Terlihat jelas setiap tarikan bibirnya menampakkan kebahagiaan di raut wajah gadis itu. Hari di mana yang sangat di nantikan oleh Gema bisa bersanding dengan Dewa adalah suatu pilihan yang tepat menurutnya.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu timbullah pertanyaan di dalam hatinya. Apakah menikah dengan seseorang yang di cintai dan yang mencintainya, bisa membuat bahagia ?
1 Oktober 2024
by cherrypen
Terima kasih sebelumnya untuk semua pembaca setia sudah bersedia mampir pada karya terbaruku.
Bantu Follow Yuk 👇
IG = cherrypen_
Tiktok = cherrypen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cherrypen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24. AMP
Gema berlari menghampiri Dewa, sedangkan Merry hanya menatap dari belakang Gema seraya menarik salah satu sudut bibirnya ke atas dengan sorot mata sinis.
Gema memeluk erat suaminya. Dia merasa takut jika Dewa mengkhianatinya dan juga meninggalkan dirinya. Rasa cinta yang di miliki Gema pada suaminya sangatlah besar sama halnya dengan Dewa padanya.
"Mas, kamu kemana saja? Aku dari tadi mencarimu, tapi aku tidak menemukanmu dan sekarang kamu tiba-tiba sudah berada di depan kamar," Gema bertanya dengan perasaan lega. Netra indahnya berkaca-kaca lantaran terlampau bahagia.
Ke dua manik mata Merry dan Dewa saling bertemu. "Sayang mungkin tadi waktu lift yang kamu naikin turun ke bawah liftnya aku naik. Ya sudah sekarang masuk kamar ya," ucap Dewa seraya mengusap lembut pipi Gema.
"Aku tinggal masuk ke kamar ya," pamit Merry.
"Terima kasih ya Merry. Kamu memang sahabatku yang baik," balas Gema seraya tersenyum ramah.
Merry mengangguk-nganggukkan kepalanya kemudian meninggalkan mereka berdua. Setelah selesai makan pagi mereka bertiga bergegas melanjutkan rencana berikutnya menuju proyek.
Dewa, Merry sudah berdiri di depan proyek yang setangahnya sudah di bangun, sedangkan Gema menunggu di dalam mobil. Gema tidak menaruh curiga kepada suami dan sahabatnya, meskipun perbicangan mereka tampak akrab.
"Dewa, Gema itu polos sekali. Dia tidak sedikitpun menaruh curiga sama kita," celetuk Merry di samping Dewa seraya membawa dokumen di tangannya.
"Dia memang gadis baik, makanya aku sangat mencintainya."
"Bagaimana dengan aku? Aku anggap diriku apa selama ini Dewa?" tegas Merry bertanya pada Dewa.
Dewa memalingkan wajahnya menatap Merry. "Kamu itu beda Merry."
"Beda gimana? Apa kamu tidak menyukaiku?"
"Aku menyukaimu. Permainanmu sangat bagus."
"Permainan, sekedar permainan?" tegas Merry.
"Jangan salah paham dulu Merry. Iya -iya aku sangat menyukaimu apa yang tidak aku dapatkan dari Gema. Aku bisa mendapatkannya dari kamu."
Merry tersenyum manis. "Benarkah, tapi aku cemburu melihat kamu romantis sama Gema."
"Aku mengerti yang penting jaga rahasia hubungan kita ini, jangan sampai Gema tahu," tegas Dewa.
"Baiklah Dewa."
Selesai memeriksa ,Dewa dan Merry kembali masuk ke dalam mobil. "Bagaimana Mas, semuanya lancar?" tanya Gema.
"Lancar sayang, sekarang kita pergi makan siang dan ke Moll ya. Merry kalau nanti kamu mau belanja ambil saja sesukamu, anggap saja ini bentuk hadiah karena cara kerjamu yang bagus," ujar Dewa.
Inilah cara yang halus untuk mengelabui Gema yang ada bersama mereka, padahal di sisi lain adalah sebuah bentuk hadiah pemuas nafsu belaka.
Gema menoleh ke belakang. "Merry, gimana tambah seneng kan kamu bisa kerja di perusahaan Mas Dewa?"
"Iya senang banget, aku bisa bekerja sama Pak Dewa. Andai saja dari dulu ya pasti aku sudah banyak terima hadiah haha ... haha," celetuk Merry.
"Bisa aja kamu ini," sahut Gema.
Sesampainya mereka di dalam Moll. Merry mengambil kesempatan dengan mengambil barang-barang mahal dan bermerek. Ini adalah pertama kali dirinya merasakan belanja tanpa melihat harga. Dia tidak peduli dengan nominalnya di saat sampai di depan kasih lantaran Dewa lah yang akan membayar semuanya.
"Hemm ..., kenapa aku ngga dari dulu saja masuk di perusahaan Dewa, kan aku bisa belanja sesukaku," ucap Merry pelan seraya memegan gaun berwarna merah di tangannya.
Merry celingukan mencari keberadaan Dewa, dan rupanya Dewa tengah bersama Gema memilih baju-baju hamil. Dadanya Merry seketika merasa sakit melihat Dewa begitu perhatian sama istrinya. Dia merasakan cemburu yang luar biasa hingga setitik kebencian mulai tumbuh di dalam hatinya.
Bantu Vote, like, komentar yukkk 😊