NovelToon NovelToon
Private Tutor

Private Tutor

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:410.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Yutantia 10

Untuk mengisi waktu senggang diawal kuliah, Om Raka menawari Alfath untuk menjadi tutor anak salah satu temannya. Tanpa fikir panjang, Alfath langsung mengiyakan. Dia fikir anak yang akan dia ajar adalah anak kecil, tapi dugaannya salah. Yang menjadi muridnya, adalah siswi kelas 3 SMA.

Namanya Kimmy, gadis kelas 3 SMA yang lumayan badung. Selain malas belajar, dia juga bar-bar. Sudah berkali-kali ganti guru les karena tak kuat dengannya. Apakah hal yang sama juga akan terjadi pada Alfath?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S2 ( Bab 22 )

Seperti janjinya, Alfath datang ke rumah Hana selepas magrib. Kedatangannya langsung disambut senyum manis si gadis yang tengah kasmaran.

"Masuk, Mas." Hana tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Ingin sekali dia menggandeng tangan Alfath seperti layaknya orang yang sedang pacaran, tapi dia menahan diri untuk itu. Bagaimanapun, dia dan Alfath belum halal untuk sekedar bersentuhan. "Mama sama Papa udah nunggu di meja makan."

Keduanya berjalan beriringan menuju meja makan, di sana terlihat kedua orang tua Hana sudah menunggu.

"Assalamu'alaikum," ucap Alfath.

"Waalaikumsalam," sahut kedua orang tua Hana. Mereka yang awalnya tengah melihat ponsel bersama, langsung meletakkan benda tersebut, berdiri menyambut Alfath.

"Gimana kabar kamu, Al, sehat?" Pak Rinto menepuk lengan Alfath saat pria itu mencium tangannya.

"Alhamdulillah, Om."

Alfath ganti melihat ke arah Mamanya Hana, namun tidak bersalaman, hanya mengangguk sopan sambil menangkup kedua telapak tangan di dada.

"Orang tua sehat?" tanya Bu Fatimah.

"Alhamdulillah, Tante."

"Mau makan langsung atau gimana nih?" tanya Bu Fatimah seraya melihat sekilas pada hidangan yang ada di atas meja. Hidangan yang sengaja dia siapkan spesial untuk calon menantu.

"Udah mau masuk waktu isya, gimana kalau kita sholat berjamaah dulu. Pengen di imamin calon mantu," Pak Rinto tersenyum sambil menepuk bahu Alfath.

Hana tersipu malu mendengar papanya menyebut Alfath calon mantu. Rasanya tidak sabar kata-kata papanya itu menjadi kenyataan.

"Waduh, saya belum sepercaya diri itu, Om." Di tengah-tengah keluarga yang sangat kental dengan ajaran agama, jelas dia belum yakin untuk menjadi imam. "Om saja."

"Kamu sukanya merendah," Pak Rinto tertawa ringan. "Pokoknya kali ini, imamnya calon mantu, setuju gak, Han?"

Pipi Hana merona, dia hanya menjawab dengan anggukan kepala. Dia masuk pesantren sejak SMP, jadi tidak pernah kenal yang namanya pacaran. Setelah lulus kuliah, dia keluar dari pondok dan menjadi guru MI. Perkenalannya dengan Alfath melalui jalur orang tua. Pak Rinto, dosen di universitas yang sama dengan Mama Nara. Tiga bulan yang lalu, mereka diperkenalkan. Dan akhirnya sebulan yang lalu, keduanya sama-sama menerima perjodohan ini.

Sayup-sayup, terdengar suara adzan isya', mereka langsung menuju mushola yang ada di rumah. Agak gugup juga Alfath harus menjadi imam mereka, tapi alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Selesai sholat berjamaah, mereka lanjut makan.

"Cobain ini, Al," Bu Fatimah mendekatkan mangkuk berisi cap cai ke hadapan Alfath. "Ini Hana yang masak. Kata Bu Nara, kamu suka cap cai kan?"

Alfath hanya mengangguk sambil tersenyum, itu memang makanan kesukaannya.

"Ayam bakar madu, suka gak?" ganti Pak Rinto yang menggeser piring berisi ayam ke dekat Alfath. "Ayam bakar madu buatan Hana, ter the best pokoknya. Sekarang aja, di rumah sudah mulai buka cathering. Banyak banget pesanan ayam bakar madu. Yang udah pernah pesen, pada repeat order."

"Kamu buka cathering, Han?" Alfath menoleh ke arah Hana.

"Iya, Mas. Buat ngisi waktu sepulang dari ngajar," jawab gadis itu sambil menoleh sebentar pada Alfath lalu menunduk kembali.

Mereka memulai makan malam sambil mengobrol ringan. Kebanyakan seputar keluarga dan pekerjaan.

"Gimana, udah nyari WO?" tanya Bu Fatimah.

"Belum, Tante."

"Kebetulan, Om dan Tante punya kenalan WO, kali aja kamu dan Hana cocok. Kalau mau, Tante bisa atur pertemuan kalian."

Alfath menoleh ke arah Hana. "Al, terserah Hana saja, Tante. Urusan nikah, biasanya yang lebih ribet perempuan, jadi Al ngikut maunya Hana saja."

Hana makin baper, bagaimana tidak, Alfath menunjukkan sisi kedewasaannya. Pria itu sama sekali tak egois, atau terlihat memaksakan. Dia menyerahkan semua padanya.

Setelah makan malam dan mengobrol sebentar, Al pamit. Sebelum pulang, Bu Fatimah menitipkan kue untuk diberikan pada Mama Nara. Hana mengantarkan Alfath hingga ke halaman rumahnya.

"Mas, kamu yakin, untuk urusan WO, terserah aku?" tanya Hana.

"Iya, aku serahin semua keputusan sama kamu. Nanti kamu kirim pesan ke aku aja, kapan jadwal kita ketemu WO. Tapi kalau bisa, jangan dadakan, takut waktunya terbentur sama kesibukanku."

Hana mengangguk cepat. "Hati-hati di jalan. Jangan lupa kalau udah nyampek, kabarin aku."

"Iya. Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Sesampainya di rumah, Alfath langsung menyerahkan titipan dari Bu Fatimah pada Mamanya. Dan sudah bisa ditebak, Mama Nara senang sekali dapat kiriman kue kesukaannya, apalagi itu dari calon besan.

"Jangan, banyak-banyak makannya, Mah, ingat umur," ujar Ayah Septian yang memperhatikan istrinya makan lagi dan lagi. Usia kepala 5, konsumsi makanan sudah harus benar-benar dibatasi, terutama yang banyak mengandung gula seperti yang sedang dimakan Mama Nara.

"Gimana rencana pernikahan kamu sama Hana, udah sampai mana?" tanya Mama Nara. Dia sudah tak sabar memboyong Hana ke rumah ini sebagai menantu.

"Belum apa-apa, Mah, masih baru mau ketemu WO," sahut Alfath sambil mengecek ponsel. Terlihat kalau dia tidak terlalu antusias dengan rencana pernikahan ini.

"Kalau bisa, dipercepat saja nikahnya," saran Mama Nara.

"Ya jangan keburu-buru juga, Mah. Nikah itu kalau bisa sekali seumur hidup, segala sesuatunya harus difikirkan matang-matang," ujar Ayah Septian. "Jangan grusa grusu, takut malah nanti ada penyesalan. Apalagi mereka baru kenal loh, baru 3 bulan, penjajakan dulu lah, santai."

"Emangnya kalau baru kenal kenapa?" Mama Nara sewot. Urusan perjodohan ini, dia dan suami memang sedikit kurang klop. Ayah Septian tidak begitu setuju dengan perjodohan. Menurutnya, biarlah Alfath mencari sendiri jodohnya, toh usianya belum terlalu tua, masih 28 tahun. "Papa juga dulu nikahin Mama cepet-cepet, gak pakai penjajakan."

"Nunggu penjajakan, keburu gede pe_" Untung Ayah Septian segera sadar, jadi tak sampai keceplosan kalau dulu, Mama Nara hamil di luar nikah. Diantara ketiga anaknya, memang hanya Aydin yang tahu soal ini.

Sadar suaminya hampir keceplosan, Mama Nara langsung memelototinya. Nasib baik Alfath fokus ke ponsel, jadi tak terlalu mendengarkan ucapan Ayahnya barusan.

"Sibuk apa sih, Al?" Mama Nara mengintip layar ponsel Alfath.

"Kerjaan, Mah. Ada yang pesen design rumah, udah seminggu lalu sih, dan besok ngajak ketemuan." Jemari Alfath sibuk berbalas pesan dengan klien.

"Emang udah kamu kerjain?" tanya Ayah.

"Udah rampung 90 persen. Tapi orangnya masih kurang srek katanya pas lihat gambar aku. Makanya besok mau ketemu, biar enak ngobrolnya, tahu seperti apa yang dia mau. Ya udah, Al ke kamar dulu ya, Mah, Yah." Dia mengecup pipi Mama Nara lalu naik ke kamarnya.

Selesai menuntaskan pekerjaan, Alfath membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Setiap kali memejamkan mata, dia terbayang akan wanita yang dia lihat tadi pagi. Perempuan itu sangat mirip dengan Kimmy, mungkinkah dia memang Kimmy?

Dia meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Setiap hari membuka sosial media dengan harapan, ada DM masuk dari Kimmy. Namun selalu dan selalu, hasilnya zonk, tidak pernah ada DM masuk dari gadis itu. Bahkan puluhan DM yang dia kirim, tidak pernah dibaca. Sosial media Kimmy sudah tidak pernah aktif sejak masuk pesantren, wajar sih, di pesantren kan memang tidak boleh bawa HP.

Sampai tengah malam, dia tak bisa tidur, hingga pagi ini, dia sudah berada di tempat kemarin dia melihat wanita mirip Kimmy.

Hampir 1 jam dia berada di sana, berharap bisa bertemu dengan wanita itu. Namun sayang, harapan hanya tinggal harapan, tak ada Kimmy disana.

Selesai mengajar di universitas, Alfath menuju sebuah kafe tempat dia janjian dengan klien. Dia sampai lebih dulu disana, baru sepuluh menit kemudian, kliennya datang.

Dengan penuh semangat, Alfath menunjukkan gambar yang sudah dia ubah suai semalam, berharap design baru ini bisa memuaskan kliennya.

"Kita tunggu orangnya saja ya, Pak Al. Biar dia yang memutuskan."

"Loh, bukannya anda.. "

"Sebenarnya bukan saya yang mesen, tapi teman saya. Dia masih dalam perjalanan, sebentar lagi datang. Saya cuma perantara."

"Oh... " Alfath hanya manggut-manggut.

"Assalamualaikum. Maaf terlambat."

Deg

Suara itu...

Alfath yang awalnya fokus pada layar laptop, langsung mengangkat wajah. Seketika, dunianya seperti berhenti, orang yang selama ini dia cari, ada di hadapannya.

"Kim."

1
Ila Lee
kimyy sekarang yatim piatu mama rana hanya alfath tempat kimyy menumpang kasih dan sayang
Misnawati Pulungan
ya walau dikit tp uda seneng bget upntrus ya kakka
Ety Nadhif
lah si eliza kemana yh
*Septi*
akhirnya Al-Fath sama Kimmy bisa lega..
Rahmawati
wkwkwk mama tetep mikirin biaya, buat datengin keluarga kim di luar negeri
Rahmawati
ikut sedih waktu mama Nara nanyain ortu kimmy yg udah gk ada
Rafael Dika
jadi sedihkan...kimmy itu yatim piatu mm nara...kamu pasti merasa bersalah tu...🤭🤭
mom's Abyan
restu udah d kantongin
Patrish
ini Kims Fashion butiknya ada bener ato cuma di sini ya thor... 🤭🤭
Patrish: ho oh... mau beli daster🤭🤭🤭🤭
yutantia 10: kenapa, mau mampir 😅
total 2 replies
Patrish
wkwkwkwkkkk... orang kayaaah... pelit amat Buuu🙄🙄🙄🙄
Sri e One
Alhamdulillah,selamat ya Al dan kim smg lancar sampai hari H🤲🙏😀
Sugiharti Rusli
Alhamdulillah, akhirnya mama Nara kasih restu penuh ke mereka, dasar Alfath tetap aja suka lawak kan yah😄😄😄
Sugiharti Rusli
ah ko jadi ikutan melow yah sama kondisi Kimmy bilang tentang ortunya yang uda tiada😪😪😪
Ana_Mar
ayooo al...cari cuan yang buanyakkkk buat masa depan kalian/Determined//Joyful/
Ana_Mar
kuat ya kim tanpa ada ortumu...peluk jauh dari sini.../Cry/
Heri Wibowo
al-fath maunya gercep aja.
Heri Wibowo
akhirnya kimmy mendapatkan restu dari mama nara.
Esther Lestari
si Al maunya cepet nikah aja....sabar dong Al. lamar dulu si Kimmy, temui saudaranya dulu tinggal milih mau yg di US, Singapura atau Malaysia yg kata mama Nara biayanya gede kalo mau ketemu saudaranya Kimmy😁
Esther Lestari
7 tahun diperjuangkan dalam doa lho mama Nara.
apalagi sekarang Kimmy sdh tidak punya orangtua
Mbak Ind
best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!