Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Akhirnya Rei dan Irene menghentikan langkah mereka dan menatap layar smartphone sang gadis di depan mereka.
[Dia mendaftar sebagai klien dengan menggunakan nama ibunya sebagai target walau ibunya sudah meninggal sejak lama. Kalian tanya saja apa mau nya.]
“Lalu ? apa mau lo ?” tanya Rei.
“Hehe berarti benar ya, kalian yang ada di balik urban legend ini,” ujar sang gadis.
“Lo siapa sih ?” tanya Irene.
“Nama gue Febi, gue kelas 11 dan baru pindah hari ini kesini, salam kenal,” tanya Febi.
“Aduh jangan banyak basa basi, langsung aja, mau lo apa ?” tanya Rei.
“Hmm apa ya ? ini,”
Febi menunjukkan sebuah buku yang berisi potongan cuplikan berita mengenai kasus pembunuhan misterius yang membuat pihak kepolisian bingung. Rei yang membacanya bingung apa sebenarnya mau siswi bernama Febi di depannya,
“Trus ? mau lo apa ?” tanya Rei.
“Semua ini, perbuatan lo berdua kan ?” tanya Febi.
“Hmm gue belom sih, dia doang,” jawab Irene sambil menunjuk Rei di sebelahnya.
“Oi, kenapa kamu malah nunjuk aku,” balas Rei.
“Emang bener kan,” balas Irene.
“Jadi begini, gue kan baru pindah kesini, gue mau berteman ama kalian berdua karena hal misterius seperti ini yang gue cari dan sekarang di depan gue ada dua sosok misterius di balik urban legend yang melakukan banyak pembunuhan ini, ga rugi loh berteman ama gue,” ujar Febi.
“Lo panggil gue dan dia kesini lewat aplikasi cuman buat ngajak berteman ? lo cari gara gara ya ? tau ga yang ketemu kita biasanya ga pernah makan nasi lagi selamanya ?” tanya Rei geram.
“Hee lo berdua mau bunuh gue ?” tanya Febi tersenyum.
“Jika di perlukan, lo udah tau banyak soalnya,” jawab Rei.
“Hmm daripada di bunuh, bagaimana kalau gue ikut bergabung dengan kalian ?” tanya Febi.
“Hah ?” teriak Rei dan Irene bersamaan.
“Nama lo tadi Febi ya ? lo pikir ini main main ya, gue dan laki gue ini, melakukan hal semacam ini karena terpaksa, walau sampai sekarang gue belom melakukan apa apa sih, lo tau ga,” ujar Irene maju meraih seragam Febi di depannya.
[Hmm Irene, tunggu, tanya sama dia apa alasan dia mau bergabung.]
“Kenapa lo bilang lo mau bergabung ?” tanya Rei sambil memegang pundak Irene.
“Lo mau dengerin cerita gue ?” tanya Febi.
“Iya, ayo naik ke tempat lo tadi, gue dan bini gue dengerin,” jawab Rei.
Setelah itu, mereka kembali naik ke tempat toren, ketiganya duduk di lantai, Rei dan Irene duduk di depan Febi. Mereka baru memperhatikan kalau pakaian Febi terlihat lusuh, rambutnya yang pendek acak acakan dan sedikit kotor.
“Gimana ya mulainya, boleh di bilang, gue udah putus asa dalam hidup,” ujar Febi.
“Putus asa ?” tanya Irene.
“Daripada cerita, gimana kalau pulang sekolah nanti, gue tunjukkin aja,” jawab Febi.
“Hmm ok, tapi kenapa lo pindah kesini, tentunya reputasi sekolah ini sangat buruk kan di luar sana,” ujar Rei.
“Iya, tapi di sini gratis hehe,” ujar Febi.
“Haaah ok, nama gue Reihan, panggil aja Rei, nama dia Irene, salam kenal,” ujar Rei.
“Salam kenal, semoga kita bisa bekerja sama ya hehehe,” ujar Febi senang.
Setelah itu, ketiganya turun dan kembali masuk ke dalam kelas. Seusai istirahat, guru wali kelas membawa Febi masuk ke dalam kelas Rei untuk memperkenalkan diri.
Febi melirik Rei yang duduk sendirian di belakang dan langsung berjalan menuju Rei kemudian duduk di sebelah Rei.
Banyak mata melirik ke arah Febi yang cantik walau berkacamata namun tidak berani berbuat apa apa karena dia duduk di sebelah Rei dan di sebrang Kevin.
Sepulang sekolah, Febi mengajak Rei dan Irene ke rumah nya yang berada tidak jauh dari sekolah.
Ternyata Febi membawa keduanya ke kolong jembatan, di sana ada sebuah pintu untuk masuk ke dalam jembatan yang biasa di gunakan oleh petugas untuk memperbaiki instalasi listrik di jembatan.
Febi membuka pintunya dan masuk kedalam, Rei dan Irene kaget karena ruangan kecil yang biasa di gunakan untuk memelihara instalasi listrik jembatan, di jadikan tempat tinggal oleh Febi. Mereka melihat banyak majalah, buku dan berkas mengenai misteri misteri dan okultisme.
“Selamat datang di rumah ku,” ujar Febi ceria.
“Bentar, lo tinggal di sini ?” tanya Rei.
“Yap, gue tinggal di sini, deket kan dari sekolah,” jawab Febi.
“Kenapa lo tinggal di sini ?” tanya Irene.
“Ya gue ga punya siapa siapa dan gue sendirian, tadinya gue ngadep ke kepala sekolah mau pakai gedung sekolah lama buat tempat tinggal gue, tapi kepala sekolah mau tanya dulu sama ketua yayasan ntar baru ngabarin gue boleh apa tidak nya,” jawab Febi.
Irene yang merasa selalu sendirian ketika dia menghabiskan waktu sebagai hantu Nadia di kelas gedung sekolah lama, langsung memeluk Febi di depannya tanpa dia sadari.
“Eh kenapa nih hehe,” ujar Febi yang menitikkan sedikit air mata.
“Trus lo suka misteri dan okultisme begini buat apa ?” tanya Rei.
“Ya gue suka aja, trus kali aja ada jalan keluar buat hidup gue, jujur aja, gue udah males hidup, gue sebatang kara, uang ga punya, ga ada satu orang pun yang bisa bantu gue, lagipula gue juga ga mau minta bantuan orang lain dan ga mungkin gue mau jual tubuh gue hanya untuk bertahan hidup, lebih baik gue mati kalau harus begitu, jadi ya begitulah,” jawab Febi.
“Boleh tau ga, kemana nyokap bokap lo ?” tanya Rei.
“Dari kecil gue ga tau siapa sebenernya nyokap bokap gue, nyokap gue yang namanya Agnes Anjani itu bukan nyokap kandung gue, dia menemukan gue di tong sampah dan ulang tahun gue ternyata tanggal dia menemukan gue di tong sampah, gue tau dia bukan nyokap kandung gue setelah dia meninggal karena sakit dan tidak sanggup beli obat sewaktu gue masih kelas 5 sd, gue ga sengaja baca buku hariannya, dia sayang gue dan rela ga menikah hanya demi ngurus gue, sejak mama ga ada, gue selalu sendirian,” jawab Febi.
[Hmm itu benar, itu alasan kenapa dia spesial.]
Mendengar cerita Febi yang miris, Rei dan Irene tertunduk, mereka tidak bisa berkata apa apa mengenai apa yang sudah di lalui Febi selama ini,
[Baiklah, dia partner baru kamu dan istri kedua kamu Rei.]
“Ya, gue ngerti, walau nambah utang lagi, gue rela,” ujar Rei.
“Gue juga rela, walau cinta Rei jadi terbagi dua, tapi ga apa apa,” ujar Irene.
[Sekarang kalian berdua pegang kedua tangannya dan kita mulai.]
Rei dan Irene langsung memegang kedua tangan Febi sampai Febi terkejut, namun tiba tiba Febi tertegun.
“A..apa ini ?” tanya Febi bingung.
“Ssst...diem,” jawab Rei.
“Aaaaakh,”
Febi mendadak menengadah ke atas, matanya membulat dan mulutnya menganga, kulit tubuhnya mulai terkelupas dan meninggalkan serat otot yang mengeras seperti batang kayu. Wajahnya memutih seakan akan memakai topeng dan matanya berubah menjadi kuning terang, setelah itu, semuanya kembali seperti semula dan tubuh Febi mengeluarkan asap.
“Huf...huf...huf...apa yang kalian lakukan, suara apa di kepala gue tadi, install ? enchant body ?” tanya Febi yang terengah engah.
[Aku merombak tubuh mu menjadi separuh wendigo, makhluk mitologi yang memangsa manusia berikut jiwa nya karena selalu kelaparan, sangat cocok dengan keadaan mu yang juga lapar.]
“Huh ? si..siapa itu ?” tanya Febi.
[Ah maaf, namaku SS, mereka adalah karyawan ku karena mereka punya hutang pada ku, sekarang kamu juga berhutang pada ku seharga jiwa mu, jumlah nya 5.5 miliar.]
“A..apa ? aku punya hutang ? aku tidak mau punya hutang,” ujar Febi.
“Denger dulu Feb, gue dan Irene juga berhutang, total hutang kita berarti 19,5 miliar, tapi kita tanggung semuanya bersama, lo ngerti ga ?” tanya Rei.
“Gue dan Rei juga sama kayak lo Feb, awalnya gue mikir sama kayak lo juga kok, gue ceritain aja apa dan siapa gue sebenernya,” tambah Irene.
Irene menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya dan sebenarnya dia adalah Nadia yang di masukkan ke tubuh Irene. Namun berkat itu, dia bisa bertemu dengan ibunya lagi dan bersama ibunya.
Rei juga menambahkan ceritanya dengan menceritakan sekilas tentang kondisi keluarganya yang sudah di tinggal ayahnya kepada Febi. Setelah itu, SS memberitahu Febi mengenai pekerjaan mereka, mengenai partner, mengenai jiwa dan jiwa yang spesial.
“Jadi begitu...jiwa gue spesial,” ujar Febi.
“Ya betul, itu sebabnya gue dan Irene juga SS tidak bisa membunuh lo atau menelan lo, satu satu nya cara menolong lo ya begini, dengan membuat lo berhutang kepada SS, tenang saja, bukan cuman lo kok yang menggadai jiwa lo, gue dan Irene juga menggadai jiwa kita ke SS, makanya kita sama sama sekarang,” ujar Rei.
“Hik....hik....hik.....makasih ya, gue pasti akan kerja keras,” ujar Febi.
[Sekarang coba katakan status di kepala mu.]
“Status,” ujar Febi.
***************************************************
Name : Febiola Anjani.
Race : Half Wendigo.
Level : 1 ( 0 / 50)
Power : 200.
Active skill : Soul drain.
Passive skill : hyper regeneration, tomahawk mastery.
Weapon : Mist double tomahawk.
Debt : 5.500.000.000.
Soul partner : Reihan Santosa.
Skill partnership : Telepath, teleport.
Total Debt : 19.500.000.000,-
***************************************************
Rei juga membuka statusnya di sebelah Febi, untuk sekalian memperlihatkan dan mengajari Febi.
***************************************************
Name : Reihan Santosa.
Race : Half Reaper.
Level : 30 (6700/20.000)
Power : 6000.
Active skill : Brain control, illusion, vanish, surgery, soul drain.
Passive skill : Low presence, hyper regeneration, scythe mastery.
Weapon : Death Scythe.
Debt : 8.000.000.000,-
Soul partner : Irene Renata,
*new* Febiola Anjani.
Skill partnership : Telepath, teleport.
Total Debt : 19.500.000.000,-
***************************************************
[Nah sekarang kalian bertiga yang akur akur ya. Para istri jangan berantem memperebutkan suami hohoho.]
“Hah ? istri ?” tanya Rei.
[Soul partner \= istri, paham, jadi sekarang istri mu dua, jangan protes, kamu dulu mau punya harem tapi tampang pas pasan.]
“Grrrrrr.......cape deh,” ujar Rei.
“Um...aku ga keberatan hehe,” balas Febi.
Rei menoleh melihat Febi matanya terlihat berbinar melihat dirinya, dia menoleh melihat Irene yang juga menatapnya dengan mata yang serupa. Keduanya terlihat kompak satu sama lain,
“Mampus gue, bagaimana ini, sampe sekarang gue masih bisa tahan ga nyentuh Irene sama sekali, gue masih trauma ama kejadian dulu, sekarang malah nambah satu lagi, soul partner ini bener bener merepotkan, gue jadi merasa aneh terhadap keduanya walau baru bertemu,” ujar Rei dalam hati.
mampir juga ya kak di cerita akuu