NovelToon NovelToon
Me And The Rich Man

Me And The Rich Man

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Patahhati / Lari Saat Hamil
Popularitas:75.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!

Ia hidup menyedihkan dalam kemiskinan bersama sepasang anak kembarnya, padahal ayah dari anak-anaknya adalah orang terkaya di kotanya.

Semua bermula dari suatu malam yang nahas. Bermaksud menolong seorang pria dari sebuah penjebakan, Hanna justru menjadi korban pelampiasan hingga membuahkan benih kehidupan baru dalam rahimnya.

Fitnah dan ancaman dari ibu dan kakak tirinya membuat Hanna memutuskan untuk pergi tanpa mengungkap keadaan dirinya yang tengah berbadan dua dan menyembunyikan fakta tentang anak kembarnya.

"Kenapa kau sembunyikan mereka dariku selama ini?" ~ Evan

"Kau tidak akan menginginkan seorang anak dari wanita murahan sepertiku, karena itulah aku menyembunyikan mereka." ~ Hanna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Amasya, Turki. Tujuh tahun kemudian ... 

Di sebuah rumah sederhana ... 

Suara pintu yang diketuk keras membuat Hanna terlonjak. Ia yang sedang menyuapi makan seorang gadis kecil seketika menoleh. Samar-samar Hanna dapat mendengar suara seorang wanita yang sedang mengomel dari balik pintu. 

“Buka pintunya!” 

Mendengar teriakan itu, Hanna pun meletakkan piring ke meja. Ia sudah bisa menebak apa yang terjadi di depan. Lagi-lagi tetangga menyebalkan yang sangat senang mengusik kehidupannya. 

“Mau apa lagi si penyihir tua jelek itu ke mari?” Hanna bergumam kesal seraya bangkit dari duduknya. “Star ... sebentar ya, Sayang ...” 

“Jangan dibuka pintunya, Mommy! Itu pasti tante galak yang suka marah-marah,” ucap anak perempuan itu polos.

“Tidak apa-apa, Sayang. Akan mommy siram dia dengan air kalau berani marah-marah lagi.” Gadis kecil yang duduk di kursi itu hanya mengangguk. Sorot matanya mengikuti kemana pun Hanna melangkah. 

Hanna pun membuka pintu. Tampak seorang wanita gendut berambut keriting berdiri di ambang pintu dengan gurat kemarahan di wajahnya. Pandangan Hanna melirik tangan wanita itu—yang tengah mencengkram kuat leher baju seorang anak laki-laki. 

“Apa yang kau lakukan, lepaskan dia!” Hanna menarik paksa anak laki-laki itu hingga membentur tubuhnya. Ia tarik ke belakang punggungnya sebagai bentuk perlindungan. 

Meskipun wanita galak itu ingin meraihnya, namun Hanna tak memberi celah sedikit pun. Matanya berkilat marah. Urat-urat di wajah dan lehernya bahkan terlihat menonjol. “Hey kau, Hanna Cabrera ... Wanita sialan yang tidak jelas asal-usulnya! Cobalah untuk mendidik anakmu itu. Lihat apa yang dia lakukan di tokoku. Pasti kau yang menyuruhnya mencuri kan? Dasar wanita miskin!” 

Hanna menarik napas dalam, sebisa mungkin mencoba untuk tidak terpancing.

“Apa yang dia curi dari tokomu, Nyonya Ursula?” 

“Kau lihat saja di tangannya ada apa?” 

Tangan Hanna mengulur dan menarik lengan anak laki-laki itu hingga keluar dari persembunyian. Dengan polosnya, ia menyembunyikan kedua tangan di belakang punggung, kepalanya menunduk dan tak berani lagi mendongak menatap Hanna. 

“Sky ... Perlihatkan tanganmu!” perintah Hanna. Tetapi bocah berusia enam tahun itu memilih diam dan terus menunduk. “Aku akan menghitung sampai tiga." Hanna menarik napas dalam-dalam. "Satu ... Dua ...” 

Belum selesai Hanna menghitung, Sky sudah mengulurkan tangan. Ada dua potong roti di genggamannya. Hanna pun menghembuskan napas panjang, demi mengurai rasa marah bercampur malu. 

Geram, wanita bernama Nyonya Ursula itu lantas merebut dua potong roti yang masih terbungkus plastik dengan kasar, membuat tubuh Sky terlonjak karena takut dan terkejut. Jangan lupakan tatapannya yang sangat mengintimidasi.

 “Kau lihat sendiri, dia mencuri roti di tokoku. Kalau tidak punya uang, jangan minta anakmu mencuri.” 

“Dia masih anak-anak dan belum tahu apa yang dia lakukan. Memangnya berapa harga roti itu?” 

Sambil memutar bola matanya malas, wanita itu mendengkus dengan kesal. “Giliran kedapatan mencuri, kau baru mau bayar. Memalukan sekali. Harganya masing-masing 15 Lira. Jadi semuanya 30 Lira.” 

“Apa? Kenapa semahal itu?” pekik Hanna dengan alis berkerut. 

“Kenapa? Kau tidak mampu bayar?” balas Wanita itu menantang. 

Hanna menatap dengan sorot mata tajam. Tanpa sepatah kata pun masuk ke dalam dan mengambil dompet. 

“Ambil ini!” ujarnya menyerahkan beberapa lembar uang kertas. 

Nyonya Ursula menyambar dengan cepat, membalas tatapan tajam Hanna dengan cara yang sama.

“Dengar baik-baik, kalau kau tertangkap mencuri lagi di tokoku, maka aku akan melaporkanmu ke polisi!” ancamnya seraya menunjuk Sky. Ia lantas melangkah pergi. 

“Tunggu!” panggil Hanna membuat langkah wanita itu terhenti. 

“Ada apa lagi?” 

Hanna melangkah mendekat dan merebut dua potong roti dari tangan Nyonya Ursula. “Berikan rotinya padaku. Bukankah aku sudah membayarnya? Enak saja kau, dasar penyihir tua!”

“Ambil saja! Dasar wanita tidak tahu malu! Aku heran, bagaimana kau mendidik anakmu itu! Dasar pencuri!”

Hanna lalu masuk ke dalam rumah, meletakkan dua potong roti ke atas meja dan keluar lagi setelahnya. Nyonya Ursula baru saja akan melangkah pergi.

“Nyonya Ursula, ini ketinggalan!” teriak Hanna membuat wanita itu menoleh seketika. 

Byuurrr! 

Rahang Nyonya Ursula terbuka lebar, begitu pun dengan kedua bola matanya. Kemarahan terasa menembus ubun-ubun. Dengan kurang ajarnya, Hanna baru saja menyiramnya dengan air bekas cucian piring. 

Ia mengibaskan tubuhnya hingga percikan air terlihat di sana. Rasa dingin dari air bahkan tak sanggup memadamkan api kemarahannya.

“Hanna Cabrera! Kau benar-benar wanita sialan, Kau tahu ... Kau dan anak-anakmu itu sama saja. Sama-sama tidak jelas asal-usulnya. Bahkan ayah dari anakmu saja tidak jelas,” makinya berapi-api seraya menunjuk-nunjuk ke pintu rumah hingga dadanya naik turun karena tersengal. "Kau wanita murahan dan--"

Byuurrr! 

“HANNA CABRERA!” 

_

1
anita
gk usah d rayu pmilik kkc udah tergila2 sm wanita yg kau sebut gila itu bude
anita
q bc lagi
anita
wkwkwk,hannaaaaa....BYUUUUR
Santi
Luar biasa
Nur Jannah
ngakak abis😂😂😂
Nur Jannah
luar biasa
Nur Jannah
Kecewa
Novi Hendra Wati
ending evan dan hanna mana thorr
✨💕Deelezia Ledianz💕✨
Luar biasa
Siti Aminah
nangis njirrr😭😭😭😭
Sulis Tyawati
hahahahahaha,,,, kamu bsa berkata begitu karena blm pernah merasakan nikmatnya buah tanpa pohon. dan kaktus di padang pasir osman🤣🤣🤣😀😀
Sulis Tyawati
evan emg g setegas zian,,
kalo zian dah hbs tu ayael
Sulis Tyawati
evan juga kasih peluang, sok perhatian sama ank nya aysel tr malah jd salah faham sama hanna
Sulis Tyawati
aysel bosnya Hanna kan, pas dia jahit baju
Sulis Tyawati
aq sdh berfikir ayael akan menjebak evan, sukurlah evan cerdas....
Sulis Tyawati
nasibmu osman,,,, 😀🤣
Sulis Tyawati
matilah kau evan,,,, Hanna alergi dekat2 dg mu, 😁😄
Sulis Tyawati
huaaaa... hahahahahahaha jd ketahuan dech rencana mlm hari
Sulis Tyawati
astagaaaa emg keluarga koplak,, 🤣🤣🤣🤣
Sulis Tyawati
sky tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!