NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti

Sebatas Ibu Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Binar di wajah cantik Adhisty pudar ketika ia mendapati bahwa suaminya yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya ternyata memiliki istri lain selain dirinya.

Yang lebih menyakitkan lagi, pernikahan tersebut di lakukan hanya karena untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti yang akan mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn, suaminya, dan juga madunya Salwa, karena Salwa tidak bisa mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn.

Dalam kurun waktu satu tahun, Adhisty harus bisa mmeberikan keturunan untuk Zayn. Dan saat itu ia harus merelakan anaknya dan pergi dari hidup Zayn sesuai dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh ayah Adhisty tanpa sepengetahuan Adhisty.

Adhisty merasa terjebak, ia bahkan rela memutuskan kekasihnya hanya demi menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Karena menurutnya pria pilihan orang tuanya pasti yang terbaik.

Tapi, nyatanya? Ia hanya di jadikan alat sebagai ibu pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Dengan sangat telaten Zayn membantu pak Anwar hingga kembali ke ruang tamu yang luasnya tak lebih dari kamar pelayan di rumahnya tersebut.

Adhisty menyusul dengan membawa dua cangkir teh di tangannya lalu meletakkan di depan ayah dan suaminya.

"Kamu nggak minum, nak?" tanya pak Anwar.

"Biar Ini buat Shanum saja, yah. Tadi Zayn sudah minum," sela Zayn sebelum Adhisty menjawab pertanyaan pak Anwar.

Baik Adhiaty maupun pak Anwar sama-sama mengernyit bingung, siapa yang dimaksud oleh Zayn barusan.

"Shanum?" tanya pak Anwar bingung.

"Bukankah istri saya ini namanya Adhisty Shanum Kaylia?" Zayn menjawab dengan sebuah pertanyaan.

'"Ya ampun, ayah tidak kepikiran malahan. Apa itu merupakan panggilan khusus? panggilan kesayangan mungkin?" goda pak Anwar.

"Ayah apaan, sih?" ucap Adhisty. Meskipun ia sebenarnya berharap benar, jika itu adalah panggilan kesayangan untuknya.

Adhisty tak menyangka, di balik sikap cueknya selama ini, ternyata Zayn tahu namanya. Ia pikir pria itu tidak tahu, karena selama yang ia ingat, pria itu tak pernah memanggil namanya. Palingan hanya kamu, hei dan lebih parah lagi hanya Heh!

"Ya tidak apa-apa kan, kalau seorang suami punya panggilan kesayangan buat istrinya? salahnya dimana?" ucap Pak Anwar.

"Tapi kan ayah tahu kalau kami hanya..." Adhisty tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Terlalu menyesakkan untuknya mengungkit statusnya yang hanya sebagai ibu pengganti dan istri sementara buat Zayn.

"Ayah bukannya mau mendahului, tapi kan tidak ada yang tahu bagaiman takdir kalian ke depannya. Semuanya kembali kepada takdir authornya, iya kan Zayn?"

Pria yang pak Anwar sebutkan tersebut hanya bisa tersenyum menanggapinya. Karena diapun tak akan tahu takdir seperti apa yang sedang menghadang di depan sana.

Tak ingin baper berkepanjangan karena sikap Zayn yang entah kenapa hari ini sangat berbeda, Adhisty memilih pamit ke dapur.

"Minumnya buta kamu saja, aku ke belakang dulu!" pamit Adhisty.

"Adhisty..." panggil ayah pelan.

Adhisty berhenti, "Ya ayah?" jawabnya.

"Kamu sedang bicara dengan suamimu, Nak. Kenapa tidak sopan seperti itu?" tegur pak Anwar.

Adhsity menatap Zayn, pria itu terlihat setuju dengan ucapan ayah mertuanya. Adhisty menghela napas. Emnag sejak ia tahu hanya di jadikan sebagai istri kontrak, ia enggan memanggil pria itu dengan sebutan mas atau yang lainnya.

"Tehnnya buat mas Zayn saja, permisi!" ucap Adhisty kemudian.

Zayn tersenyum mendengarnya, ia lalu minum teh buatan Adhisty. Ini perdana ia merasakan teh buatan istri keduanya tersebut.

..........

Adhisty ketiduran, pukul sembilan malam, ia terbangun bersamaan dengan derit pintu kamarnya yang terbuka dan menampilkan sosok suaminya di sana. Zayn baru saja selesai menemani pak Anwar mengobrol dan masuk ke kamar Adhisty.

Adhisty tak tahu jika suaminya itu menginap malam ini. Tentu saja ia kaget saat melihat Zayn berdiri di depan pintu kamarnya.

"Kenapa? lihat suami udah kayak lihat setan saja," ucap Zayn.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Adhisty.

"Ya mau tidurlah, masa mau joging?" sahut Zayn, ingin rasanya Adhisty menimpuk pria itu menggunakan sendalnya.

"tidur? dimana?"

Zayn mendekat dan merebahkan tubuhnya di samping Adhisty, "di sini," ucapnya kemudian.

"Nggak bisa gitu dong. Mbak Salwa gimana kalau kamu nggak pulang? pasti dia nyariin! Aku nggak mau ya ribut sama dia,"

"Berisik! bisa diem nggak? lagian tadi udah sepakat panggil mas, udah kamu kamu lagi aja. Nggak sopan!"

Adhisty mencebik, "itu kan karena ada ayah,"

"Zayn memiringkan tubuhnya, Dhisty langsung menelan saliva nya karena wajah mereka begitu dekat akibat dari kecilnya ukuran ranjang milik Adhisty.

"Ada atau tidak ada ayah, saya tetap suami kamu. Ngerti?" ucap Zayn tegas. Adhisty hanya mampu mengangguk. Pikirannya jadi kemana-mana melihat wajh tampan iut sedekat ini. Apalagi bibirnya, ingin sekali rasanya Adhsity... Hush! Adhisty mengusir pikiran ngawurnya.

Adhsity mundur hingga mentok dinding dan menaruh bantal guling diantara ia dan Zayn.

"Kamu mau saya jatuh? ranjangnya sudah sempit begini, malah naruh guling di sini," ucap Zayn.

"Ya habis mau gimana? tahu sempit malah mas Zayn nginap, tidur sama ayah saja bagaimana? ranjang ayh cukup besar, biasa tidur sam bunda soalnya," ucap Adhisty.

"Aw!" Adhsity mengusap Keningnya karena Zayn menyentil dahinya tersebut.

Tanpa bicara, Zayn mengambil dan melempar guling diantara mereka. Adhsity cemberut, "tapi, jangan macam-macam!"

"Bawel! tidur!" ucap Zayn sembari memejamkan matanya.

Adhisty semakin manyun, ia memutar badan dan memunggungi Zayn. Berusaha tetap terjaga karena untuk mengantisipasi hal yang tidak boleh terjadi, pada akhirnya pertahanan Adhisty runtuh juga. Perlahan matanya terpejam hingga akhirnya pulas.

Zayn menoleh, melihat punggung Adhisty yang naik turu teratur, bibirnya tersenyum. Entah kenap ia ingin sekali Me rengkuh tubuh mungil wanita yang sedang mengandung anaknya tersebut. Seperti orang mengidam , keinginannya tersebut tak tertahankan rasanya. Iapun memberanikan diri melingkakrkan tangannya di pinggang Adhisty, mengusap pelan perut wanita tersebut, "Selamat malam, anak daddy," gumamnya.

..........

Dari rumah pak Nawar, Zayn dan Adhisty berpisah menuju ke tujuan masing-masing. Zayn ke kantornya, sementara Adhisty ke kampus. Mereka tak bertemu lagi hingga malam karena hari itu Zayn harus lembur hingga malam. Sementara Adhisty sudah tidur saat Zayn kembali ke rumah.

Salwa yang menyambut kepulangan Zayn," Shanum mana? udah tidur?" tanya Zayn,

"Shanum? Adhsity maksudnya?" selidik Salwa.

Zayn mengangguk, "Kayaknya kemarin dia bilang pengin makan permen kapas, ini abnag bawakan, takut anak kita ileran nantinya,"

Salwa tak peduli dengan permen kapas atau apalah itu. Yang ia pedulikan soal panggilan Zayn untuk madunya tersebut.

Zayn mengajak Salwa masuk," Aku kangen abang, padahal baru sehari semalam nggak ketemu," ucap Salwa manja. Ia tahunya Zayn kemarin ke luar kota.

Zayn hanya tersenyum lalu mengusap pipi rambur Salwa lembut, "Abang juga, abang mandi dulu," ucapnya,

Salwa mendengus, biasanya Zayn mencium bibirnya atau minimal keningnya kalau pulang kerja. Tapi ini malah langsung ke kamar mandi. Salwa merasa ada yang aneh pada Zayn akhir-akhir ini. Ia merasa Zayn mulai berubah. Apalagi kini pria itu malah memiliki panggilan khusus untuk Adhisty. Makin menjadilah curiganya.

" Kenapa liatin abang begitu?" tanya Zayn saat ia keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Salwa merasa abang berubah, apa karena Adhisty?" tanya Salwa tanpa basa basi.

Zayn duduk di pi ranjang menghadap Salwa yang duduk bersandar kepala ranjang, "berubah Bagiamana? Itu hanya pikiranmu saja, Salwa. Apa karena abang panggil dia Shanum? itu juga namanya bukan? lidah abang lebih mudah panggil Shanum. Sudahlah, jangan berpikir macam-macam," ucap Zayn.

"Kalau memang abang nggak berubah dan cinta abang masih hanya buatku, buktikan!" Salwa langsung mencium bibir Zayn.

Zayn tahu pembuktian apa yang Salwa inginkan. Ada dorongan dalam dirinya yang menolak untuk melakukannya malam ini.

Zayn mendorong pelan bahu Salwa yang kini sedang mencumbunya dengan ganas," Maaf, abang sedang tidak enak badan, Salwa," ucapnya.

Salwa mendengus kasar. Kecewa sudah pasti.

Zayn merengkuh tubuh Salwa, lalu menecup Keningnya, "Maaf, ya? kita tidur sekarang? abang benar-benar lelah dan tidak enak badan,"

Salwa hanya bisa mengangguk pasrah dan menelan kekecewaannya sendiri.

...----------------...

1
Isma Zafa
bagus
SariRenmaur SariRenmaur
semoga semua kebusukan Salwa terbongkar dan Adisty sudah pergi yang jauh
Anonymous
keren
Moms Raka
pngn ngerujak ni orang
Eva Marlina siboro
mewek thor😥😥😥😥
Moms Raka
bawang bawang
Alang Lisanna
Luar biasa
Ruby Vee
dah mulai ngelawan salwa dia, bagus zein
Ruby Vee
salwa terjebak dalam perangkapnya sendiri.
Ruby Vee
buat dia mengetahui kalo istri pertamanya kembali selingkuh
Ruby Vee
kok makin kesini zein makin gimana thor buat dia nyelidikin salwa yg pura pura
Ruby Vee
ach bumil rindu tah
Ruby Vee
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Anita Nita
kaya sinetron ikan terbang
Anita Nita
kenapa ya semua orang di novel ini bodoh...
Anita Nita
dok bantu disty sembunyikan satu anaknya
Anita Nita
terlalu berbelit2 ceritanya....bosan
Ruby Vee
yu hui bang zein mulai cemburu ini
Anita Nita
sdh sejauh ini zayn blm tau juga kalo salwa tukang selingkuh
Anita Nita
CEO goblok...bagai kerbau dicuccuk hidungnya klo udah ketemu salwa...padahal jelas2 salwa pernah selingkuhin dia najiis
echa purin: /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!