Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin bicara
Jambi, 5 Desember 2024
Pagi-pagi sekali Hades sudah siap pergi menemui Olin di toko cake wanita itu. Dirinya memutuskan untuk tidak masuk kantor hari ini dan memerintahkan Joanne yang meng-handle semua pekerjaan nya untuk satu hari itu.
Hades sengaja menunggu Olin di tempat yang sedikit tersembunyi karena dirinya tidak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang.
Hampir satu jam menunggu, mobil wanitanya datang dan berhenti di parkiran umum. Tanpa mau menunggu lama, Hades berjalan menuju Olin yang baru saja membuka pintu mobil.
"Pindah sana, Baby! Ada yang ingin aku katakan padamu dan kita ke penthouse sekarang!" pinta Hades tiba-tiba datang menahan pintu mobil Olin.
"Astaga, kamu ngagetin aku aja!" sungut Olin dengan memegangi dadanya yang benar-benar kaget.
Cup
"Aku minta maaf sudah membuatmu kaget, hehehehe!" kekeh pria itu setelah memberikan kecupan singkat di bibir pink Olin.
Dengan santainya pria Bule itu menggeser Olin ke samping dan dirinya yang duduk di bangku kemudi mobil Olin. Setelah memasang seatbelt nya, Hades menghidupkan mesin mobil dan keluar lagi dari parkiran tersebut.
"Aku sangat merindukanmu, Baby!" ucap Hades sambil meraih tangan Olin dengan tangan kirinya yang kosong dan membawa tangan itu ke depan mulutnya.
Kecupan demi kecupan pria itu berikan ditangan tersebut dengan mata tetap fokus ke depan. Bukannya risih, Olin membiarkan saja perilaku Hades yang selalu melalukan sentuhan sebagai bahasa cintanya pada Olin.
"Aku jadi penasaran apa yang mau kamu omongin sama aku," ucap Olin dengan menatap dalam pria Bule yang masih asyik menciumi tangannya itu.
"Kau akan tahu saat sudah di penthouse nanti, Baby!" sahut Hades santai.
Olin hanya mengangguk dan mobilnya pun sudah memasuki kawasan penthouse milik Hades. Dengan tersenyum lebar, Hades keluar dari mobil dan berlari ke pintu sebelah untuk membukakan pintu Olin. Olin tersenyum bahagia saat keluar dari dalam mobil melihat perlakuan kecil Hades yang dulu tidak pernah dilakukan Kenji karena Olin yang memang tidak suka mengemis minta dibukakan pintu.
Hades melemparkan kunci mobil Olin pada petugas valet yang sudah menunggu mereka dan keduanya berjalan memasuki lobby gedung tersebut dengan Hades merangkul pinggang Olin.
Begitu memasuki lift, Hades langsung menyerang Olin dengan ciuman yang lembut guna melampiaskan semua perasaannya. Olin yang terkejut menjadi gelagapan diserang tiba-tiba tanpa aba-aba. Namun itu hanya bertahan sebentar karena Olin langsung membalas serangan Hades dan mengalungkan kedua tangannya di leher pria Bule itu.
"Aku sangat merindukanmu, Baby! Sangat-sangat merindukanmu," bisik Hades di telinga Olin dan dengan sengaja menjilat cuping telinga Olin hingga empunya telinga terkikik kegelian.
Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi sangat panas dan menuntut. Keduanya saling membalas seakan-akan berlomba siapa yang paling hebat tanpa sadar jika mereka masih di dalam lift yang sewaktu-waktu orang bisa masuk dan memergoki keduanya.
"Aaaahhh," suara laknat itu akhirnya tidak bisa Olin pertahanan saat bibir Hades menghisap kuat kulit lehernya hingga menimbulkan bekas merah keunguan.
Olin menjambak rambut Hades saat pria itu mengeksplor lehernya seperti es krim dengan brutal dan mengangkat tubuh Olin sehingga Olin berpegangan di leher Hades dengan kedua kakinya memeluk pinggang pria itu.
"Kau membuatku gila, Baby," ucap Hades lagi melepaskan leher Olin dan kembali meraup bibir Olin dengan membabi buta.
Ting!
Dengan posisi masih menggendong Olin seperti koala, Hades tidak melepaskan tautan bibir mereka dan berjalan menuju pintu penthouse.
"Buka pintunya dulu, Baby," pinta Hades dengan melepaskan ciuman panas mereka dan mengusap lembut sisa saliva nya yang ada dibibir Olin dengan jempol.
Ada rasa tidak rela di hati Olin saat ciuman mereka terlepas. Ia pun mau tidak mau mendekatkan wajahnya terutama mata di pemindai retina untuk membuka pintu.
"Akses diterima, silakan masuk!"
Olin mengeratkan pelukannya di leher Hades dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pria itu sehingga napas hangatnya membuat kepala Hades berdenyut.
"Duh, gue benar-benar gak tahu malu banget! Bisa-bisanya tadi gue gak rela Hades menghentikan ciuman tadi? Apa ini efek terlalu lama menjanda dan tubuh gue begitu merindukan sentuhan pria?" batin Olin sedikit gelisah dengan keinginan yang tidak masuk akal itu.
Wanita itu tidak sadar jika Hades membawanya ke dalam kamar utama dan baru sadar saat Hades menendang pintu sedikit kencang dengan kakinya.
"Loh, kenapa kita ke sini? Katanya tadi ada yang mau dibicarakan?" tanya Olin dengan jantung berdebar.
"Kita memang akan bicara, tetapi aku ingin bicara sambil cuddle dengan mu, Baby," jawab Hades sambil mencium pipi Olin.
Pipi Olin langsung bersemu merah mendengar jawaban Hades sehingga ia memalingkan mukanya. Hades terkekeh melihat reaksi wanitanya yang tampak malu dan itu membuat Bule duda itu semakin geram menahan diri.
Hades dengan lembut menaruh Olin diatas kasur empuk miliknya. Begitu Olin sudah duduk, Hades pun melepaskan sepatu Olin dari kakinya yang mana membuat Olin semakin speechless dengan perlakuan lembut pria itu.
Ia lalu mengatur posisi bantal dan menepuk sisi kasur yang di dekat bantal agar Olin mundur ke belakang karena Olin masih duduk dipinggir kasur. Olin beringsut mundur dan duduk di tempat yang ditata Hades tadi.
Matanya melotot kaget saat melihat Hades dengan santainya membuka kemeja yang membungkus tubuhnya sehingga terpampang tubuh atletis dengan delapan kotak roti diperutnya. Dadanya yang bidang, otot-otot di kedua lengannya dan tak ketinggalan tato yang menghiasi tubuh sempurna itu dengan gambar kepala harimau.
"Oh my god! Mimpi apa gue semalam sampai mendapatkan ketiban rezeki melihat roti sobek secara live gini? Ya Tuhan, rasanya pengen gue gigit tuh perut seksi saking geramnya," batin Olin menjerit-jerit.
"Tunggu sebentar, Baby! Aku akan mengambil sesuatu dulu diluar," ucap Hades dengan berjalan keluar tanpa sadar kelakuannya itu membuat Olin meneteskan air liur.
"Dasar Duda Bule ngeselin! Bisa-bisanya tuh orang bikin gue baper dan ngiler gini! Duh, jangan sampai gue khilaf menerkam tuh Bule saking menggiurkannya tuh badan," decak Olin sekuat tenaga menahan sisi liar yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun termasuk pada mendiang Kenji.
Lima menit kemudian Hades kembali membawa sebuah map ditangannya dan berjalan menuju tempat tidur. Ia langsung mengambil tempat disisi kosong samping Olin dan menyerahkan map tersebut pada wanita itu.
"Apa ini?" tanya Olin dengan menaikan sebelah alisnya.
"Baca saja, Baby!" jawab Hades sambil membenarkan posisinya agar nyaman.
Olin membuka map tersebut dan membaca dengan detail isi map tersebut. Matanya terbelalak dan melihat Hades dengan tatapan mata yang penuh tanda tanya. Mulutnya terbuka tertutup saat kembali membaca isi map sampai selesai.
"I-ini, apa maksudnya?" tanya Olin guna meyakinkan dugaan yang tiba-tiba timbul di benaknya.
Bersambung...