NovelToon NovelToon
Nikah Dini

Nikah Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ela W.

Aku tidak tahu bahwa cinta adalah sebuah kepalsuan semata. Kupikir kebebasan adalah kesenangan yang abadi. Faktanya, aku justru terjebak di sebuah lobang gelap gulita tanpa arah yang disebut cinta.

Aku gadis belia yang berusia 17 tahun dan harus menikah dengan orang dewasa berusia 23 tahun beralasan cinta. Cita-cita itu kukubur dalam-dalam hanya demi sebuah kehidupan fiksi yang kuimpikan namun tidak pernah terwujud.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ela W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 21

POV : Trio

Kursi pelanggan berdenyit, kopi hitam hangat sudah hampir selesai dan siap dihidangkan. Trio masih terdiam di belakang pintu. Ulu hatinya terasa sakit, mungkin karena dia terlalu sering menahan lapar di waktu jam makan. Selalu saja sok sibuk meski ia sudah dapat bagian istirahat. Padahal, bekerja rajin fi jam seharusnya sudah istirahat tidak membuat dirinya nya naik gaji apa lagi nanti k jabatan. Namun yang Trio inginkan bukan gaji, ia rajin hanya demi mengalihkan semua ingatan yang kerap tiba tanpa diminta.

"Kenapa?" Raina mendatangi untuk mengetahui kondisi teman sepekerjaannya. Trio tidak berkutik, ia hanya menunjuk galon untuk meminta minum. Raina langsung mengambil gelas berbahan kaca dan berukuran tinggi. Ia menekan tombol air hangat. Segera Raina menyodorkan air tersebut pada Trio. Sedikit meringankan, Trio mulai terlihat membaik dan tidak pucat. Bukan artinya ia sembuh total sekaligus, hanya saja perasaan mual berkurang. Ia bisa sedikit melakukan aktifitas ringan.

"kamu sakit?" tanya Raina ingin tahu. Trio menatap layu.

"Mungkin karena pola makannya tidak teratur." Trio menjawab sambil tertatih. Meraih meja di depannya untuk membantu tubuh kurus itu berdiri tegap meski sulit.

"Ya emang kenapa, kok bisa pola makan acak? Apa yang kamu pikirkan?" Raina ingin tahu.

"Aku lagi berhemat Rai," sahut Trio sekenanya membuat Raina semakin penasaran. Apakah hemat lantas bisa membuat seseorang menderita seperti ini?

"Hemat itu bukan untuk menyiksa diri, Yo'. Yang ada uang yang kamu simpan hanya terpakai untuk biaya rumah sakit dan pemakaman nantinya."

"Ah, jahat banget!" Trio terlihat marah dengan wajah masam. Raina tertawa kecil menutup setengah mulut.

"Lagian berhemat kok sampe kena magh. Kamu waras?" Trio meninggalkan Raina sendiri menuju pintu belakang. Trio masih sedikit lemas, dan merasakan sakit, namun ditahan. Tanpa sadar ucapan Raina memang benar adanya, bahwa terlalu hemat tidak akan membuatnya kaya mendadak. Justru akan membuat tubuhnya sakit yang berakhir harus melakukan pengobatan. uang yang ia kumpulkan tidak akan ada nilainya, semua sia-sia belaka.

Raina merasa bersalah karena dalam keadaan sakit, ia masih bisa mengajak rekan kerjanya bercanda, ia beranjak untuk mendatangi Trio guna meminta maaf.

"Yo'," sapa Raina di belakang Trio.

"Eh Rai, kebetulan. Aku tadinya mau ngobrol sama kamu." Trio segera menimpali dengan sambutan hangat.

"Soal?" Raina bingung.

"Aku mau minta maaf, tadi kalau kasar sama kamu." ujar Trio hati-hati.

"Loh, aku yang salah kok, sudah tau kamu lagi kesusahan, aku malah ketawa." Raina tidak mau Trio salah paham akan dirinya. Ia hanya ingin menyadarkan Trio meski dengan cara yang salah. Trio harus paham konsep berhemat itu seperti apa. Karena hemat dan irit itu berbeda jauh. Tidak semua hal yang dilakukan agar cepat memiliki banyak uang itu dianggap hemat. Trio mesti memperhatikan kesehatannya juga.

"Tapi, omonganmu membuatku sadar, kalau kamu itu benar." Trio bangkit dari duduknya.

"Ya sudah kalau udah mendingan, kamu makan dulu. Mau istirahat juga boleh." jawaban Trio tadi membuat Raina senang, setidaknya ia berharap teman se-pekerjaannya itu bisa memahami maksud yang baik dari ucapannya tadi.

"Iya, aku kayaknya mau istirahat saja, aku boleh pulang tidak, ya?"

"Pulang saja, nanti aku sampaikan ke pak Agung." Raina terlihat tulus, Trio langsung meninggalkan Raina menuju parkir belakang khusus karyawan dan me-ngegas motornya menuju rumah. Ia harus mengumpulkan kembali energinya untuk bekerja besok. Kesehatannya harus dikumpulkan dan pulih secepatnya, kali ini ia berjanji untuk pula menjaga kesehatan bukan hanya soal kerja keras dan uang yang terkumpul demi impiannya. Kondisi tubuh harus pula diperhatikan s maksimal mungkin.

Satu tahun berlalu, tabungan Trio sudah cukup, ia akhirnya mencari info kuliah karyawan di universitas terbuka. Trio bersungguh-sungguh dalam mengambil tekat, ia tidak boleh bermain-main dengan semua rencana yang sudah diatur dalam hayalannya. Ia harus sukses di masa mendatang bagaimana pun caranya.

Beberapa bulan lalu agung sudah keluar dari cafe, ia berniat fokus pada usaha jualan, di cafe juga sudah ada pengganti. Raina lah yang sekarang menjadi atasan Trio, Raina tidak berubah, ia tetap teman yang asik penuh canda tawa, ia sering mendatangi Trio ke dapur untuk sekedar bercerita dan kadang juga membeli coffe latte untuk dibawanya sendiri keruangan pribadi. Raina adalah atasan yang humble penuh wibawa namun tetap merakyat. Laki-laki mana yang tidak suka padanya da perempuan mana yang tidak dibuat itu olehnya. Sudah cantik, tinggi, kulitnya Tan tapi bersih, rambutnya panjang tebal dan menjuntai, ia warnai coklat terang, hidung mancung ala asia, mata hitam pekat dan bibir tebal berisik, belum lagi latar pendidikan yang mendukung, juga meski mantan seorang karyawan cafe biasa, Raina pulang pergi menggunakan roda empat. Ditambah sekarang jabatannya sebagai leader merangkap manager.

Siang itu agak sepi, membuat Trio serta karyawan lain bisa sedikit leyeh-leyeh. Seperti biasa, Raina datang mengunjungi dapur. Lantas Trio bercerita bahwa dalam waktu dekat, ia ingin mendaftar kuliah, Raina sangat antusias dan mendukungnya. Ia menyukai orang-orang yang dengan sadar ingin memperbaiki pendidikan.

"Aku harus jadi laki-laki berkelas, kan Rai?" ujar Trio penuh energi positif.

"Setuju. Tapi kenapa terlihat begitu menggebu?" Raina menyambung obrolan.

"Demi orang yang aku cintai meski mungkin kami bukan jodoh, Rei." Reina kaget, ia terlihat sedikit kecewa, wajah penuh senyum tiba-tiba berubah pucat datar.

Raina pikir ia tidak akan merasakan jatuh cinta yang bertepuk sebelah tangan, atau hanya dirinya yang selama ini terlalu percaya diri. Ternyata semua yang dia miliki di dalam dirinya bukan sesuatu yang bisa menarik ketertarikan orang yang dia mau. Raina kira semua orang mengharapkannya menjadi kekasih hatinya termasuk juga Trio, nyatanya dia salah, tidak semua pria memiliki kriteria yang sama dalam menilai dirinya.

Raina kembali ke ruangan dengan kecewa, kedua bola matanya berkaca-kaca, Raina tidak sangka akan mendengar kejujuran yang berujung menyakiti dan membuat dadanya sesek. Apakah benar yang pernah ia baca di sebuah novel bahwa cinta bukan soal fisik, tapi rasa nyaman. Bagaimana mungkin cinta itu sungguhan ada meski jarak dan waktu sudah lama memisahkan, apakah bukan sekedar dongeng bahwa kerinduan akan tetap tumbuh meski keduanya tidak pernah lagi saling berhubungan. Lantas rasa sayang akan kembali hadir, tumpah ruah kala.pertemuan kembali terjadi. Raina tidak percaya semua hal yang menjijikkan itu, ia hanya tahu bahwa semua novel cinta hanyalah fiktif belaka. Bukan kenyataan yang dijalani seseorang. Apa lagi orang itu adalah orang yang ia impikan selama ini.

1
Eyla II
Bantu Subs guys.
Eyla II
Bantu subs well
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!