Dibiarkan, tidak dihiraukan, dimakzulkan. Hal itulah yang terjadi dalam kehidupan Keira yang seharusnya Ratu di kerajaan Galespire.
Dan setelah menjalani setengah hidupnya di penjara bawah tanah. Keira akhirnya menghadapi maut di depan matanya. Tubuh dan pikirannya tak sanggup lagi menanggung kesedihan. Membuat tubuh renta dan lemahnya menyerah.
Sebelum menghembuskan napas terakhir, Keira berjanji. Kalau bisa menjalani kehidupannya sekali lagi, dia tidak akan pernah mengabdikan diri untuk siapapun lagi. Apalagi untuk suaminya, Raja yang sama sekali tidak pernah mempedulikan dan menyentuhnya. Yang selalu menyiksanya dengan kesepian dan pengkhianatan. Dia akan menjadi Ratu yang menikmati hidup.
Setelah meninggal, Keira membuka mata. Ternyata dia kembali ke saat malam pernikahannya. Dia mengubah air mata yang menetes menjadi senyum. Dan mulai merencanakan kehidupan bahagianya. Menjadi seorang Ratu yang disukai banyak pria. Sehingga dia tidak akan pernah kesepian lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Ratu, Anda tidak boleh melakukan ini" ucap Jane berusaha menghalangi niat Keira.
"Kenapa? Apa alasannya aku tidak boleh melakukannya?"
"Karena Anda adalah seorang Ratu"
Keira meletakkan kedua lengannya di pundak Jane yang sedang menghadang pintu.
"Hidup ini hanya sekali Jane. Tidak boleh memiliki keinginan tak terwujud atau kita akan menyesal karena telah menyia-nyiakan hidup" jelasnya lalu melempar Jane ke samping dan membuka pintu.
"Tunggu dulu Ratu!" teriak Jane.
Tapi wajah Keira yang bersemangat dan ceria berubah masam. Karena seseorang yang berdiri di lorong depan kamarnya.
"Selamat malam Raja" sapanya memberi hormat. Kenapa pria jahat ini ada di depan kamarnya? Apa mau pergi ke kamarnya? Tidak mungkin. Semua masalah dengan keempat terselesaikan dengan baik sebelum makan siang. Lalu ...
Oh, penguasa gila ini pasti ingin mengunjungi kamar wanita licik itu. Sungguh mengherankan, kamar mereka berada di sayap istana yang sama. Sebuah penataan yang disengaja agar membuat Keira menderita.
Tapi itu di kehidupan sebelumnya. Kini, dia tidak peduli apapun yang akan kedua orang jahat ini lakukan. Karena dia telah memiliki agenda tersendiri.
"Malam" balas pria jahat itu lalu seperti menunggu Keira melakukan sesuatu. Baiklah, kalau begitu dia pergi saja sekarang.
Dengan kekuatan penuh, Keira berlari ke arah luar istana. Dikejar oleh Jane setelah menyapa Raja.
Dari ayahnya, Keira mendengar Jenderal Malone mengirim bahan makanan berharga ke paviliun. Sebagai balasan permintaan ampun kepada Raja.
"Jenderal Malone!" panggil Keira pada pria kekar berbaju besi hitam yang berdiri di depan istana. Karena berlari, Keira tidak sadar ada perbedaan tinggi lantai. Tubuhnya melayang dan hampir jatuh.
"Ratu" balas pria yang kemudian menangkap tubuh Keira yang akan mencium tanah. Lalu mengangkatnya dengan mudah. Membuatnya berdiri dalam satu gerakan saja.
Sangat kuat, Keira tersipu karena membayangkan apa yang bisa Jenderal Malone lakukan padanya saat mereka bersama.
"Terima kasih. Hampir saja aku terjatuh"
"Perbedaan tinggi lantai ini memang menyusahkan. Saya akan memerintahkan seseorang untuk memperbaikinya besok"
"Kau akan melakukan itu untukku?" tanya Keira senang.
"Tentu saja Ratu"
"Senang sekali"
Meski Jenderal Malone di kehidupan yang lalu ikut membunuh keluarganya. Keira bisa memastikan kalau pria ini hanya melaksanakan perintah. Karena itu dia tidak merasa kesal berdekatan dengan Jenderal Malone. Apalagi kalau mereka bisa melakukan hal selain bicara saja.
Lalu Keira menyebutkan tentang masalah pemberian bahan makanan ke empat wilayah. Terutama wilayahnya. Dia berterima kasih karena seorang Jenderal besar mau melakukan hal receh seperti itu.
Meski Jenderal Malone mengatakan kalau hal itu adalah tugas dari Raja. Tetap saja Keira senang pemberian bahan makanan dilakukan dengan cepat. Hal itu akan mengobati rasa kesal pemimpin keempat wilayah yang harus memohon ampunan pada Raja pagi ini. Terutama jika seorang tangan kanan Raja yang melakukannya.
Disaat pembicaraan mereka bisa dibilang semakin lancar, tiba-tiba terdengar suara berdeham kasar. Keduanya menoleh dan melihat Raja menghampiri mereka.
Sial, kenapa pria jahat itu kemari? Bukannya pria itu mendatangi kamar wanita licik? Apa percintaan mereka berlangsung singkat?
"Selamat malam Yang Mulia Raja" sapa Jenderal Malone lalu berlutut memberi hormat. Sedangkan Keira hanya menunduk sedikit.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Raja.
"Yang mulia Ratu membicarakan masalah bahan makanan yang Anda kirim untuk keempat pemimpin wilayah"
Sungguh mengganggu. Harusnya pria jahat ini tidak datang. Kalau seperti ini, kapan dia bisa mendapatkan hati Jenderal Malone. Dan mengharap hubungan mereka melangkah ke tahap selanjutnya?
"Terima kasih atas kebaikan hati Yang Mulia Raja" ujar Keira dengan nada datar. Terlihat sekali dia berkata seperti itu hanya untuk sekedar basa-basi.
"Keputusan itu aku ambil melihat kesediaan pemimpin wilayah memohon ampun"
Sungguh Raja yang arogan, pikir Keira.
"Saya akan meninggalkan Anda berdua. Selamat malam Yang Mulia Raja dan Ratu"
Jenderal Malone berjalan pergi, tentu saja hal itu membuat Keira kecewa. Dia ingin mengikuti langkah Malone tapi pria jahat itu menghalanginya.
"Kemana kau pergi?" tanya pria itu.
"Saya? Ini sudah terlalu malam Yang Mulia Raja. Tentu saja saya akan beristirahat" jawabnya lalu meninggalkan pria jahat itu. Disambut oleh wajah Jane yang mengajukan protes. Seakan menginginkan Keira tetap ada disana bersama pria jahat itu. Tapi Keira memiliki tujuan lain. Dia berusaha mengejar langkah Jenderal Malone. Tapi terlambat.
"Ratu, seharusnya Anda menemani Raja" ucap Jane sesuai dengan perkiraan Keira.
"Untuk apa?"
"Ratu, dia Yang Mulia Raja"
"Raja sudah memiliki wanita yang dicintainya. Aku tidak lagi peduli pada pria itu. Kemana Jenderal Malone pergi?"
Terpaksa Keira membatalkan niat dan kembali ke kamarnya. Dia merasa sangat kecewa karena tidak bisa berbincang lebih lama dengan Jenderal Malone.
Keesokan harinya, kesempatan itu kembali hilang. Karena dia harus menemani dua merpati yang saling mencintai menyambut utusan dari kerajaan lain. Sungguh acara yang membosankan. Berpura-pura menjadi Ratu yang sempurna hanya untuk menutupi kenyataan bahwa dia tidak memiliki tempat di kerajaan ini.
Dan Jenderal Malone yang selalu ada di sebelah Raja tidak terlihat. Membuat suasana hatinya semakin buruk.
Keira mengingat acara ini dalam kepalanya. Sebagai Ratu, dia ingin berada di sisi Raja. Tapi pria jahat itu tidak pernah mau mendengarnya. Terus saja memperlakukan wanita licik itu sebagai yang paling istimewa di depan semua orang. Membuatnya tersisih di belakang seperti pelayan.
Dan saat dia memberanikan diri untuk mengoreksi perilaku Raja. Sebuah tamparan keras mampir di pipinya. Begitu keras sekali tamparan itu. Sampai membuat wajahnya tidak simetris selama satu Minggu penuh.
"Ratu, Anda tampak bosan!" kata salah satu utusan kerajaan tetangga yang menghampiri Keira di kursinya.
Keira mengenal pria itu. Di kehidupan yang lalu, pria itu pernah datang ke penjara. Menawarkan untuk membebaskan Keira, dengan syarat dia harus menjadi pemuas nafsu pria itu. Tentu saja Keira menolak.
Dan untuk kehidupan yang sekarang, dia juga akan menolak.
"Saya sangat menikmati pertemuan dengan utusan kerajaan tetangga. Semuanya memberikan saya pengetahuan baru" jawab Keira lalu mencoba menjauh. Tapi utusan itu mengikutinya.
"Kehadiran Anda sepertinya digantikan oleh selir Raja. Anda pasti sangat kesepian. Apakah Anda membutuhkan bantuan saya untuk ... "
"Tuan Utusan. Anda sangat baik sekali menawarkan bantuan pada saya. Tapi seperti yang Anda lihat. Di aula kerajaan ini terdapat banyak sekali orang. Saya tidak akan pernah kesepian. Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya. Silahkan menikmati pesta yang meriah ini Tuan Utusan"
Sepertinya jawaban yang diberikan Keira cukup sopan. Menyebabkan utusan itu tidak mengejarnya lagi. Keira bisa bernapas lega dan mencari orang lain yang belum disapanya.
Sayang sekali diantara semua utusan tidak ada pria tampan yang masih sendiri. Semuanya memiliki pendamping. Baik itu Ratu atau selir mereka. Sungguh mengecewakan saat dia bermaksud mencari pria lain untuk memuaskan dirinya.