milchtee99_ dlbtstae99_
Chandra Maverley adalah CEO tampan dan kaya raya, banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan dengannya. suatu malam, Chandra dijebak oleh seseorang dan berakhir melakukan hubungan terlarang dengan Audrey gadis cantik yang bekerja part time ditempat Chandra bertemu kliennya.
Lima tahun kemudian, Chandra datang ke Desa Simphony. Kedatangannya hanya untuk melihat perkembangan pembangunan hotel yang baru mulai di bangun. Tanpa sengaja bertemu dengan dua anak kembar yang sedang berjualan es lilin tak jauh dari tempat lokasi pembangunan.
“Om mau beli es lilinnya Ana, nda ? Masih segel nih, nda meleleh kok es-nya cuma bisa cail ja ! “
“Dua lebu satu, beli lima gelatis mommy Lea ! " sambung Azalea penuh semangat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bubu (Buyut Buntal)
“Hiks .. Hiks… hiks, Anggurkuuuuuuu. Belum sempatku sentuh sudah hilang.. “ tangis Nyonya Dara.
Tuan Maverley mengelus punggung istrinya. Dia sama kagetnya dengan sang istri saat melihat buah anggur yang masak sudah hilang dari tangkainya.
Dia tengah memikirkan, pencuri mana yang berani masuk ke kebun istrinya. “ Tenanglah sayang, aku akan mengecek cctv kebunmu. Jika sudah ketahuan siapa pencurinya, aku tidak akan segan untuk memukul kedua tangannya ! “.
“Ada apa pi, kenapa mami menangis ? “ tanya Mami Cellia heran yang tak sengaja melewati ruang tengah.
Tuan Maverley mengangkat pandangannya dan menatap sang menantu, “ Anggur mami kalian di curi” jawabnya singkat.
“Di curi ? “ beo Mami Cellia.
“Hiks, anggurkuuuu.. Belum sempatku sentuh sudah di ambil orang… “ Mami Cellia meringis geli saat mendengar tangisan mertuanya yang sedikit lebay.
“Mami, tenanglah. Kita lihat cctv dulu ya, “ kata Mami Cellia berusaha menenangkan mertuanya itu.
Papi Cakro dan putranya yang baru saja pulang dari jogging dibuat heran dengan tangisan Nyonya Dara. Melihat suaminya, Mami Cellia langsung menceritakan buah anggur yang hilang.
Kedua pria beda usia itu mengangguk paham, dan mengatakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan Mami Cellia dan Tuan Maverley.
Chandra yang melihat kedatangan Audrey langsung bertanya mengenai buah anggur yang mana membuat Audrey sendiri bingung. “ Tidak, aku baru saja selesai mandi. Lihat, rambutku masih saja basah “ ujarnya.
“Huhuhu, anggurkuuuuu… “ isak tangis Nyonya Dara kembali terdengar.
Melihat itu, Audrey baru menyadari jika putri kembarnya tidak terlihat dari tadi. “ kemana Ana dan Lea ? “ tanya Audrey kepada Chandra.
“Ana ? Lea ? “
“Kami di cini mommy… “ seru keduanya yang muncul dari dapur utama kediaman Maverley.
Keduanya datang dengan perut kenyang dan hati senang. Tanpa tanpa tahu perbuatan mereka sudah membuat buyut perempuan menangis.
Alana yang melihat buyutnya menangis langsung mendekat dengan tatapan polosnya. “Bucan napa nanis ? “ tanya Alana, tangan gempalnya hendak menyentuh pipi mulus Nyonya Dara dan langsung ditepis oleh Tuan Maverley.
“Papi ! Opa ! “ pekik Papi Cakro dan Chandra serentak saat melihat Tuan Maverley menepis tangan gempal Alana.
Bukannya menangis, Alana malah menatap tajam Tuan Maverley hal itu terlihat menggemaskan dimata Nyonya Dara yang masih terisak-isak.
“Tepis ! Tepis ! Tepis tanganna Ana, dikila tangan Ana lalat ! Haaaa !! “ pekik Alana kesal.
“Eee Cebol badak ! Tanganmu kotor, “ kata Tuan Maverley tak takut.
“Eeee Bubu ! Tangan Ana cudah dicuci yaaaa !! Nda ada kotol-kotolnaaaa !! “ pekik Alana tak terima.
“Masih kotor itu, kamu cuci pakai apa ! “ ucap Tuan Maverley yang tidak mau kalah berdebat dengan Alana.
“Pakai ail lah masih di tanyaaaaaa !! “
“Ana.. “ tegur Audrey saat putrinya yang berani melawan Tuan Maverley.
“Cebental mommy, Bubu ini halus dilawan. Cuka na belmusuhan sama cebol badak. Nda cadal dili dia, buyut bucuk ! “ sentak Alana membuat Tuan Maverley tersedak air salivanya.
‘Uhuk, uhuk!’
“ Ma-maksudnya Bubu ? “
“Buyut bucuk ! “ sahut Alana santai.
“Kauuuuuu Cebol Badakkkkkkkk!! “ pekik Tuan Maverley kesal setengah mati.
“Kau ! Kau! Kau! Nda copan kali lah bubu ni, “ seru Azalea kesal saat adiknya dipanggil ‘kau’ oleh Tuan Maverley.
“Astagaaaaa, “ Tuan Maverley meraup wajahnya dengan kedua tangannya hingga wajahnya memerah. Audrey takut bila kedua putrinya membuat Tuan Maverley marah karena tersinggung dengan panggilan kedua putrinya.
“Sayang, jangan begitu. Nggak sopan sama buyut, “ ucap Audrey mendekati kedua putrinya yang menoleh ke arah Audrey.
“Mommy buyut buntal ini telus manggil kau, kau, kau nda copan kali” jelas Azalea.
“Benel mommy, “ sahut Alana.
Tuan Maverley yang masih syok mendapat dua panggilan baru dari anak kembar cucunya terlihat ingin marah dan menangis secara bersamaan. Nyonya Dara tersenyum dengan wajah sembab. Entah kenapa dia merasa lucu dengan perdebatan kedua cicitnya dengan sang suami, dimana suaminya kalah telak melawan cicit kembarnya.
“Sayangggggg, lihat ! Cebol badak kuadrat melawankuuuu !! “ rengek Tuan Maverley yang mana membuat Alana dan Azalea menoleh.
“Iiiiiiiiii cudah tua, manja naaaaaaa. Bucan, nda mau cali cuami balu lagi ? “ tanya Alana yang mampu membuat Tuan Maverley naik darah.
“Kamuuuuuuuu !! “
“Hahhh, balik ke permasalahan awal. Buah anggur mami kita liat di cctv saja, “ kata Papi Cakro yang sudah pusing menonton perdebatan cucu kembarnya dengan sang papi.
“Anggul ? “ tanya Alana.
“Iya anggur. Anggur milik buyutmu hilang diambil orang, “ kata Papi Cakro menjelaskan kepada cucunya.
“Anggul yang dikebun ? “ kali ini Azalea yang bertanya. Papi Cakro dan lainnya mengangguk.
“Ooooo anggul itu, buahnya kita yang makan. Kan, Lea ? “ Azalea mengangguk polos.
“Buahna besal-besal, opa. Segelll manissss sekaliii, uhh mau lagi Lea, opa! “ jelas Azalea polos mengingat bagaimana mereka menghabiskan beberapa tangkai buah anggur yang sudah masak.
Jawaban keduanya membuat para orang dewasa mengetahui sosok yang menghabiskan buah anggur milik Nyonya Dara adalah cebol badak. Audrey memejamkan kedua matanya merasa malu sekaligus takut kedua putrinya dimarahi Nyonya Dara karena memakan buah yang bukan milik mereka.
“Nahhhh, nahhhkannnnnnnn ! Cebol badak yang nyuriiii buahmu sayaaanggggg… “ ucap Tuan Maverley kepada istrinya dan menatap sinis dua cicitnya.
Mendengar itu, Alana dan Azalea ketar ketir. Keduanya mendekati Nyonya Dara dengan wajah panik.
“Bucan, Bucan! Maaf-maafin Lea cama Ana. Calahkan Bubu ! “ tuduh Azalea panik membuat Tuan Maverley menunjuk dirinya sendiri.
“Kenapa ?” tanya Nyonya Dara bingung.
“Bubu nablak Ana nda bilang minta maaf, ya cudah cebagai gantinya kita mamam buah anggul, bial kenyang.. “ cicit Azalea takut.
“Nda tau na punya Bucan, “ kata Alana menambahkannya.
Nyonya Dara tersenyum sedikit terhibur dengan keberanian cicit kembarnya yang berani meminta maaf walau akhirnya menuduh suaminya sebagai kambing hitam. Papi Cakro juga tersenyum karena ada orang yang berani berdebat tanpa menangis dengan sosok papinya yang terkenal pemarah dan kejam.
Nyonya Dara, tak lagi menangis dia menatap kedua cicitnya dengan penuh sayang, “ Nggak papa, buyut masih ada banyak tanaman buah kalau kalian mau.. ? “
“Buah apa ? Buah apa ? “ tanya Alana heboh sampai melompat-lompat membuat lemak perut dan kedua pipinya terguncang.
“Sayang, kok dikasi tahu sih ! Nanti dihabiskan lagi gimana ?” ujar Tuan Maverley tak terima.
“untuk cicit kembarku, aku tidak apa-apa. Selagi mereka senang, tidak masalah untukku” jawabnya santai.
Tentu saja jawaban istrinya membuat Tuan Maverley menganga tak percaya. Lalu tadi mengapa menangis setelah tahu buah anggurnya dimakan sampai habis sebelum tahu jika cebol badak pelakunya.
Setelah drama menangis Nyonya Dara selesai, mereka semua kembali ke tempat masing-masing dan hanya menyisakan sikembar dan buyut cantik mereka yang kini bermain di ruangan bermain tempat dimana biasa anak adik kembarnya Chandra bermain.
Ya, Chandra memiliki kembaran bernama Cahya yang kini tinggal di luar negeri bersama suami dan putra mereka yang sekiranya seumuran Alana dan Azalea. Fyinya, akan kembali dari luar negeri dua minggu lagi.