Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meninggalkan Goa
Pilar energi bercahaya putih yang naik ke langit berlangsung selama beberapa detik, setelah itu pilar energi itu menghilang, dan langit perlahan-lahan kembali cerah, namun tidak satupun yang pergi dari tempat tersebut, karena mereka ingin mengetahui sosok yang baru saja berkultivasi, sayangnya setelah sangat lama mereka menunggu munculnya sosok tersebut, nyatanya tidak ada orang keluar atau menampakkan dirinya, hal itu membuat satu persatu orang-orang mulai menarik diri dengan perasaan kecewa.
Di dalam goa, Liu Bai telah menyelesaikan Kultivasinya, dia membuka mata dan melihat debu yang tertumpuk di hadapannya, “Guru!” Hati Liu Bai terasa perih, rasa sesak membuatnya ingin melepaskan emosi agar kesedihannya sedikit berkurang, namun semua itu tidak dia lakukan.
“Kamu mempercayakan kekuatan ini padaku, dan aku pasti akan mewujudkan semua keinginanmu!” kata Liu Bai lalu dia memeriksa jumlah Qi yang di milikinya.
“Ini…!”
Liu Bai tidak bisa berkata-kata setelah merasakan jumlah Qi nya yang sangat banyak, dia menemukan Qi nya sudah berjumlah seratus lima puluh, dan seharusnya jumlah sebanyak itu sudah mencapai ke tahap Ahli tingkat satu, dan Liu Bai mencoba melepaskan energinya yang ternyata dirinya benar-benar sudah berada di Tahap Ahli tingkat satu, dia telah melompat tahap Petarung sehingga melebihi yang dia perkirakan.
Saat ini mungkin hanya Liu Bai satu-satunya pemuda yang mencapai tahap Ahli di usia tujuh belas tahun, jika dirinya berada di salah satu Sekte, dirinya pasti akan langsung diangkat menjadi salah satu tetua mengingat kemampuan seorang ahli sangatlah dihormati, walau demikian, Liu Bai tidak merasa senang, sebab walau dirinya sudah mewarisi kekuatan besar, namun dirinya harus kehilangan gurunya.
Liu Bai mengambil kain dan membungkus debu gurunya untuk dia bawa, apalagi dirinya juga berencana untuk pergi ke daratan Utara, karena itulah Liu Bai berencana akan membawa abu gurunya ke tempat asalnya.
Liu Bai tidak berencana langsung keluar, walau dirinya sudah mencapai ke tahap Ahli, namun dia sadar kekuatannya masih belum cukup untuk menghadapi Panglima Hantu ketujuh belas, di tambah lagi dia masih belum memiliki pengalaman bertarung yang sesungguhnya sehingga menunda keinginannya untuk keluar dari Goa.
“Dari sini aku akan mencoba mempelajari kekuatan Spiritual!” gumam Liu Bai.
Liu Bai mengambil kembali Kitab Spiritual Surgawi nya dan membuka lembaran pertamanya, seperti biasa, sosok kecil kembali terlihat dan memecahkan diri menjadi beberapa bagian seraya melakukan gerakan-gerakan tertentu.
Liu Bai tidak lagi memperhatikan gerakan tersebut, dia lebih memilih untuk membaca setiap langkah yang tertulis serta mengamati gerakan segel yang di peragakan oleh si sosok kecil.
“Segel ini untuk membentuk Pondasi Pertama untuk memiliki Kekuatan Spiritual Bumi.”
Liu Bai segera mengikuti bentuk segel tangan yang di peragakan oleh sosok kecil, dengan cepat Liu Bai memasuki ke kondisi meditasi untuk membentuk Pondasi pertamanya.
Bagi seorang Kultivator, Pondasi sangatlah penting untuk menyempurnakan kultivasi mereka, terlebih lagi banyak manfaat yang akan didapatkan setelah pondasi terbentuk.
Total Pondasi ada sembilan, yang terdiri dari pondasi pertama hingga sembilan pondasi, namun setiap membuka satu Pondasi memiliki cara yang berbeda-beda, seperti pondasi yang pertama, Pondasi ini dibuka dengan segel tangan lalu bermeditasi, cara ini adalah cara yang paling mudah.
Pondasi pertama memiliki arti sebagai Pondasi pemula, walau pondasi pertama terdengar sederhana, namun seorang Kultivator akan memiliki kemampuan unik seperti memiliki kekuatan Spiritual atau kekuatan unik lainnya.
Liu Bai yang sudah memasuki ke dalam meditasinya sudah tidak bisa mendengar atau mengetahui apapun yang terjadi di sekitarnya, jiwanya memasuki dalam kondisi tenang, dan tubuhnya mulai menyerap energi alam di sekitarnya, namun energi ini bukan sejenis Qi, melainkan seperti Aura Alam.
Aura memiliki dua jenis, ada aura hitam dan aura putih, seseorang akan bisa memilih aura apa yang ingin dikumpulkan, jika memiliki hati gelap, pastinya aura yang akan diserap adalah Aura hitam, namun jika bersih, aura yang akan di serapnya adalah aura putih, dan dari aura tersebutlah nanti bisa diubah menjadi beberapa aura, seperti Aura petarung, aura pedang, dan lain sebagainya.
Namun terkadang ada juga orang yang menyerap kedua aura hitam dan putih secara bersamaan, hanya saja itu sangat jarang ditemukan, kecuali orang yang memiliki bakat tertentu.
Bagi orang yang pesimis, tentu mereka akan menganggap jika aura hitam hanya dipelajari oleh mereka yang berasal dari aliran hitam, begitu juga sebaliknya, namun bagi seorang pakar sejati, hitam dan putih sama saja, semuanya tidak memiliki arti karena semuanya tergantung dari cara mereka menggunakan nya, dan Liu Bai telah memiliki wawasan dari pengalaman gurunya yang diberikan padanya.
Selama tiga hari penuh Liu Bai berada di dalam kondisi bermeditasi, selama itu juga, dia telah mengumpulkan Aura Putih dalam jumlah yang lumayan, dan secara samar-samar, aura itu terpancar di tubuh Liu Bai.
Sebuah aura putih memiliki warna biru membentuk seperti pakaian di tubuh Liu Bai, hal itu membuat Liu Bai merasakan kekuatan aneh yang terbentuk, dan ketika dia membuka matanya, dia melihat aura biru yang menyelimuti tubuhnya seperti pakaian, aura biru samar sedikit transparan itu melekat seperti tidak akan pernah lepas.
“Ternyata tidak sulit membentuk Pondasi Pertama ini!” gumam Liu Bai seraya menggaruk kepalanya.
Liu Bai menatap ke arah batu yang sedikit jauh, batu di mana gurunya sering bermeditasi di tempat itu, namun ada hal lain yang mengejutkan Liu Bai, dia merasa melihat batu yang berjarak sepuluh meter seperti berada di hadapannya dan cukup dekat, bahkan setiap debu kecil yang menempel bisa terlihat dengan jelas.
Liu Bai yang tidak mengetahui maksud dari kemampuan penglihatan tajamnya itu segera membaca kembali petunjuk dari Kitab Spiritual nya, dan dia baru tahu jika itu adalah salah satu kekuatan spiritual bumi pertamanya yang baru terbentuk.
Spiritual Bumi pertama memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu yang jauh menjadi sangat dekat, ketajaman tatapan itu seperti mata seekor burung elang, dan itu bisa digunakan untuk melihat sesuatu yang cukup jauh seperti bahaya dari musuh.
Liu Bai jelas sangat senang karena pada akhirnya dia berhasil memiliki kemampuan Spiritual pertamanya, namun dia tidak begitu larut dalam kesenangan dan kembali melanjutkan latihannya.
Kali ini Liu Bai mulai mempelajari kekuatan Spiritual lanjutan agar naik ke tingkat selanjutnya, walau Liu Bai ingin secepatnya keluar dari tempat tersebut, namun dia berusaha untuk tetap bersabar.
Kemampuan dari kekuatan Spiritual di Kitab Spiritual Surgawi memiliki empat tahap, yaitu Tahap Bumi tingkat satu hingga sembilan, lalu naik ke tahap langit, alam, dan surgawi, dan masing-masing memiliki tingkatan satu sampai sembilan.
Tahap bumi di setiap tingkatannya memiliki kemampuan yang berbeda-beda, sedangkan tahap Langit untuk memperkuat, begitu juga tahap Alam yang akan memperluas, dan yang terakhir adalah surgawi yang akan menyempurnakannya.
Tingkat yang pertama adalah kekuatan spiritual untuk mata, yang kedua untuk indra pendengaran, yang ketiga untuk Indra penciuman, yang keempat untuk pikiran, yang kelima untuk hati, yang keenam untuk Jiwa, yang ketujuh kematian, yang kedelapan untuk kehidupan, dan yang terakhir kesembilan untuk kelahiran.
Masing-masing memiliki kemampuan yang sangat unik, dan Liu Bai yang memiliki Pondasi Pertama harus menguasai setidaknya empat tingkat Spiritual di tahap bumi, setidaknya dia harus memiliki kekuatan pikiran, karena tingkat ini akan mampu melakukan sesuatu dengan pikirannya seperti menggerakkan barang ataupun melukai kekuatan spiritual dan tubuh orang lain.
Liu Bai terus berlatih meningkatkan kekuatan Spiritualnya ke tingkat dua selama satu bulan, waktu selama itu jelas tidak cukup untuk meningkatkan kekuatan Spiritualnya hingga ke tingkat empat, Liu Bai hanya mampu ke tingkat dua saja, dan itu pun sudah sangat sulit.
“Aku yakin kemampuan paman waktu itu sudah sampai ke tingkat sembilan, dan tahap terakhirnya mungkin di tahap Langit tingkat lima!” batin Liu Bai.
Liu Bai bangkit lalu memeriksa ke dalam ingatan Hun Fao untuk membuka segel yang melindungi goa tersebut, dia ingin keluar dan mencoba berburu Siluman untuk mendapatkan Inti Elemen yang lain serta Mustika Siluman, tentu Liu Bai akan berlatih meningkatkan kekuatan Spiritualnya di luar.
Dengan kemampuan Liu Bai yang sekarang, Hantu ketujuh belas jelas tidak akan mudah untuk menangkap dirinya, karena itu Liu Bai sangat yakin untuk keluar agar bisa berlatih dengan pengalamannya sendiri.
“Dunia luar, aku kembali!” gumam Liu Bai lalu dia segera membuat segel untuk membuka pintu goa sekaligus melepas segel yang melindungi tempat tersebut.
Batu di tebing mulai bergeser hingga bentuk goa terlihat dari luar, dan Liu Bai melangkah keluar dengan penuh semangat ketika melihat cahaya terang di mulut Goa. Karena terlalu lama berada di dalam Goa, mata Liu Bai sampai menyipit karena silau sinar matahari, bahkan dia menggunakan tangannya untuk melindungi cahaya tersebut yang menyilaukan pandangannya, setelah beberapa saat, barulah Liu Bai mulai terbiasa kembali.
Liu Bai menghirup udara dalam-dalam merasakan kembali sensasi udara kebebasan yang dia rindukan, aroma di alam terbuka jelas sangat berbeda dengan aroma di dalam goa yang bau aroma tanah.
Liu Bai melompat keluar dan mendarat di dasar tebing yang kini banyak batu-batu berserakan serta tertumpuk, Liu Bai segera menoleh ke atas tebing yang sudah hancur hampir sebagian, dia terkejut melihat separuh tebing itu hancur, bahkan tingginya tersisa seratus meter.
“Apakah ini dihasilkan karena Kultivasi ku?”
Liu Bai tahu jika seseorang akan memasuki tahap Ahli akan memunculkan fenomena Petir, namun Liu Bai tidak menyangka hasil dari Kultivasi bisa sebesar itu.
“Kemungkinan kejadian ini menarik banyak perhatian orang, aku harus segera meninggalkan tempat ini secepatnya sebelum dilihat oleh orang lain!” gumam Liu Bai lalu dia mengeluarkan pedang pemberian gurunya yang merupakan Pusaka Kelas Singa, dia segera mengalirkan Qi nya ke pedang tersebut lalu melemparkannya ke udara sehingga pedang itu melayang, dan Liu Bai melompat di atas pedangnya, sedetik kemudian, Liu Bai terbang melesat pergi meninggalkan Goa.
Dengan kemampuan Liu Bai yang sudah mencapai ke Tahap Ahli, tentu Liu Bai bisa menggunakan Pusakanya untuk terbang, dan semua cara melakukan itu tentunya didapatkan dari petunjuk dan pengalaman Hun Fao yang sangat banyak, jadi Liu Bai tidak kesulitan untuk melakukannya.
Sebenarnya kecurigaan Liu Bai jika fenomena dirinya ketika akan memasuki tahap Ahli akan mengundang banyak perhatian itu sepenuhnya benar, sejak Liu Bai selesai berkultivasi, orang-orang memang masih memantau tempat tersebut, selama satu bulan berikutnya sebelum Liu Bai keluar, sudah beberapa kali orang yang terkadang memeriksa tebing, namun tetap tidak ada yang keluar seperti yang mereka harapkan.
Seperti saat ini, sebenarnya ada dua orang yang melihat Liu Bai keluar dari dalam goa nya hingga Liu Bai pergi meninggalkan tebing, dua orang ini melihat sosok yang keluar itu dari jarak yang cukup jauh, namun mereka tidak bisa melihat sosok Liu Bai dengan jelas karena jaraknya terlalu jauh, sedangkan mereka berdua tentu tidak berani mendekat hingga pada akhirnya keduanya tidak mengetahui akan siapa sosok tersebut.
Li Hang hanya tersenyum kecut karena tidak bisa melihat sosok yang keluar dari dalam goa dengan jelas, dia menatap ke arah Xiu Lei seraya berkata, “Dia sudah pergi, sebaiknya kita kembali saja!” kata Li Hang.
“Iya, aku juga akan kembali ke Sekte untuk memberi tahu para tetua jika sosok itu telah pergi,” jawab Xiu Lei.
“Aku juga, lagi pula aku harus mengobati Paman Liu Cheng!” kata Li Hang.
Keduanya segera berbalik dan kembali ke Kota Yan, dan di tengah perjalanan, keduanya berpisah menuju ke Sekte mereka masing-masing, keduanya berasal dari sekte kecil yang berbeda, namun walau sekte kecil, kepedulian mereka lebih besar dari pada Sekte besar seperti Lentera Lotus yang tidak peduli dengan nasib orang lain, bahkan rela mengeluarkan murid nya yang di anggap telah melanggar aturan sekte, dan murid bernasib sial tersebut tidak lain adalah Mei Yin.