NovelToon NovelToon
Pencari Jejak Misteri

Pencari Jejak Misteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Matabatin / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Pindah sekolah dua kali akibat dikeluarkan karena mengungkap kasus yang tersembunyi. Lima remaja dari kota terpaksa pindah dan tinggal di desa untuk mencari seseorang yang telah hilang belasan tahun.

Berawal dari rasa penasaran tentang adanya kabar duka, tetapi tak ada yang mengucapkan belasungkawa. Membuat lima remaja kota itu merasa ada yang tidak terungkap.

Akhir dari setiap pencarian yang mereka selesaikan selalu berujung dikeluarkan dari sekolah, hingga di sekolah lain pun mengalami hal serupa.

Lantas, siapakah para remaja tersebut? Apa saja yang akan mereka telusuri dalam sebuah jurnal Pencari Jejak Misteri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35. Penelusuran

"Mas, bisa disalurkan gak? Biar saya saja yang melihat gambaran dahulu. Jangan Ratu, dia tidak akan kuat melihat semuanya. Dan saya juga tidak tega melihatnya sampai menangis seperti ini." ucap Panca ingin bertukar posisi dengan Ratu.

Aji mengerti, ia pun merasa tidak tega dengan keadaan Ratu jika harus menahan banyak energi yang dirasanya.

"Ya sudah, Ratu silakan kamu buka mata kembali. Sekarang posisinya diganti oleh Panca."

Begitu Aji mengatakan, Ratu segera menoleh menatap Panca yang sudah memejamkan matanya.

"Mas Panca kuat gak, ya?" Ratu tampak begitu khawatir dengan keadaan Panca.

"Insyaa Allah dia kuat, Kak." jawab Reyza.

Langit sore semakin menggelap, setelah beberapa menit mereka menunggu dengan arah pikiran masing-masing. Tiba-tiba saja Panca melepas tas nya juga hoodie nya, sehingga hanya tersisa kaos pendeknya berwarna hitam.

Ratu terkejut bukan main, terlebih lagi melihat Panca yang seketika berlari cepat dengan mata yang sepenuhnya putih. Mereka semua tahu jika kini Panca bukanlah sedang menjadi dirinya sendiri.

"Mas Panca mau kemana itu?! Ih, ayo buruan kejar Mas Panca!" teriak Ratu hendak mengejar Panca yang berlari, namun dicegat oleh Reyza.

"Kita lihat dulu, Ratu. Dia mau apa coba, dia pasti dapet gambaran masa itu. Nanti kalo sekiranya dia berbahaya, kita kejar dia."

Akan tetapi, baru selesai berbicara saja Panca sudah terjun dari jembatan yang tempatnya tak begitu jauh dari posisi mereka.

Semuanya terkesiap, sementara Ratu dan Reyza langsung berlari secepat mungkin untuk mencegat Panca.

Namun, semua sudah terlambat. Panca telah jatuh ke sungai dari ketinggian jembatan yang kira-kira 5 sampai 6 meter.

Air mata Ratu mengalir deras. Tangannya memegang besi alumunium dengan keras. Sedangkan Cakra langsung mencari jalan pintas untuk turun menuju sungai tersebut.

"Intan sama Ninda di sini saja, biar ini jadi urusan laki-laki dulu. Jangan lupa jagain Ratu juga, tenangkan dia." kata Mas Aji.

"Udah, Ratu. Jangan nangis dong, gue jadi kebawa suasana lo nih. Udah ya, itu Mas Panca lagi dievakuasi kok. Dibantu sama Mas Aji juga, percaya ya kalo Mas Panca gak akan kenapa-napa. Kita juga tahu, dia kuat, Rat." ujar Intan.

"Lebih baik sekarang kita ke gubug lagi, ya?" sahut Ninda.

...ΩΩΩΩΩ...

Usai berhasil diselamatkan, Reyza serta temannya membawa Panca kembali ke gubug tadi. Kini laki-laki kakak kelas mereka sudah memakai hoodie kembali.

"Mas Panca!"

Belum juga sembuh, Panca sudah dipeluk oleh Ratu. Untungnya para laki-laki telah sigap mengganti pakaian Panca di salah satu rumah kerabatnya Aji. Yang memang sangat dekat dengan jembatan tersebut.

"Gak papa, aku aman kok." Masih dengan tenaga yang lemah dan suara pelan, Panca berusaha mengusap kepala Ratu.

"Kamu beneran gak papa? Pasti kamu minum air sungai, ya?"

Panca menggeleng sambil tersenyum samar. Karena gemas melihat tingkah dan pertanyaan dari Ratu.

"Enggak minum, kemasukan dikit sih. Tapi, gak parah kok. Kamu aman kan? Jangan lagi-lagi berdiri di sisi jembatan kayak gitu ya? Bahaya loh, bisa diam-diam ada yang dorong kamu. Lain kali jangan begitu ya?" tutur Panca dengan sangat lembut.

Ratu mengangguk. Sedetik kemudian Panca mendekati Ratu.

"Maaf ya, ini rambut kamu keluar dari hijabnya." tutur Panca sembari merapikan hijab yang dipakai oleh Ratu.

Diam-diam Ratu tersenyum, hingga tanpa disadari pipinya pun merah merona.

"Ratu salting tuh,"

"Apaan sih! Enggak ya!"

"Kalau enggak, kenapa marah?" Giliran Panca yang menyahut, Ratu hanya terdiam.

...ΩΩΩΩΩ...

Setelah beristirahat sebentar lalu melaksanakan shalat berjamaah di mushola terdekat, kini mereka sudah kembali berkumpul di rumah Mas Aji.

Tujuh remaja tersebut telah bersiap untuk melakukan penelusuran ke kantor desa Sewujiwo. Tentunya dengan persiapan yang matang.

Sembari membawa peralatan penelusuran, Reyza dan Bisma bertugas membawa kamera dan senter.

Baru masuk ke dalam pintu gerbang sekolahan saja Ratu sudah bergidik ngeri. Bahkan dirinya hampir berniat untuk pulang dan tidak melanjutkan penelusuran.

"Gerbangnya udah gak pernah dikunci, jadi kita bisa langsung masuk aja." celetuk Mas Aji yang berjalan di paling depan.

Panca menggandeng satu tangan Ratu yang terbalut sarung tangan. Karena memang suasana di desa itu sangat dingin. Sehingga mengharuskan semuanya memakai jaket khusus.

"Oke, mumpung masih di sini. Kalian mau kunjungi apa saja? Mau tempat sumur, kantin, atau ... Gudang balai desa?" tanya Mas Aji memberi pilihan.

Para perempuan justru menggeleng.

"Itu yang di sebelah kanan apa, Mas?" Kali ini Ratu memberanikan diri untuk bertanya.

"Oh, itu taman. Jadi, emang udah ada taman dari dulu. Tapi, mungkin kalian belum sadar."

Panca melihat Ratu yang terlihat seperti tidak kuat untuk semakin masuk ke dalam. Karena memang ia mengaku juga jika suasana malam ini sangat berbeda dari kemarin pada saat mereka diberi gambaran masa lalu.

Tetapi, tanpa diduga seketika Bisma dan Cakra terpental ke tembok sebuah perpustakaan samping taman.

"Bisma!"

"Cakra!"

Bersamaan dengan hal itu, Panca pun mendadak berlari masuk ke dalam begitu kilat meninggalkan Ratu. Perempuan tersebut langsung dijaga oleh laki-laki bernama Aji.

"Rey, coba bawa mereka ke taman ini dulu. Biar saya yang pasang beberapa lampu untuk penerangan." kata Aji.

Lalu, Ninda dan Intan membawa Bisma. Sedangkan Reyza memapah Cakra yang sudah tak berdaya.

Telah berkali-kali Ratu menatap jam tangannya, namun Panca belum kunjung kembali juga. Ia mulai khawatir, apalagi laki-laki itu hanya sendirian di sana.

Sesudah dicek oleh Aji, keadaan Bisma dan Cakra mulai membaik. Keduanya pun sudah tersadar, meski tubuhnya masih terasa lemah.

"Bisma, ih ... Lo jangan bikin gue takut dong, gue gak mau lo kenapa-napa. Gue gimana kalo lo pingsan kayak barusan?" lirih Intan sambil memegang satu tangan Bisma.

Melihat wajah Intan yang mulai basah, ia pun segera menarik kepala Intan untuk bersandar di bahu nya.

Sementara keadaan Cakra kini seperti Bisma, tapi ia hanya sendiri. Sebab tidak memiliki seorang perempuan yang selalu memperhatikan dirinya.

Ratu dengan inisiatifnya menghampiri Cakra yang memejamkan mata sembari menghela napas lelah.

"Lo gimana? Aman gak? Maaf, ya, gue terlalu mikirin Panca."

Cakra tersenyum tipis. "Bukan salah lo kok. Justru gue lagi bingung, mas Panca sekarang lagi di mana? Gue gak mau dia kenapa-napa. Dia sosok yang selalu berusaha buat melindungi semua orang di sekitarnya."

Reyza turut duduk di bangku taman yang terbentuk dari semen lama bahkan sudah sedikit lumutan.

"Tapi, gue yakin dia pergi bukan tanpa alasan." pendapat Reyza.

Bisma mengangguk setuju.

"Lagian tadi gue sama Cakra kayak ditabrak sesuatu. Dan setelah ditabrak itu rasanya gak bisa gerak, makanya sempat pingsan." ucap Bisma memberitahu.

Sudah pukul 8 malam lebih, Panca baru kembali dengan membawa satu kantong plastik transparan. Namun, mata orang yang ada di taman itu tidak buram. Mereka melihat jelas apa isi dalam kantong plastik itu.

"Mas?! Itu 'kan baju ...?"

"Iya, bajunya almarhum."

1
Billgisya Janu Aulia
Luar biasa
Billgisya Janu Aulia
Lumayan
murtiasih
/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!