Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 33
Brian mengajak Naomi untuk pergi ke sebuah kafe. Mereka datang lebih awal dari waktu janjian Brian dan Rebecca.
“Kamu nanti tunggu di sini aja, biar kamu juga bisa denger apa yang aku omongin ke Rebecca!” kata Brian setelah mereka memesan makanan.
“Kamu yakin akan putusin dia? Kamu nggak sedang lari dari tanggung jawab, kan? Jangan sampai kamu udah merusak anak orang, terus jadiin aku alesan buat lepas dari tanggung jawab!”
Brian hanya tersenyum menanggapi omelan Naomi. Lalu, dengan gemas mencubit kedua pipi istrinya itu.
“Jangan negatif terus sama aku, Mbak. Istri itu harus percaya sama suami loh!” balas Brian sok memahami tugas suami istri yang sesungguhnya. Padahal, dia sendiri belum paham betul apa yang seharusnya menjadi tugas suami istri.
“Gimana nggak negatif, kamu aja nyosor terus, Bry!” balas Naomi disertai tatapan yang tajam.
Minuman yang mereka pesan sudah datang, dan Brian menyambut pelayan itu dengan ramah. Saat si pelayan kafe telah pergi, laki-laki itu baru menjawab, “Cuma sama kamu aku begitu, Mbak. Lagian kita udah nikah, kalau ada apa-apa pun, kan status kita udah jelas. Mau aku ciipok di sini pun nggak akan ada larangan, karena kita udah sah!”
Naomi melihat sekeliling kafe, lalu melayangkan tatapan tajam pada suaminya itu. “Jangan sembarangan ya! Kalau ada teman kantorku yang lihat, aku hajar kamu!” ancam Naomi.
Brian terkekeh geli. Lalu, tiba-tiba dia melihat mobil Rebecca berhenti di halaman kafe. Lalu, dengan sigap Brian mengangkat minumannya.
“Aku pindah dulu, dia udah datang!” kata Brian yang kemudian berpindah ke meja lain yang sudah dia pesan.
Naomi menoleh ke belakang. Dia melihat seorang wanita cantik dengan rambut pirang yang digerai menutupi punggungnya.
Semerbak aroma parfum mahal menguar di indera penciuman Naomi. Saat berjalan melewatinya, lekuk tubuh Rebecca yang sekksi membuat wajah Naomi jadi cemberut. Istri Brian itu merasa benar-benar tersaingi.
“Hai, Beb! Tumben datang duluan!” sapa Rebecca sembari mencium kedua pipi Brian.
Tentu saja adegan itu dilihat jelas oleh Naomi. Wanita itu juga bisa melihat Brian yang kini sedang menatapnya.
“Iya, aku sekalian ada urusan!” jawab Brian. “Aku langsung aja ya, Becca!”
“Hem, langsung kenapa, Beb?” Rebecca masih belum tahu tujuan Brian mengajaknya bertemu. Oleh karena itu, wajahnya masih terlihat santai dan mampu menampilkan senyum terbaik.
“Aku mau kita putus!” ucap Brian seolah tanpa perasaan.
Raut wajah Rebecca berubah drastis usai mendengar kalimat mengejutkan yang keluar dari mulut Brian. “Putus? Kenapa?”
Brian melirik Naomi yang kini melihat mereka dengan tegang. Lalu, dia kembali berkata, “Aku merasa bersalah sama kamu! Sejujurnya, aku sama Denian taruhan. Kalau aku bisa jadi pacar kamu selama tiga bulan, aku akan dapat lima puluh juta. Tapi, kalau aku gagal, maka sebaliknya.”
Rebecca meradang karena pengakuan jujur Brian padanya. Wanita itu langsung menaampar Brian dengan keras dan menatapnya penuh amarah.
Naomi pun terkejut mendengar pengakuan Brian mengenai taruhan yang dia lalukan bersama temannya. Dia merasa kasihan dengan Rebecca yang menjadi korban Brian dan teman-temannya.
Tiba-tiba ada yang duduk di depan Naomi. “Sendirian aja, Mbak. Aku boleh duduk di sini bentar, kan?”
Brian yang sedang memegangi pipi bekas taamparan Rebecca pun menatap Naomi. Dia tentu tidak rela ada laki-laki yang mendekati istrinya.
“Artinya lo kalah dalam taruhan ini, kan, Brian?” tanya Rebecca yang kembali mencuri perhatian Brian. “Tapi sorry ya, gue nggak sedih karena lo putusin. Karena lo tau, gue juga cuma manfaatin lo buat kepopuleran gue. Walaupun lo putusin gue, gue nggak akan biarin anak-anak tahu karena gue sedang membangun reputasi gue, lo paham?”
***
Kembang kopinya banyakin gess 🤭🤭