NovelToon NovelToon
Cincin Raja Tiga Dunia

Cincin Raja Tiga Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Kaya Raya / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Seorang pengangguran yang hobi memancing, Kevin Zeivin, menemukan cincin besi di dalam perut ikan yang tengah ia bersihkan.

"Apa ini?", gumam Kevin merasa aneh, karena bisa mendengar suara hewan, tumbuhan, dan angin, seolah mampu memahami cara mereka berbicara.

"Apakah aku halusinasi atau kelainan jiwa?", gumam Kevin. Namun perlahan ia bisa berbincang dengan mereka dan menerima manfaat dari dunia hewan, tumbuhan, dan angin, bahkan bisa menyuruh mereka.

Akankah ini berkah atau musibah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyerang Bibcock

Setelah sehari semalaman menyerap energi hingga penuh kembali, keesokan siangnya Kevin pun berangkat ke kota Bremlin. Ia bertekad meruntuhkan kasino Bibcock dengan segala cara yang memungkinkan.

"Kalian yang memulai masalah dengan kejahatan dan tidak terima ketika diluruskan. Jadi salahkan saja ulah kalian sendiri", batin Kevin sembari menaiki sehelai daun terbang ke Bremlin di atas hutan.

Pukul 13, Kevin memasuki kasino Bibcock dengan menyamar sebagai pelayan melalui pintu belakang. Tentu saja ia telah melumpuhkan satu pelayan yang tengah lengah saat membuang sampah.

"Hufh, pengalaman memang dibutuhkan", gumam Kevin merapikan penampilannya setelah memasukkan pelayan itu ke tempat sampah dan menutupnya dengan sampah. Ia sendiri tidak tahu dsn tidak peduli, korbannya sudah tewas atau sekedar koma.

"Woi Don! Lelet banget kerjamu. Sana bersihkan kamar lantai tiga!", seorang pria seperti kepala pelayan memerintah Kevin yang baru masuk.

"Oke", sahut Kevin tanpa bertanya detailnya sembari membawa sapu dan kemoceng.

Kevin melihat ke sekitar, tidak menemukan sosok seperti Brando waktu itu.

"Semoga lancar dengan cepat", gumam Kevin sembari menapaki anak tangga. Waktu itu ia mendaki hingga lantai tujuh. Di mana kasino ini memiliki kamar-kamar di lantai 3 dan 4, juga diskotek di lantai 5.

Tampilan perempuan minim busana adalah kewajaran, bahkan diharuskan oleh pengelola kepada pegawai perempuan.

"Sial", Kevin mengumpat. Ia pemuda normal yang bereaksi tubuhnya saat melihat lekuk tubuh mulus sepanjang mata berkelana. Segera ia mempercepat langkah karena sebagian pemabuk sedang asyik main perempuan dengan posisi pintu terbuka, nampak menunjukkan kemesuman.

Di lantai enam, Kevin melihat penjagaan mulai ketat.

"Kamu cepat kembali ke bawah! Siapa yang menyuruhmu naik siang-siang begini?", dua penjaga bersenjatakan pistol semi otomatis di pinggang mereka menghadang Kevin.

Kevin malah terdiam memikirkan alasan tepat karena kalau sembarangan membunuh, pimpinan mereka akan melarikan diri lagi.

" Woi, malah bengong! ", sentak salah satu penjaga.

"O, maaf bang. Tadi habis lihat begituan di lantai bawah", Kevin mencari alasan.

"Apa? Jangan katakan kau masih perjaka. Hahahaha, salahkan wajahmu yang pas-pasan itu", penjaga itu mengolok Kevin yang menyamar sebagai pria 35 tahun.

"Sudah lah bang, jangan mengejekku. Biarkan aku membersihkan ruang bos di lantai 7. Biasanya kosong juga kan?", pancing Kevin untuk mendapatkan informasi.

"Kata siapa? Bos sedang ada pertemuan penting di sana. Cepat pergi!", jawaban penjaga membuat Kevin punya ide.

"Ck! Sudah sampai sini. Setidaknya ajari aku yang pemula ini bang, kasih modal sedikit lah untuk sewa satu cewek", ujar Kevin agar penjaga itu kembali lengah. Kevin juga memperhatikan titik cctv. Dengan ujung sapu ijuk, Kevin melumpuhkan semua cctv yang membidiknya dan kedua penjaga ini.

"Dasar miskin jelek lagi! Hahaha", penjaga itu terus mengejek Kevin, namun tidak lama.

"Slik slik"

"Ugh!"

Kedua penjaga ambruk dan kejang seketika. Kedua dahi, tepat di tengah antara mata mereka berlubang kecil. Kevin menghancurkan kelenjar pituitari mereka lantas menumpuk jasad mereka di dalam toilet dan mengunci toilet lantas memasang tulisan tengah diperbaiki.

"Rasakan!", mau tak mau, Kevin jengah juga dengah kepongahan mereka. Kevin lantas berjalan santai menuju lantai 7.

Sebelum menapaki lantai 7, Kevin melepas sepatu dan baju atasan. Ia hanya membawa beberapa helai ujung sapu ijuk di dalam kantong celana lantas berkamuflase seperti tembok. Di sepanjang jalan Kevin melumpuhkan cctv agar tidak terlacak.

Tepat di depan ruang pimpinan, Kevin mencuri dengar percakapan mereka sebelum eksekusi.

"Siapapun itu, dia harus dimusnahkan. Kalian sudah lihat seberapa kuat dia. Juga, pencarian kita selama ini hasilnya nihil. Seolah dia bisa muncul dan hilang kapan pun dan di manapun", terdengar suara ajudan Vico alias Naga Merah dari dalam ruangan.

"Bos, ada seorang yang berada di luar ruang mengintai kita sepertinya. Coba periksa cctv", terdengar suara usul perempuan, membuat Kevin mengernyit. Ia bahkan sudah menyamarkan pergerakannya seperti halnya burung hantu.

Suasana menjadi hening. Kevin bersiap dengan segala kemungkinan. Waktu itu tempat ini dijaga Brando, si mutan hitam. Entah sekarang ada apa lagi.

"Kamu benar. Aku sudah menyiagakan semua penjaga di bawah dan segera ke sini. Kalian, musnahkan pengintai itu. Mungkin ada hubungannya dengan si Kevin itu", perintah Naga Merah.

Segera pintu ruang terbuka. Enam pria dan satu wanita berambut hijau keluar dan melihat ke segala arah.

"Di mana pengintai itu?", Brando, salah satu dari mereka bertujuh berkata.

"Aku mendeteksinya dari tembok itu. Tapi, aku tak bisa melihat bentuknya", perempuan berambut hijau itu menunjuk tepat ke arah Kevin, namun nampak ia tidak tahu kenapa menunjuk akan arah itu.

"Apa dia benar-benar tahu posisiku secara pasti?", batin Kevin lantas sedikit bergeser.

"Hei, posisinya begeser ke sana sekarang", perempuan itu menunjuk tempat Kevin sekarang berada.

"Sial! Dia benar-benar tahu ke mana aku bergerak", batin Kevin perlu cara menghadapi sekumpulan orang yang ia kira semuanya adalah mutan seperti Brando.

"Brol! Brol!"

Brando meninju area yang dimaksud perempuan itu. Tentu saja Kevin langsung mengelak tanpa mengekspos kamuflasenya. Nampak dua lubang di tembok sekarang.

"Jangan asal serang. Kecepatanmu tidak bisa mengimbanginya!", perempuan itu memperingatkan Brando.

"Huh, itu pasti pria yang kulawan dulu. Tak kusangka dia punya kemampuan bersembunyi seperti banci", hina Brando agar Kevin mau menunjukkan diri dan mudah dihancurkan. Tentu saja ia percaya diri untuk bisa mengalahkan Kevin dengan bantuan rekan-rekannya.

Brando dan dua rekannya ikut menyerang titik yang ditunjuk perempuan itu. Mereka bekerjasama karena Kevin terus berpindah tempat dengan sangat cepat.

"Brak! Brak! Brak!"

Kevin tak ingin bermain dan menghabiskan banyak waktu. Ia menghantam mulai dari lawan terdekat hingga ketiga lawannya terpental dengan rusuk melesak dalam. Kevin mengerahkan teknik tendangan kuda ditambah energi cincin keramat. Ketiga mutan itu pun pingsan seketika dengan ujung bibir mengeluarkan darah.

Tiga pria tersisa dan perempuan rambut hijau tercengang melihat hasil tindakan Kevin.

"Dia kuat, satukan kemampuan kalian dan hancurkan area tembok yang kutunjuk!", perempuan itu memberi instruksi dan diangguki mereka bertiga.

Ketiga pria itu nampak mengangguk dan bersiap menyerang bersama. Mulut mereka menyemburkan sejenis gas dan gairah korosif dari perut. Bahkan tembok dan besi akan lumer segera saat terjemah setangan ini.

"Sial!", Kevin menggunakan dinding udara dan mengarahkan setangan mereka ke dalam ruangan di mana mereka tadi berdiskusi. Kevin menduga serangan ketujuh orang ini hanya agar si pemimpin bisa melarikan diri lagi.

"Aagh!"

Terdengar suara teriakan beberapa orang dari dalam ruangan karena tubuhnya mulai meleleh. Ketiga orang mutan itu pun sontak menghentikan serangannya. Perempuan rambut hijau itu melesat masuk diikuti Kevin dan ketiga mutan.

"Slik! Slik! Slik!"

Kepalang basah, Kevin melemparkan serangan ke kepala semua lawan di dalam ruangan tanpa pandang bulu. Merea semua berencana matang membinasakan Kevin, tentu ia tak ingin membiarkan satu pun lolos dengan mudah.

Satu lelaki, si Naga Merah, berhasil kabur lewat jendela setelah diselamatkan perempuan rambut hijau. Perempuan itu satu-satunya yang masih hidup setelah menerima dua serangan Kevin, di mana satu di antaranya untuk menahan serangan ke arah Naga Merah.

1
Swb Taro
lanjut thor
Swb Taro
oc lanjut thor
D'ken Nicko
semangat thor
D'ken Nicko
emang ga da bimbingan menjadi kultivator di ingatan mc ?
Swb Taro: yu d lanjut thor
Tabuut: Sayangnya bukan kultivator ini bang. Sejenis kisah pewaris kekuatan raja sulaiman
total 2 replies
D'ken Nicko
masih blm ktemu arah mau kemana alur cerita ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!