NovelToon NovelToon
Marriage Is Scary

Marriage Is Scary

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma Syndrome

Marriage Is Scary...

Bayangkan menikah dengan pria yang sempurna di mata orang lain, terlihat begitu penyayang dan peduli. Tapi di balik senyum hangat dan kata-kata manisnya, tersimpan rahasia kelam yang perlahan-lahan mengikis kebahagiaan pernikahan. Manipulasi, pengkhianatan, kebohongan dan masa lalu yang gelap menghancurkan pernikahan dalam sekejap mata.
____
"Oh, jadi ini camilan suami orang!" ujar Lily dengan tatapan merendahkan. Kesuksesan adalah balas dendam yang Lily janjikan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Syndrome, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Truth or Dare

Saat perut Agatha mulai terasa perih, dia merintih sambil memegangi dadanya. Sensasi panas dan nyeri menjalar dari ulu hati ke kerongkongannya, membuatnya sulit bernapas dengan nyaman. Ini bukan kali pertama asam lambungnya kumat, namun kali ini terasa lebih parah.

Agatha hendak menelpon Lily, tapi dia ingat jika sahabatnya itu sedang mengandung dan tidak pantas jika malam-malam meminta bantuannya. Namun, dia sendiri tidak kuat untuk pergi ke rumah sakit.

Agatha berusaha berpikir, mencari-cari nama yang bisa dimintai tolong. Akhirnya dengan tangan gemetar, dia memutuskan menelepon Lucas.

Tak lama setelah teleponnya, Lucas muncul di depan pintu apartemennya. Dia mengetuk pintu perlahan sebelum masuk, membawa sekantong obat untuk meredakan nyeri asam lambung.

Begitu masuk, dia mengamati apartemen Agatha. Ruangan itu didominasi nuansa merah muda yang lembut, dihiasi tanaman hias kecil di sudut-sudut ruangan yang memberikan kesan segar dan feminin.

Penataan ruangan terlihat rapi, namun di atas meja, tampak beberapa piring, gelas, dan sendok yang belum sempat dicuci.

Setelah membukakan pintu, Agatha kembali terbaring lemah di sofa. Televisi tampak menyala, memancarkan cahaya biru yang lembut ke seluruh ruangan. Lucas segera berjalan ke arahnya dan memberikan obat.

“Minum ini dulu,” ujarnya, suaranya lembut namun tegas.

Agatha mengangkat tubuhnya perlahan dan mengambil obat itu, lalu menelannya dengan sedikit air. “Makasih banyak, Lucas. Maaf aku selalu ngerepotin kamu,” bisiknya lemah.

Lucas hanya bergumam, lalu duduk bersebrangan dengan Agatha.

“Agatha, aku kan udah ngingetin, jangan makan sembarangan. Kamu harus jaga kesehatan.”

Agatha mengangguk pelan, merasa malu karena kecerobohannya.

“Maaf, kadang kalo liat makanan suka nggak inget kesehatan,” ucapnya sambil tersenyum tipis.

“Kalo ada apa-apa jangan sungkan hubungi aku, ya,” ucap Lucas.

Sebelum Agatha sempat berkomentar, Lucas berdiri, memperhatikan piring dan gelas kotor yang ada di meja. “Biar aku bersihkan,” katanya, tanpa menunggu persetujuan. Sebelum membereskan piring kotor, Lucas meletakkan Hp di atas meja.

“Nggak usah, Lucas. Kamu nggak perlu repot-repot…” Agatha berusaha mencegah, namun Lucas hanya tersenyum tipis sambil mengangkat bahu, lalu menuju dapur untuk mencuci piring dan gelas kotor itu.

Agatha hanya bisa menghela napas, sedikit tersentuh dengan perhatian Lucas. Di balik sikap dingin dan cenderung cueknya, Lucas ternyata peduli dan hangat.

Saat Lucas sedang mencuci piring, tiba-tiba HP-nya yang tergeletak di atas meja ruang tamu berbunyi. Nama Calvin muncul di layar, menandakan panggilan masuk. Lucas yang tengah sibuk dengan busa sabun dan air di dapur, memanggil Agatha, “Bisa angkat teleponku? Pasti Calvin,” tebaknya. Dia sangat hafal dengan siapa yang menghubunginya di jam-jam seperti sekarang ini.

Agatha segera meraih ponsel Lucas, menggeser tombol berwarna hijau. “Halo, Calvin,” sapanya.

Di seberang sana, Calvin terdengar bingung. “Loh, Anak Kecil, kenapa kamu yang angkat telepon Lucas?”

“Kebetulan dia lagi ada di apartemenku. Asam lambungku kumat, jadi aku minta tolong buat bawain obat,” jelas Agatha.

“Kamu sakit lagi? Terus sekarang Lucas kemana?”

“Dia lagi nyuci piring,” jawab Agatha sambil tertawa kecil.

“Cuci piring? Seorang Lucas cuci piring?” tanya Calvin dengan nada tak percaya.

Agatha tertawa lemah, lalu berkata, “Iya. Cita-cita dia masuk surga, makanya selalu baik ke orang.”

Calvin tertawa mendengar hal itu, “Aku mau nyusul kalian ke sana. Tunggu, ya.”

Agatha mengiyakan dengan senyuman, lalu menutup telepon. Dia menatap Lucas yang masih serius mencuci piring, merasa bersyukur atas kehadiran teman-teman yang menyayanginya.

***

Calvin, Lily, dan Isaac akhirnya tiba di depan pintu apartemen Agatha. Setelah mengetuk pintu, Lucas muncul dan sedikit kaget melihat siapa saja yang datang. Lily adalah yang pertama melangkah masuk, membawa kantong berisi makanan hangat, bubur ayam, kentang panggang, dan sup kaldu yang ringan, makanan yang pas untuk seseorang yang sedang berjuang dengan asam lambung.

Agatha yang melihat mereka segera memekik kecil, "Lily! Kamu ngapain kesini? Harusnya istirahat di rumah! Ingat, kehamilan kamu masih muda."

Lily hanya tersenyum tipis sambil meletakkan makanan di meja, "Aku baik-baik aja, Agatha. Lagipula, aku mau menginap di sini malam ini, nemenin kamu."

Calvin yang berdiri di belakang Lily menimpali, "Jangan khawatir, kita semua juga ikut menginap di sini. Meskipun besok harus kerja, tapi nggak apa-apa, kan sekali-sekali begadang sama sahabat?"

Agatha merasa hatinya menghangat dan matanya berkaca-kaca. Dengan suara serak, dia berusaha menyembunyikan rasa terharunya, "Makasih semuanya,” ucap Agatha lirih.

Sebelum drama menangis terjadi pada Agatha, Isaac segera bertanya, "Gimana, masih sakit?"

Agatha menggeleng, “Udah baikan, kok. Berkat Dokter Lucas,” kata Agatha seraya mengacungkan jempol pada Lucas.

Mereka kemudian duduk bersama di lantai ruang tengah, mengelilingi meja rendah di depan TV. Makanan yang Lily bawa diletakkan di tengah, dan mereka mulai menikmati sup kaldu hangat dan kentang panggang sambil berbincang santai. Aroma makanan menghangatkan ruangan, membuat suasana semakin nyaman.

Setelah beberapa saat, Agatha yang sudah terlihat lebih ceria menatap teman-temannya dan tersenyum jahil, “Gimana kalau kita main Truth or Dare?”

Semua orang tampak berpikir sejenak, lalu Lucas tertawa kecil. “Boleh juga. Tapi, jangan keterlaluan, ya.”

Calvin segera mengambil botol kosong yang ada di dapur dan meletakkannya di tengah lingkaran mereka.

"Oke, aturan mainnya sederhana. Siapapun yang botolnya tunjuk harus pilih Truth or Dare. Kalau berani pilih Truth, jujur apa adanya. Kalau pilih Dare, jangan mengelak.”

Mereka semua setuju, tertawa antusias dan merasa kembali seperti anak-anak. Agatha berdebar-debar saat Lucas memutar botol untuk pertama kalinya, dan mereka semua menunggu siapa yang pertama kena giliran dalam permainan seru itu.

Botol itu berhenti tepat ke arah Agatha, membuat matanya membesar dan bibirnya setengah terbuka. Seolah tak percaya, Agatha tertawa kecil, mencoba menyembunyikan rasa canggungnya.

Lucas menatapnya dengan senyum tipis. “Truth or Dare, Agatha?”

Agatha menghela napas dan menjawab, “Truth.”

Calvin langsung menyahut, suaranya serius, “Oke, Agatha. Gimana kalo mantan pacar kamu tiba-tiba balik lagi? Kamu bakal nerima atau nolak?”

Agatha terpaku sejenak, tidak menyangka jika Calvin akan menanyakan hal itu.

Ruangan mendadak hening. Semua mata tertuju pada Agatha, menunggu jawabannya. Lily yang tadinya bersandar di bahu Isaac, kini ikut menatapnya penuh perhatian.

Agatha merespons dengan mantap, “Aku tolak! Karena dia yang ninggalin aku, jadi nggak ada alasan buat aku nerima dia lagi. Yang udah pergi dilarang kembali.”

Lucas tersenyum dan bertepuk tangan pelan. “Good, girl!”

Namun, Calvin malah mengangkat alis, tampak meragukan. “Yakin, nih? Serius, nih?”

Agatha menatapnya penuh keyakinan. “Serius, Cal. Nggak peduli apapun kondisinya, aku nggak akan nerima dia lagi. Aku janji.”

Calvin mengangguk, sepertinya mulai menerima jawaban Agatha, meski masih ada sedikit keraguan di wajahnya. “Oke. Kalo kamu bilang gitu.”

Isaac dan Lily mengangguk dan setuju dengan pernyataan Agatha.

Lalu, giliran Calvin yang mengambil botol dan memutarnya. Botol berputar cepat, sampai akhirnya melambat dan berhenti, tepat di arah Isaac.

1
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
gimana ini thor? kok kasihan Lisa?? Lily mungkin yak 🤭
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
serius Lisa hamil anak Isaac
miilieaa
Hay kak.. ceritanya bagus..
kenalin yahhh aku author baru 🥰
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
nahh .. aku senang nih cewek kaya Agatha 😁
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
makasih Aldo .. kamu mewakili Lily dan aku 😅
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
gak suka kisah perselingkuhan.. tp penasaran juga /Sweat/
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ya ampun isaac.. disana boong disini boong .. gak sabar pengen Lily cepat² tau kebohongan Isaac 😏

biar semangat up aku kasih vote utkmu thor
Rahma Syndrome: Halo Kak, terimakasih banyak udah mampir di ceritaku ❤️
total 1 replies
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ehh laki² mokondo 🙄
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
cerita yg menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
ya Ampun isaac ... bukannya tobat malah menjadi 🙄 ditunggu kelanjutannya thor
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
mati aja tuh si Isaac sama Lisa
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
bener² isaac gak sadar diri 😑
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
/Speechless//Speechless/
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
awal yg menarik 😊
Rahma Syndrome
Terimakasih buat yang udah mampir 🩷 novel ini akan update setiap hari pada jam 12 siang 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!