"Jika aku harus mati, maka aku akan mati karena Allah dan kembali pada Allah, bukan menjadi budakmu."
"Hati - hati Jingga, Semakin tinggi kemampuanmu, maka semakin Allah akan menguji dirimu. Tetaplah menjadi manusia yang baik, menolong sesamamu dan yang bukan sesamamu."
"Karena semakin tinggi kemampuanmu, semakin pula kamu menjadi incaran oleh mereka yang jahat."
Dalam perjalanan nya membantu sosok - sosok yang tersesat, Rupanya kemampuan Jingga semakin meningkat. Jingga mulai berurusan dengan para calon tumbal yang di tolong nya.
Dampak nya pun tidak main - main, Nyawa Jingga kembali terancam karena banyak sosok kuat yang merasa terusik oleh keberadaan Jingga. Jingga semakin mengasah dirinya, tapi apakah dia bisa kuat dan bisa menolong mereka yang meminta bantuan nya? sementara nyawanya sendiri juga terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 24. JONAH.
Jingga terpental, dan di alam nyata ternyata Gani dan Elang sedang panik karena tubuh Jingga sejak tadi mematung dan tidak menarik nafas sama sekali. Mereka terus mencoba menyadarkan Jingga bahkan Elang dan Gani sama - sama membaca doa.
"Jingga! Ya Allah, kamu kenapa?" Gani khawatir dan panik.
"Ngga, lu nggak apa - apa??" Tanya Elang, dia juga tak kalah khawatir.
Jingga mengambil nafas dengan rakus seperti di sana tidak ada oksigen. Nafas nya sempat terhenti selama dia dan Jonah saling tarik menarik, untung nya dia kembali.
"Jonah." Jingga melihat sosok Jonah berhasil lepas.
Jingga juga melihat Aki sedang mencekik sosok tua yang sebelumnya mencengkeram Jonah, dan kini sosok tua itu sedang kelabakan lalu di bawa Aki pergi.
Setelah Aki membawa sosok itu pergi, gudang itu rasanya biasa saja, tidak lagi ada aura jahat dan tidak lagi mencekam. Jingga melihat sosok Jonah sedang ketakutan di sudut.
Jingga memejamkan matanya dan dia kembali masuk ke alam hampa, dia melihat Jonah sedang menangis.
"Jonah." Panggil Jingga.
"Jingga! Jingga aku takut." Ujar Jonah sambil memeluk Jingga, sepertinya dia benar - benar ketakutan oleh sosok yang tua itu.
"Alhamdulillah kamu bisa lepas, Jonah aku khawatir banget nggak bisa nyelametin kamu." Ujar Jingga.
"Dia narik aku, Jingga. Dia ngambil semua sosok - sosok yang lemah kayak aku dan yang lain nya, buat di jadikan anak buah. Leher aku di iket, kami semua di iket pake rantai." Ujar Jonah bercerita sambil nangis.
"Yang penting sekarang kamu udah lepas, dia udah nggak akan bisa nangkep kamu lagi." Ujar Jingga dan Jonah mengangguk - angguk.
"Jonah kenapa kamu nggak pergi aja ke tempat yang lebih baik?? Kamu bisa pergi Jonah, kam nungguin apa sebenernya?" Tanya Jingga.
Seketika Jonah terdiam dan menunduk, sepertinya ada cerita di balik Jonah yang masih tinggal di dunia.
"Aku nunggu pelaku yang bunuh aku." Ujar Jonah.
DEG!! Jingga terkejut mendengar nya.
"Ayo pergi dulu dari sini." Ujar Jingga, karena dia mendengar bel istirahat berakhir.
Jingga kembali ke alam nyata, Gani dan Elang yang melihat itu pun bernafas lega karena Jingga lumayan lama di dalam sana.
"Ayo pergi." Ujar Jingga, Elang dan Gani mengangguk.
Mereka pun kembali ke kelas mereka dan di sana ternyata ada gadis yang berdiri di balik tembok saat itu, gadis yang menyebutkan nama lengkap Jingga. Jingga tidak mengenali siapa dia jadi dia juga tidak peduli dengan kehadiran gadis itu, hanya saja Jingga merasakan sesuatu yang salah dengan gadis itu.
'Kenapa dia memakai hal seperti itu, padahal dia masih sangat muda.' Batin Jingga, dan dia duduk di bangkunya.
"Jingga, kamu di cariin dari tadi." Ujar salah satu teman kelas Jingga.
"Ya? di cari in siapa?" Tanya Jingga.
Teman kelas itu berdiri dan berjalan mendekat ke tempat duduk Jingga, tapi gadis asing itu juga ikut bangun dan kini mereka bertemu tatap. Jingga seperti pernah melihat gadis itu, tapi dia lupa dimana dia melihat nya.
"Jingga, dia Rasti. Rasti tahu kamu bisa mengusir hantu jadi dia datang dari kelas lain buat cari kamu." Ujar teman kelas Jingga.
"Eh, sorry ya, Jingga bukan pengusir hantu, jangan sembarangan bawa orang dateng." Ujar Elang, Elang tidak suka Jingga malah jadi di manfaatkan orang lain.
Gadis yang merupakan teman kelas Jingga pun menjadi merasa tidak enak sekarang, apa lagi dia tahu Elang sangat dingin dan juga dekat dengan Jingga.
"El, jangan gitu." Ujar JIngga, dia tahu teman kelas nya takut dengan Elang.
"Jam istirahat udah berakhir, kalo mau ngomong nanti aja lain kali." Ujar Jingga pada gadis yang bernama Rasti itu.
"Oh, okay.. besok aku temuin kamu lagi Jingga, bye." Ujar Rasti, dia menyunggingkan senyum namun di balik senyum nya seperti menyimpan kemarahan.
Jingga melihat itu, dia tahu gadis itu bukan gadis biasa dan sudah jelas di sekeliling nya di penuhi energi yang jahat. Dan juga.. Jingga merasa mual saat melihat gadis itu, wajah nya berbayang bukan cuma satu wajah tapi ada wajah lain yang penuh dengan borok.
Gadis bernama Rasti itu pergi dari kelas dan tak lama guru pun datang, kelas pun di mulai kembali tapi Jingga masih terus memanggili Jonah dalam batin nya untuk memastikan Jonah tidak di bawa pergi lagi. Dan Jonah memang berada di sana, Jingga merasakan energi Jonah walau tidak menunjukan wujud nya.
Dan sosok tua yang di cekik oleh Aki itu sampai sekarang masih kesakitan dan masih di cekik oleh Aki, Aki masih tidak melapaskan sosok itu bahkan setelah sosok tua itu terus meminta ampun karena kesakitan.
"Ampun! Ampun!" Sosok tua itu kelojotan di dalam cengkeraman tangan Aki.
"Katakan pada mastermu, dia sudah mengganggu orang yang salah. Kalau dia terus bersih keras menyerang, maka aku akan datang pdanya." Ujar Aki.
"Iya! Iya! Lepaskan aku dulu." Ujar sosok nenek tua itu, Akhir nya Aki pun melepas kan nenek tua itu dan sosok nya langsung menghilang begitu saja.
Layak nya seorang ayah, Aki sangat melindungi Jingga. Bukan, lebih tepat nya seperti seorang kakek karena Aki sendiri sudah berusia lebih dari seribu tahun lamanya. Dia sangat tua, dominan, kuat, dan tidak mudah di kalahkan. Untung nya dulu dia menyukai Jingga dan ikut dengan Jingga, karena dia merasakan hati yang sangat tulus dari Jingga.
Akhirnya sekolah berakhir, Jingga yang seharus nya ikut kelas ekstra taekwondo harus berpura - pura sakit demi bisa mencari tahu apa yang sebenar nya terjadi dengan Jonah. Tak hanya Jingga, Elang pun sama, dia ikut - ikutan tidak masuk kelas taekwondo.
Kini Jingga, Elang dan Gani berada di gedung SMP di mana Jingga pertama kali bertemu dengan Jonah. Tidak ada yang curiga tentu saja, selama masih sama - sama anak didik sekolah itu, mereka bebas kemana saja di lingkungan sekolah.
Hanya saja Jingga tidak bisa masuk ke kelas nya waktu SMP dulu, dia hanya bisa berdiri di depan koridor nya saja. Elang dan Gani menggunakan mata batin nya juga, agar bisa melihat Jonah.
"Jonah." Panggil Jingga, dan jonah muncul di sana.
Tapi Jonah muncul dengan ekspresi sangat sedih, Jonah bahkan menangis tanpa Jingga tahu apa penyebab nya.
"Kamu kenapa?" Tanya Jingga.
"Jingga, aku jadi sedih. Aku jadi inget semuanya." Ujar Jonah.
Jingga tidak mengerti apa yang Jonah maksud, tapi Jonah menangis dengan sangat pilu. Jingga pun mencoba yang terbaik yang dia bisa untuk menenangkan Jonah, mendengar tangis nya saja Jingga yakin apa yang Jonah lalui pasti sangat berat.
"Kamu bisa ceritakan kenapa kamu.. bisa meninggal?" Tanya Elang, Jonah pun kembali berpikir.
"Hari itu.. aku di bawa beberapa teman kelas yang dominan di kelasku, mereka pengganggu (perundung)." Jeda..
"Aku di bawa ke tempat yang gelap, aku nggak tau itu di mana, tapi yang jelas masih lingkungan sekolah ini. Aku di pukul, di tendang, kepalaku di injak dan mereka memakiku dengan umpatan kata yang kasar." Ujar Jonah, Jingga yang mendengar nya langsung menangis tanpa suara.
"Aku kesakitan, aku minta tolong, tapi nggak ada yang dengar." Sambung Jonah.
"Kemana semua orang? Kenapa mereka nggak denger kamu?" Tanya Gani, Jonah menggeleng.
"Nggak tahu, aku di bawa ke tempat lain, dan aku di lempar ke lobang tanah, aku ingat aku di dalam tanah, dan mereka meninggalkan aku. Aku salah apa?? Aku nggak pernah ganggu mereka." Jonah yang merasakan pilunya tapi Jingga yang tak kuasa menahan tangis nya.
"Jonah.." Gumam Jingga..
BERSAMBUNG..