NovelToon NovelToon
NASIB CLAUDIA

NASIB CLAUDIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Keluarga / Persahabatan / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Widya Pramesti

Claudia adalah seorang gadis muda yang lahir dari keluarga mafia yang terkejam, terkenal dan penuh intrik pada bagian Eropa. Namun, Claudia juga sebagai anak broken home yang tumbuh dalam bayang-bayang konflik keluarga yang tak kunjung usai. Meskipun terlahir dari keluarga yang berkuasa, dia tidak pernah merasakan kedamaian sejati.

Di tengah kekacauan itu, Claudia jatuh cinta pada seorang pria yang seharusnya memberinya kebahagiaan, namun kenyataannya justru menjerumuskannya lebih dalam ke dalam dunia yang penuh nafsu. Kekasihnya, yang mencintainya bukan karena tulus, tetapi karena hasrat semata, hanya menambah kesedihan dan rasa terhimpit dalam hidup Claudia. Hubungan mereka penuh dengan kebohongan, kepalsuan, dan manipulasi.

Tak hanya itu, Claudia juga harus menghadapi kenyataan pahit tentang sahabat yang sangat dia percayai. Sahabat yang selama ini dia anggap sebagai teman sejati ternyata berkhianat, memainkan peran dibalik layar, dan merencanakan penghancuran dalam hidup Claudia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lirihan Pilu

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...--------Kembali ke UGD--------...

Sky dan Zen sudah berada di UGD kembali untuk memastikan, apakah Claudia sudah sadar atau belum.

"Hmmm, dia masih belum sadar!" Lirih Zen.

"Kita tunggu sebentar lagi, pasti dia akan segera bangun dari pingsannya!" Seru Sky.

Zen tak menanggapinya, dipikirannya adalah bagaimana cara dia memberitahu kabar tante Isabella yang sedang koma kepada Claudia.

Pasti Claudia akan sedih mendengarkan kabar buruk dari sang ibu dan kabar buruk darinya yang telah dinyatakan positif hamil.

"Sky, sebaiknya kita sembunyikan tentang kehamilan Claudia pada dirinya juga" Lirih Zen sambil menatap sendu ke arah Claudia.

"Karena jika dia tau dirinya sedang hamil, pasti dia akan stres dan berniat menggugurkan janinnya itu!" Timpal Zen.

"Hmmm, aku ngerti Zen. Aku juga kasihan sama dia, karena aku yakin dia tidak akan menerima kenyataan ini!" Pungkas Sky.

Sky dan Zen sama-sama mulai mempunyai dendam terhadap Alvin, andai kekasih Claudia ada di tempat ini pasti mereka berdua akan bantai dia sampai babak belur.

Sementara Carlos kini sudah kembali ke UGD dengan mata yang sembab tetapi masih menampilkan wajah sangarnya.

"Ternyata kalian masih disini!" Seru Carlos menghampiri mereka.

"Masih Paman!" Ucap mereka serentak.

"Gimana kondisi putriku? Apa kata dokter?" Tanya Carlos berdiri di samping bed Claudia.

"Claudia sudah di berikan obat khusus, kemungkinan bentar lagi dia akan sadar dan segera pulih!" Imbuh Zen.

Carlos mengangguk pelan sambil menarik nafasnya dan menghembus secara perlahan.

Isi kepala Carlos kini campur aduk, ada penyesalan dan kesedihan didalam benaknya.

"Clau, maafin ayah ya"

"Ayah selama ini tidak pernah menanyakan kabarmu dan ibumu, ayah terlalu egois nak!" Lirihnya dengan nada pelan.

Sky dan Zen hanya mendengarkan ucapan Carlos yang menyesali tentang keluarganya bisa berantakan karena ulahnya sendiri.

"A-aa....,Ayah.....!"

Lirihan pilu dari Claudia terdengar lemas dengan gerakan jari berusaha meraih tangan Carlos.

Mata Claudia kini perlahan terbuka, sorot matanya melihat sang ayah tengah berdiri di samping bed nya.

"Putriku...., kamu sudah sadar nak!" Ucap Carlos girang melihat sang putri akhirnya bangun dari pingsannya.

"Claudia, syukurlah akhirnya kamu sadar juga!" Ucap Sky melangkah ke arahnya bersama Zen.

"Clau....!" Lirih Zen menatap dirinya dengan tatapan penuh arti.

Sorot mata Claudia kini melirik ke arah Zen dan Sky, dia tampak kebingungan melihat mereka.

"Aku ada dimana sekarang?"

"Kenapa kalian bisa ada bersama ayahku?" Tanya Claudia.

Gadis ini belum terlalu mengingat apa yang telah terjadi, dirinya melirik ke arah tangan dan sekelilingnya terdapat jarum infus yang sudah di pasang.

"Apa aku sakit?" Tanyanya lagi.

"Iya Clau, kamu tadi pingsan karena riwayat alergi dinginmu itu!" Jawab Zen dengan nada pelan.

"Pingsan?"

"Terus, kenapa ayah bisa ada disini juga?" Tanya Claudia melirik ke Carlos.

"Soal itu panjang ceritanya, yang terpenting kamu sudah sadar dan sudah sedikit membaik" Lirih Carlos menjawab dengan nada pelan.

"Iya Clau, benar kata ayahmu. Soal kamu bisa berada disini lupakan saja tentang yang sudah terjadi, intinya kamu harus pulih total!" Tukas Sky.

Claudia masih memperlihatkan wajah kebingungan, dirinya masih belum terlalu ingat kejadian apa yang sudah di alami beberapa jam yang lalu.

"Hmmm, jangan dipikirkan lagi. Nanti kamu pasti akan ingat sendiri"

"Sekarang kamu istirahat saja Clau!" Lirih Zen memintanya untuk segera istirahat kembali.

Zen tipe Pria yang peka tentang perasaan wanita, dia tau dari raut wajah Claudia pasti sedang mencoba mengingat kembali kejadian yang telah terjadi.

"Baiklah, tapi aku mau pulang"

"Kasihan ibu sendirian dirumah!" Ucap Claudia dalam keadaan masih lemas masih teringat sang ibu yang ia sangka sedang menunggunya di rumah.

Zen dan Sky saling melirik satu sama lain, mereka tidak mungkin akan memberitahu jika ternyata tante Isabella sedang koma dan berada di rumah sakit yang sama.

"Em itu, nanti aja kita pulang Clau"

"Tunggu kamu pulih total baru kita kembali ke rumah ya!" Ucap Sky karena dirinya yang bertanggung jawab untuk mengantar jemput Claudia di hari ini yang sudah membuat janji sebelumnya pada Isabella.

"Tapi Sky, aku mau pulang. Pokoknya aku harus pulang sekarang!" Pinta Claudia dengan memaksa.

Carlos mendengarkan pemerintah sang putri merasa iba, karena putrinya sama sekali tidak tau jika ibunya sedang di ruang ICU.

"Clau, kamu tidak bisa pulang ke rumah ibu sekarang!" Seru Carlos.

Claudia mengernyit heran kepada sang ayah.

"Kenapa ayah? Apa ayah sekarang melarangku untuk tinggal bersama ibu juga?" Tanyanya dengan nada sedih.

"Bukan, bukan seperti itu putriku...., tapi....."

"Tapi apa ayah?" Tanya nya mulai kesal

"Tapi ibumu sedang kritis di ruang ICU karena mendengarkan kabarmu di culik oleh kekasihmu itu!" Jelas Carlos menjawab secara terpaksa karena dirinya tidak sanggup menyembunyikan fakta ini kepada sang putri satu-satunya.

Claudia mendengarkan itu merasa tidak percaya atas ucapan ayahnya, dia melirik ke arah Zen dan Sky yang kini menoleh ke arah lain.

Zen dan Sky tidak menyangka bahwa Carlos akan membongkar fakta tentang Isabela. padahal mereka berdua sudah bekerjasama untuk tidak membocorkan masalah ini supaya Claudia tidak stres.

"Benar apa kata ayahku?" Tanya melirik ke arah mereka.

"Be-benar Clau, tante Isabella dinyatakan koma oleh dokter!" Ungkap Sky dengan nada berat.

Deggg....

Jantung Claudia terasa seperti membeku sejenak, ia rasanya tidak ingin mempercayai apa yang sudah di dengar tentang kondisi sang ibu.

"Antar aku ke tempat Ibu sekarang juga!" Pekiknya berusaha bangun dari bed itu.

"Clau kamu istirahat aja, besok kita jenguk ibu ya kalau kondisimu telah pulih" Ucap Zen.

"Enggak! Aku mau lihat ibu sekarang!" Bantah Claudia.

Zen ini menyahut karena dia tidak tega melihat kondisi Claudia seperti ini.

"Clau kamu masih sak-.... " Ucapan Zen terhentikan karena Carlos kini sudah berdiri di sampingnya.

"Sudah nak Zen, biarkan Claudia melihat ibunya sebentar. Aku tau maksud kalian melarang putriku karena kondisinya belum pulih"

"Tapi, ini adalah hak putriku untuk menjenguk ibunya!" Sahut Carlos agar sang putri tidak semakin memberontak karena dilarang seperti ini.

Zen mengalah, dia tidak bisa berkata-kata lagi. Niat baik larangan dia tidak berhasil, jadi dia hanya bisa berdoa agar Claudia tidak stres setelah menjenguk ibunya karena bisa mempengaruhi perkembangan janinnya.

"Baiklah Paman!"

Sementara Sky tidak bisa ikut campur lagi, karena ini juga kesalahannya yang sudah teledor tidak menjaga Claudia dengan ketat sehingga bisa terjadi penculikan dan kondisi semakin buruk.

Carlos mengambil sebuah kursi roda kosong dan membopong tubuh putrinya. Lalu ia dudukan di korsi roda itu dan mulai mendorongnya sambil melangkah menuju ruang ICU.

Zen dan Sky memberikan kode bahasa gerakan tubuh untuk segera mengikuti Carlos dan Claudia dari belakang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

Sesampainya di ambang pintu ruang ICU. Dua orang perawat wanita yang menjaga di dalam ruangan itu melirik ke arah mereka berempat.

"Maaf, hanya boleh 1 orang yang masuk ke ruangan ini untuk menjenguk pasien!" Ucap salah satu perawat yang fokus melirik ke arah Claudia yang sedang duduk di kursi roda dengan tangan terinfus.

"Suster, boleh tidak dua orang saja yang masuk. Karena saya ingin melihat keadaan ibu!" Ucap Claudia memohon.

"Tidak bisa nona, karena ini sudah peraturan pihak rumah sakit jika memasuki ruangan ICU!" Bantah perawat itu dengan jelas.

"Tapi Sus, tolong kali ini saja karena kondisi saya juga sedang tidak baik dan perlu bantuan orang lain!" Seru nya sambil memperlihatkan ekspresi wajah memelas.

Perawat itu langsung menghembus nafas dengan berat, dia merasa iba jika walaupun sedikit kesal karena gadis di hadapannya tidak menuruti peraturan rumah sakit.

"Oke, kali ini saja saya izinkan. Tapi untuk selanjutnya anda harus mengikuti peraturan disini!" Tegasnya.

Claudia mengangguk mengerti, senyum tipis terukir di bibirnya. Carlos mulai mendorong Claudia perlahan menuju bed Isabella di dalam ruang ICU.

Sementara Sky dan Zen ingin melangkah masuk ke dalam ruang ICu, tapi di cegat oleh dua perawat itu.

"Eh-eh, eh.....Kalian mau kemana?" Tanya salah satu perawat itu menghadang mereka.

"Mau masuk lah Sus, masa mau keluar!" Tukas Zen dengan tatapan datar.

"Tidak boleh!"

"Loh, tadi katanya kali ini di bolehkan untuk masuk ke ruangan ICU lebih dari satu orang. Kenapa kami tidak boleh masuk?" Sahut Sky mengerutkan keningnya.

"Saya memberi izin kepada nona dan tuan yang tengah mendorong kursi roda, bukan kepada kalian berdua tuan!" Ucap perawat dengan antusias.

Zen dan Sky mendengus kesal dan menatap dua perawat wanita itu dengan tatapan tak suka.

"Oke!"

Mereka berdua melangkah sedikit menjauh dari hadapan para perawat itu menuju ke kursi besi yang ada di dekat lorong rumah sakit.

"Peraturan gila, masa untuk masuk ke ruangan ICU aja di bikin peraturan seperti ini!" Gerutu Zen.

Sky tidak merespon ocehan Zen, sorot matanya terus fokus melihat ke arah ruang ICU itu. Dia berharap akan ada keajaiban yang bisa membuat Isabella sadar dari koma, supaya Claudia tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Di lain sisi, Carlos dan Claudia kini sudah dihadapan Isabella.

Claudia tidak sanggup melihat kebenaran di hadapannya kini, satu dan dua tetesan air mata kini mengalir di pipinya.

"Ibu maafkan aku!"

"Semuanya ini salahku bu, seandainya aku tidak di culik pasti ibu tidak akan koma seperti ini!" Claudia menyalahkan dirinya sendiri.

"Clau, jangan berkata seperti itu sayang...."

"Ini bukan salahmu, ini semua sudah takdir dan ayah janji akan membalas perbuatan kekasihmu itu!". Lirih Carlos yang tidak tega mendengarkan Claudia menyalahkan keadaan akibat dirinya.

"Tapi ayah...., ibu koma karena mendengarkan kabarku di culik!" Bantahnya sambil terisak pilu.

"Tidak putriku, ini semua salah kekasihmu itu!"

"Nanti kamu beritahu saja seperti apa wajah kekasihmu dan siapa nama orang tuanya!" Ujar Carlos karena dirinya akan berniat membalas dendam.

Claudia tidak menjawab, ia sepertinya mencoba tidak membocorkan tentang identitas Alvin karena dirinya sangat mencintai pria bej*t dan telah menyiksanya serta menyakiti dirinya.

"Claudia, kamu dengar ayah kan!" Seru Carlos meraih pipi sang putri sambil menyeka air mata.

"I-iya Ayah...."

Claudia menjawab secara terpaksa, padahal hatinya sangat bersikeras untuk mempertahankan hubungan kisah cintanya terbilang toxic.

"Hmm, apa kau sudah puas menjenguk ibu mu?" Tanya Carlos dengan nada pelan.

"Belum ayah, aku maunya ibu segera siuman supaya bisa pulang bareng ibu" Buncahnya.

"Clau, jika kamu sudah sembuh total. Kamu pulang saja ke rumah ayah untuk sementara, besok ayah akan antarkan kamu kesini lagi untuk melihat ibumu" Ujar Carlos dengan tawaran baik.

Ia berharap putrinya mau tinggal di rumah mewahnya itu, karena dirinya berharap bisa mengambil hati putrinya kembali.

"Tinggal di rumah ayah? Tapi....,"

"Tante Violetta tidak ada dirumah ayah nak, dia tinggal apartemennya walaupun sesekali pernah nginap dirumah ayah!" Tukas Carlos yang seperti tau apa sedang dipikirkan putrinya.

"Hmm baiklah, untuk kali ini aku tidak menolak tawaran ayah!" Ucapnya yang tidak menyangka ayahnya peka soal tidak kenyamanan dirinya terhadap Violetta.

"Asal tidak ada wanita bermulut itu!" Timpalnya lagi.

"Iya sayang, apa kamu beneran sudah pulih?" Tanya Carlos memperhatikan Claudia.

Ruam merah pada kulit putrinya kini sedikit memudar dan tidak terlalu banyak seperti tadi.

"Sepertinya sudah sedikit mendingan ayah, cukup di observasi saja!" Lirihnya.

"Baiklah, kalau gitu kita kembali ke UGD lalu kita pulang dan beristirahat!" Seru Carlos.

Claudia mengangguk mengerti.

Carlos mendorong kursi roda sang putri, keluar dari ruangan ICU.

"Zen! Sky!"

Tegur Claudia melihat dua pria yang sama-sama memejamkan mata sambil kepalanya disandarkan di kursi besi itu.

Mereka berdua membuka matanya secara bersamaan dan betapa terkejut melihat Claudia sudah di hadapan mereka.

"Claudia" Seru mereka.

"Kenapa kalian tidur disini? Lebih baik kalian pulang saja dan istirahat dirumah!" Ucap Claudia.

"Hehe, kami lagi nungguin kamu dan mana tau kamu perlu bantuan kami berduakan!" Lirih Zen sambil menyenggol bahu Sky.

"Ah iya Clau, kami takutnya kamu di dalam sana malah pingsan. Mana tau paman juga butuh bantuan kami gitu...." Sahut Sky yang langsung ngeh maksud dari kode bahunya di senggol oleh Zen.

Mereka berdua saling nyengir, sementara Carlos melihat itu tersenyum kecil.

"Kalian ini ada-ada saja!"

"Claudia tidak akan pingsan di dalam sana dan sekarang kami akan meminta dokter untuk di observasi saja!" Pungkas Carlos.

"Memangnya Claudia sudah pulih total?" Tanya Zen meilirik ke arahnya.

"Sudah mendingan, aku mau istirahat di rumah saja tapi kali ini di rumah ayahku. Karena ibu masih koma!" Lirihnya dengan nada sedih.

Sky mendengarkan itu langsung teringat satu hal yang hampir dia lupakan.

"Clau, soal motormu gimana?" Tanya Sky

"Motorku?"

"Ah iya, aku baru ingat motorku masih di perbaiki" Jawabnya yang juga hampir lupa Keberadaan motor gedenya yang masih di bengkel.

"Sudah selesai Clau, aku hendak nyuruh montir antar ke rumah ibumu tapi kita malah dapat musibah gini" Seru Sky.

"hmm, tolong kamu suruh montir antar ke rumah ayahku aja gimana?" Ucap Claudia dengan antusias.

"Boleh juga, tapi aku tidak tau dimana rumah ayahmu" Sahut Sky setuju.

Sementara Carlos tampak kebingungan tidak mengerti pembahasan yang sedang di bicarakan putrinya bersama pria muda bernama Sky.

"Ini ada apa? Kenapa dengan motormu Clau?" Tanya Carlos.

"Maaf ayah, aku lupa memberitahumu"

"Kemarin aku mengalami kecelakaan tunggal dan Sky menyelamatkan diriku serta motorku dibawa ke bengkel olehnya!" Jawab Claudia sesuai fakta.

Zen yang ikut mendengarkan itu, akhirnya dia tau kenapa Claudia tadi bisa di antar ke kampus oleh Sky.

"Oh begitu, terimakasih ya Sky dan juga Zen!" Ucap Carlos melirik ke arah mereka berdua.

"Kalian berdua suda sama-sama menyelamat putriku, jadi aku berhutang budi pada kalian!" Timpalnya.

Zen dan Sky hanya tersenyum tipis.

"Ini kartu namaku, disitu terdapat alamat rumahku serta nama perusahaanku dan juga nomorku!". Carlos mengeluarkan sebuah kartu nama diberikan kepada mereka.

Masing-masing mendapatkan kartu nama dari Carlos. Zen dan Sky meraih kartu itu dan mereka melirik sambil membaca tulisan di kartu itu.

"Carlos Marquel Leon, CEO perusahaan Global Investor" baca mereka serentak.

Carlos tertawa terkekeh mendengar namanya di sebut dengan lengkap.

"Yaps, itu namaku. Jika kalian perlu bantuan seperti pekerjaan, datang saja ke perusahaanku!" Ucapnya dengan bangga

"Sky, kamu bisa antarkan motor putriku ke alamat yang tertera di kartu itu!" timpalnya terhadap Sky.

"Baik paman Carlos, kemungkinan besok pagi motor Claudia di antarkan ke rumah anda!" lirih Sky.

Carlos dan Claudia mengangguk iya, kini mereka menuju UGD kembali untuk meminta dokter melepaskan jarum infus di tangan Claudia serta meminta observasi saja.

Tidak butuh lama, mereka pun sudah berada di UGD kembali.

Claudia sudah memohon kepada dokter untuk mengizinkan di observasi saja. Awalnya dokter enggan membukakan jarum infus itu, tapi karena ocehan Claudia terlalu memaksa. Akhirnya dokter melepaskan jarum infus itu.

"Nona, ini saya beri izin untuk di observasi saja. Nanti kalau ada keluhan lain, tolong kembali kesini segera mungkin!" Tegas dokter itu secara berwibawa.

"Baik dokter, terimakasih sudah mengizinkan saya" Ucap Claudia.

Dokter hanya tersenyum kecil dan berlalu meninggalkan mereka.

Claudia kini perlahan mencoba untuk berjalan sendiri tanpa bantuan apapun. Kakinya tidak merasa kaku, hanya saja ia tadi menggunakan kursi roda karena masih sedikit tidak bisa mengimbangi tubuhnya.

Sekarang Claudia bisa melangkahkan kakinya secara perlahan dan akhirnya dirinya sampai ke parkiran bersama sang ayah.

"Ayok masuk, kita harus pulang sekarang karena ini hampir larut malam jugakan!" Pinta Carlos dengan nada pelan.

"Baik Ayah...." Ucap Claudia sambil menutup pintu mobil.

Senyum tipis terukir di sudut bibir Carlos, dia tidak menyangka bisa dekat dengan putrinya kembali. Mobilnya kini sudah keluar dari halaman rumah sakit itu dan segera menuju ke rumah mewah miliknya.

Sedangkan Zen dan Sky juga sudah pulang duluan saat memastikan jarum infus di tangan Claudia dilepaskan oleh dokter.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...bersambung........

1
🌟~Emp🌾
jahat, jahat, jahat sekali
🌟~Emp🌾
dasar pembohong kamu y
🌟~Emp🌾
wah, jangan2 ada niat buruk dia
🌟~Emp🌾
waduh bahaya nih 🤦
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Ada apa dengan zen 🤔 hhmmm
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Udah sama dky aja klo dia nerima 🙂
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
😂😂 Apa ibu dosen na keliatan muda banget, sampe kaget gitu clau
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Hhmm semua penuh sandiwara
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Alvin sama clau hampir sama nasib na 🤔
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Jihan Hwang
ceritanya bagus...salam kenal kak.
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Sky lagi nyari bpk na clau tuh
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Naah kan sambil nangis sih..

🥰🥰🥰🥰🥰
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Jadi yg nembak siapa dong 🤔
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Sepi.. Semangaat ka wid 🤗
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Hhmm bingung mo komen apa 🤔

🥰🥰🥰🥰🥰
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃: Hehee iya
Widya Pramesti: hehe, yang penting para pembaca nyaman sama alur ceritanya.
total 2 replies
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Siapa tuh
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
😂😅😅 ternyata bpk ma anak sama aja, ga peka sama orang2 jahat disekitarna 😄 hhhmmm
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Sebenrna zen ada maksud apa sih 🤔
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Ooh ternyata ooh ternyta ada udang di balik perahu
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
Aku like spam ga ka wid
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃: Ok lanjut ya.. Sama2 ka wid
Widya Pramesti: tidak kak nur, terimakasih sudah di like♥️
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!