Mungkin ada banyak sekali gadis seusianya yang sudah menikah, begitulah yang ada dibenak Rumi saat ini. Apalagi adiknya terus saja bertanya kapan gerangan ia akan dilamar oleh sang kekasih yang sudah menjalin hubungan bersama dengan dirinya selama lima tahun lamanya.
Namun ternyata, bukan pernikahan yang Rumi dapatkan melainkan sebuah pengkhianatan yang membuatnya semakin terpuruk dan terus meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan. Di masa patah hatinya ini, sang Ibu malah ingin menjodohkannya dengan seorang pria yang ternyata adalah anak dari salah satu temannya.
Tristan, pewaris tunggal yang harus menyandang status sebagai seorang duda diusianya yang terbilang masih duda. Dialah orang yang dipilihkan langsung oleh Ibunya Rumi. Lantas bagaimana? Apakah Rumi akan menerimanya atau malah memberontak dan menolak perjodohan tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon safea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
"Untuk apa kamu kembali lagi, Kartika? Bukankah kamu sendiri yang mengatakan kalau kamu tidak sudi lagi untuk bertemu dengan saya dan Joyie?" Kartika hanya mampu terdiam dalam durasi yang cukup lama kala mendengar suara dingin itu dari Tristan.
Ini salah. Orang yang saat ini sedang berhadapan langsung dengan dirinya bukanlah Tristan, karena Kartika tahu kalau pria ini pasti akan selalu berbicara dengan lembut padanya.
"Aku—aku kangen banget sama kalian berdua, terutama sama Joyie. Biar gimanapun dia tetap anakku juga, kan?" Decihan yang cukup keras itu tak tertahankan sama sekali dari mulut Tristan sampai membuat lawan bicara nampak begitu terkejut.
"Kemana saja kamu selama lima tahun ini? Kenapa baru sekarang mengakui kalau Joyie itu adalah anak kamu?" Katakanlah kalau Tristan jahat, namun hatinya sudah dipenuhi dengan amarah saat ini.
"Kamu sendiri yang memilih untuk pergi dan mengejar mimpimu sebagai seorang model. Padahal waktu itu saya juga sudah mengatakan kalau kamu bisa tetap menjadi model karena saya tidak akan melarangnya sama sekali, tapi apa?" Muak. Selain amarah yang membuncah, Tristan pun merasa sangat muak dengan wanita yang ada di hadapannya ini.
"Maafin aku, Tristan." Sebenarnya ada banyak sekalo hal yang ingin Kartika katakan, namun yang keluar dari kedua bilah bibirnya malah permintaan maaf yang mana membuat Tristan hanya diam memandangnya.
Sudah sejak lama Tristan memaafkan wanita yang pernah mengisi hatinya ini, namun tetap saja Tristan tidak pernah bisa melupakan apa yang telah Kartika lakukan padanya dan juga Joyie yang baru saja lahir ke dunia waktu itu.
Mengenai perasaan pun Tristan sudah tak memilikinya lagi. Mungkin karena rasa kecewa sehingga Tristan tak lagi mencintai Kartika meskipun ia tahu kalau dialah Ibu kandung dari putri cantiknya.
"Aku bener-bener minta maaf, Tristan. Dan aku mau kita balik kaya dulu lagi, kita rawat Joyie bareng-bareng karena gimanapun dia pasti butuh figur seorang Ibu, kan?" Guyonan konyol macam apalagi ini? Bisa-bisanya Kartika mengatakan kalimat itu dengan begitu lancarnya.
Tidakkah ia lupa dengan apa yang telah ia lakukan pada Tristan sampai membuat pria itu harus jatuh sakit nyaris satu bulan lamanya?
"Tidak bisa, saya akan segera menikah dengan wanita pilihan saya sendiri." Wajah memelas yang sejak tadi Kartika perlihatkan kini berganti sudah menjadi tegang, kedua matanya pun membelalak dengan begitu lebarnya.
"N-nikah?" Tanpa ada keraguan sedikit pun, Tristan segera menganggukkan kepalanya dengan mantap. Nampaknya pria itu tidak menaruh rasa simpati sama sekali pada sosok Kartika.
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan Joyie, karena saya bisa menjamin kalau wanita yang akan saya nikahi nanti akan memberikan kasih sayang layaknya seorang Ibu pada Joyie." Tidak boleh seperti ini! Bukan ini yang Kartika harapkan setelah kepulangannya ke Indonesia.
"Saya rasa semuanya sudah cukup jelas, dan saya harap ini pertemuan terakhir kita. Jangan pernah muncul lagi di hadapan saya maupun Joyie, permisi." Masa bodoh dengan cairan bening yang sudah menggenang di pelupuk mata Kartika, Tristan tetap saja mengayunkan tungkai kakinya menjauh dari tempat itu.
Tristan juga sudah memantapkan hatinya kalau ia tidak akan lagi kembali pada Kartika meskipun tadi wanita itu mengatakan ingin kembali memulai semuanya kembali.
Bagi Tristan sudah cukup, ia tak mau lagi melihat drama murahan yang bisa saja kembali Kartika perlihatkan pada dirinya dan juga keluarganya.
Dulu sekali, Tristan dan Kartika pernah menjalin hubungan. Tepatnya hal itu bermula saat mereka duduk di bangku kuliah. Tristan lah yang pertama jatuh hati sampai ia harus berusaha kerasa meluluhkan hati Kartika yang terus saja menolaknya waktu itu.
Hubungan mereka berjalan dengan sangat baik sampai-sampai mereka dikenal dengan sebutan couple goalsnya kampus yang mana tentu saja membuat banyak orang merasa iri.
Hubungan mereka semakin memburuk saat Kartika dinyatakan hamil waktu itu. Memang ini salah Tristan yang tidak bisa menahan hasratnya sendiri sehingga kekasihnya itu sampai mengandung.
Biasanya pun mereka selalu melakukannya sembari menggunakan pengaman. Namun entah kenapa, Tristan tak mau menggunakannya sama sekali sehingga pada akhirnya mereka malah kebobolan.
Kartika yang mengetahui kalau dirinya sedang mengandung saat itu tentu saja merasa luas biasa frustasi. Ia sampai memiliki keinginan untuk melenyapkan bayi yang ada di dalam tubuhnya saat itu.
Mungkin kalau Tristan tidak memohon, bisa saja bayi mereka tidak selamat dan Tristan tidak akan menjadi seorang Ayah sekarang.
Pada akhirnya Kartika setuju untuk melahirkan bayi itu dengan syarat kalau ia tidak akan mengurusnya. Dan yang lebih parahnya lagi adalah, Kartika memutuskan hubungan mereka berdua begitu saja meskipun ia sudah tahu kalau Tristan akan menikahinya begitu Joyie lahir.
"Aku nggak sudi nikah sama kamu, Tristan. Kamu dan anak sialan itu cuma menghambat mimpiku, pergi kalian! Aku nggak mau ngelihat kalian berdua lagi!" Bayangan Kartika yang berteriak dengan histeris ke arahnya dan Joyie waktu itu masih membekas di kepalanya sampai detik ini.
"Itu Daddy!" Lamunan Tristan buyar seketika kala rungunya menangkap suara Joyie yang berhasil kembali menenangkan perasaannya. Ah, inilah yang sebenarnya Tristan butuhkan.
"Loh? Mana temennya, kok nggak diajak ke sini juga sih?" Bisa gawat kalau Tristan turut membawa Kartika ke tempat dimana keluarganya dan keluarga Rumi berada.
Tunggu sebentar, Tristan sampai hampir lupa kalau ada Rumi juga di sana. Ya, gadis itu pasti kebingungan saat melihat keberadaan Kartika di tempat ini. Apalagi saat melihat Tristan yang hampir meledakkan amarahnya tadi sebelum memintanya pergi bersama dengan Joyie.
Nanti, Tristan akan menceritakan semuanya pada Rumi saat mereka bertemu. Tristan hanya tidak mau kalau gadis yang selama ini telah berhasil masuk ke hatinya itu jadi salah paham.
"Maaf ya, saya terlalu lama mengobrolnya." Permintaan maaf itu hanya Tristan tujukan pada Rumi yang mana membuat semua orang yang ada di sana langsung berdeham dengan kompak.
"Hah? Kok malah minta maaf sih Pak? Kan saya juga nggak sendirian di sininya, ada banyak orang kok." Lucu sekali, sampai Tristan tidak bisa menahan dirinya untuk mengusak puncak kepala Rumi dengan penuh kelembutan.
"Rumi, kok masih panggil Tristan pakai Pak sih? Kamu loh bukan karyawan di kantornya Tristan, diganti atuh panggilannya." Semakin memerahlah kedua pipi Rumi ketika mendengar celetukan yang berasal dari Lisa.
Apa? Rumi harus memanggil Tristan dengan sebutan apalagi? Kan tidak sopan nanti kalau hanya menyebut namanya saja, ditambah lagi mereka bukan tinggal di negara bagian Barat.
"Mas dong, masa gitu aja bingung sih kamu Mba. Itu loh Tristannya kan beda lima tahun sama kamu, jadi panggilnya Mas Tristan." Sumpah mati Rumi ingin sekali menenggelamkan dirinya di dalam lautan saking malunya.
Rumi tidak lupa kok kalau jarak umur mereka cukup jauh, tetapi tidak usah diingatkan seperti itu dong!
Ini aneh, tadi Rumi sempat dibuat kepikiran dengan kehadiran wanita lain yang menurutnya sangatlah cantik. Setelahnya ada banyak sekali spekulasi yang bermunculan di dalam kepalanya sehingga ia tidak bisa fokus pada obrolan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Entahlah, setelah melihat yang tadi itu meskipun hanya sebentar. Hatinya seolah mengatakan kalau Tristan pasti memiliki hubungan dengan wanita yang tadi itu.
Apakah Rumi boleh bertanya meskipun saat ini mereka belum menjalin hubungan sama sekali? Ah tidak, tidak. Rumi tidak bisa melakukannya, jadi biarkan saja ia diam untuk yang kali ini.
semangat berkarya kak🥰
kalau Kaka bersedia follow me ya ..
maka Kaka BS mendapat undangan dari kami. Terima kasih