dan seterusnya. Keraguan Cherry bukan halangan untuk terus mengejarnya, selama masih di otoritasnya, Ad akan terus mengejarnya sampai dapat.
.
.
.