Belva Arlettra Frison seorang wanita muda yang sukses,karir cemerlang bergelimang harta, itu lah yang semua orang tau tanpa tau dia adalah orang yang kejam, tidak suka basa basi,tingkat kepercayaan yang tinggi,keras kepala, kesabaran setipis tisu. Namun harus meninggal dengan cara sangat mengerikan. Mati karena di pegal karena tidak memberikan informasi yang Belva sendiri yang tau.
Tapi...
Tiba-tiba saat membuka mata dia di tempat asing dengan segala keanehan dirinya, apalagi dirinya kaget mengetahui bahwa dia menempati tubuh seorang wanita yang sudah menikah,yang lebih kaget lagi siapa suaminya coba?..dia,dia seorang mafia,bukan takut bellva yang menempati wanita yang hampir sama dengan namanya itu merasa tertantang untuk membuka fakta-fakta yang ternyata di sembunyikan oleh pemilik tubuh yang ia tempati.
" kenapa makin ke sini, semakin banyak hal hal yang mengejutkan?." Belva.
" setelah apa yang terjadi kau ingin berlari?.." dingin Kenzo. " kau milikku " posesifnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Ingatan Yang Bertabrakan
Bug!
" huaaa! Sakitt...hiks."
Belva ingin bangkit dari tempat duduknya tapi melihat dua orang wanita dan pria itu berlari ke arah bocah kecil itu dengan wajah khawatir membuat Belva mengurungkan niatnya.
" kamu gak papa sayang!.." ibu Sang anak khawatir.
" Sakit buk!.."
" Anak ayah gak boleh nangis, walaupun kamu perempuan kamu harus jadi kuat jangan sedikit sedikit nangis. itu akan membuat Cece jadi jelek.." ayah bocah kecil itu menggendong anaknya.
" Cece gk jelek!.." cemberut nya.
" iya iya Cece cantik, yuk pulang ini sudah mau malam. "
" Besok ke sini lagi ya ayah , ibuk "
" iya!.. tapi Cece gak boleh nangis oke?.." Sang ibu mengusap air mata Sang anak.
" oke ibuk!.." semangat nya dengan wajah menggemaskan.
" hahaha..."
Sampai kepergian Belva tetap memandang mereka. Hatinya tiba tiba merasa rindu saat melihat pemandangan di depannya.
" elva cantik banget sih, anak siapa ini hem,"
" anak Daddy dong!.."
" No! Elva anak mommy dan Daddy dong."
" haha, kamu emang anak mommy dan Daddy, besok kalau besar Elva harus jadi orang yang baik Oky?.."
" No!.."
Wajah kedua orang berbeda gender itu tercengang mendengar penuturannya Sang anak.
" elva akan jadi kuat dan Elva akan jadi orang baik kalau mereka baik, tapi kalau mereka Jahat Elva akan lebih jahat. " ucap Elva dengan serius tapi wajahnya terkesan sangat imut.
" oke Elva harus kuat untuk melindungi mommy dan Daddy, jadi Elva gak boleh nangis Oky."
" siap bos!"
" hahaha..."
" mama papa Belva mau naik itu!.." seorang gadis kecil Berlari kencang dengan menunjuk ke arah bianglala yang sangat tinggi baginya.
" bahaya sayang!.. main kuda kuda aja ya. "
" Gak mau!..ayo naik bersama."
Melihat betapa semangatnya anak mereka membuat mereka tidak tega untuk mencegahnya.
" Ayuk putri papa kita naik!.." sambil menggendong putri kecilnya yang kegirangan.
" hore hore!.."
settt!
Dua ingatan langsung bertabrakan di ingatan Belva membuat Belva hampir terjatuh dari dari ayunan, apa bila tidak Ada yang menahannya.
Saat rasa sakitnya menghilang dia baru sadar dia sedang berada di pelukan seseorang, seketika dia mendongak dan matanya langsung tertuju pada sepasang mata gelap yang seakan tiada dasar.
" kau..."
" Sudah puas membuat masalah?..hm" suara berat itu tepat dekat telinga nya membuat Belva meremang dan seakan ingin menggaruk.
Tangannya mendorong Kenzo. Pria yang hanya satu kali iya lihat saat dia terbangun, setelah itu hari harinya di rumah sakit dia seolah hilang di telan bumi. Tanpa Belva ketahuan Kenzo datang setiap malam di ruangannya.
" Apa sih!.. masalah apa coba?.." raut wajah tidak mengerti atau lebih tepatnya pura pura tidak tau.
Kenzo tidak beraksi apapun.
" Pulang!.."
" Gak mau!.."
" Jangan keras kepala, kau masih belum pulih." Kenzo menatap tajam Belva. Lagi lagi wanita ini tidak pernah menuruti perintahnya.
" Emang apa peduli mu?..harusnya kau tinggalkan aku saja di hutan sana, bukannya kau senang saat mendengarkan kematian ku?.." Wajah Kenzo semakin dingin dan semakin remeh pula tatapan Belva.
" Agar mati lintah mu ini." bisik Belva di telinga Kenzo.
" Jangan memancing kesabaran ku Belva Arlitra miller. " Saat penekanan pada kata di nama Belva berarti jangan pernah memancing emosi Kenzo yang kapan saja bisa meledak.
Belva mendatarkan wajahnya. Duduk kembali di ayunan tadi. " oke!.."
Pulang!.."
" lima menit lagi!.., di taman ini kalau malam cukup cantik. "