Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2
Malam itu saat pulang dari kampus Naira di ajak bicara dengan ayah nya saat di meja makan, Pak Cipto mengatakan kalau ia akan menjodohkan Naira dengan anak dari sahabat nya.
"Papa sudah memutuskan kalau Naira akan menikah dengan anak sahabat Papa.
"Tapi Naira belum mau menikah pa, Naira masih mau sendiri." Jawab Naira dengan nada yang agak tinggi.
" Jaga bicara mu Naira, yang sopan bicara dengan Ayah mu." Balas Ibu nya.
Naira hanya melirik sebentar dan membuang muka nya dari Bu Amira.
"Kalau gitu kenapa tidak Vika saja yang menikah dengan anak sahabat Papa, Naira tidak mau, Aku udah punya pacar Pa, Papa kan tahu aku pacaran dengan Elang" Kata Naira lagi.
"Kok aku, aku gak mau, aku kan masih kuliah kak." Balas Vika yang juga berada di sana menolak perjodohan ini.
" Iya, Adik mu kan masih kuliah, lagian Elang juga gak serius sama kamu, kalau serius dia pasti sudah melamar mu." " Kata Bu Amira.
Naira melihat ayah nya, ingin mengatakan dalam marah nya kenapa ayah dengan tatapan kecewa, bagaimana bisa Setega itu mau menikah kan nya dengan laki-laki yang bahkan seorang pria buta. namun Pak Cipto lansung membuang wajah nya.
"Papa sudah putuskan, kamu yang akan menikah dengan Bagas Purnomo, Pembicaraan kita sampai disini." Kata Pak Cipto dan lekas berdiri dari duduk nya, mengakhiri bicara mereka dan makan malam mereka.
Naira pun juga masuk ke kamar nya dengan perasaan kecewa pada ayah nya, ia tak mengerti kenapa ayah nya memperlakukan ia seperti itu. padahal Naira saat ini juga memiliki seorang kekasih bernama Elang yang memang belum terlalu dekat ia dengan ayah nya.
Bu Amira menatap sinis sikap Naira yang tidak sopan pergi begitu saja dari meja makan, sementara Vika tampak tersenyum saat melihat Naira pergi.
Dalam kesedihan nya Naira lalu menghubungi Elang kekasihnya, Untuk memberitahu pada kekasih nya itu keputusan yang tidak adil di berikan oleh ayah nya, namun setelah beberapa kali menghubungi Elang, Elang tak juga mengangkat telefon nya, hati nya pun semakin sedih, hingga Naira akhirnya tertidur dan air mata membasahi bantal nya malam itu.
•••
Sementara di tempat lain.
Pak Cipto dan Pak Anwar bertemu di Sertai dengan Bagas yang juga berada di sana untuk membicarakan perjodohan itu.
"Naira sudah setuju untuk pernikahan ini War." Kata Pak Cipto pada sahabat nya.
" Bagus lah, saya senang mendengar nya Cipto, Bagas juga sudah menyetujui nya." Kata Pak Anwar tersenyum senang saat mendengar lamaran nya pada Naira untuk Bagas di terima oleh anak sahabat nya itu.
Sementara pak Cipto tampak melihat Bagas yang tampak datar saja, tidak bereaksi apa pun.
Bagas menerima bukan karena ia mendengar kata ayah nya, tapi menurut nya, siapa pun wanita yang bersama sama tidak akan merubah apa pun, hanya status nya saja yang berubah, mata nya tetap saja tampak gelap dan tak ada cahaya yang bisa ia lihat.
"Pa, Om Cipto, saya ingin pernikahan nya hanya di datangi oleh keluarga, aku tidak ingin ada tamu luar." Kata Bagas.
Pak Cipto dan Pak Anwar saling melihat, hingga saling berbalas anggukkan.
"Iya, tidak masalah, yang penting pernikahan di gelar resmi dan berjalan lancar." Saut pak Cipto.