Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Tujuh
Setibanya dirumah sakit, Viona disambut hangat oleh para rekan rekan kerjannya termasuk juga dengan si tengil Alex yang sudah begitu merindukan sahabatnya itu.
"Wih, selamat datang kembali besty ku. Kangen, sumpah deh. Nggak ada kamu tuh, aku selalu merasa sepi," ujar pria itu dramatis.
"Lebay kamu Lex," jawab Viona terkekeh sembari terus berjalan menuju ke poli umum dimana dirinya masih bertugas.
"Gimana kondisi kesehatan kamu sekarang Vio? Kemari aku cuma dapat kabar kamu sakit. Pas mau jengukin, tapi bingung ga tahu kamu dirawat dimana karena ga ada yang bisa aku hubungi. Memang kamu kenapa sih Vi? Keluarga kamu sampai menutup semua komunikasi dan dan sembunyiin kamu pas kamu sakit. Kamu nggak kena penyakit menular kan Vi?" tanya Alex yang cukup membuat Viona kesal setengah mati saat mendengar ucapan dari pria tengil itu.
Buuggghhh
"Sialan loe, nyumpahin anak orang kena penyakit menular. Amit amit jabang bayi, ya," jawab Viona dengan nada kesal setelah melayangkan pukulan cukup keras pada tubuh Alex.
"Wiss, kalem bro. Slow, slow. Lagian, sejak kapan putri Viona yang anggun dan santun menggunakan kata kata loe gue. Sarkas beud bahasanya Neng?" jawab Alex yang memang sajak awal mengenal Viona hingga kini gadis itu tidak pernah menggunakan bahasa loe gue dan bahasa kasar lainnya.
Viona lebih memilih menggunakan kata 'aku, kamu' meski itu dengan sahabat nya sendiri. Karena bagi Viona, menjaga sopan santun itu penting meski pun itu dengan sahabatnya sendiri.
"Ya ampun, maaf. Habisnya kamu ngeselin banget sih. Pagi pagi sudah ditodong dengan pertanyaan aneh kaya gitu. Lagi pula, kemarin itu kondisi aku benar benar drop dan harus istirahat total. Mungkin karena itu, Ayah sama Bunda menutup komunikasi dan akses, agar aku bisa istirahat dan segera sembuh," jawab Viona samberi memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh Alex padanya, perihal tidak ada nya informasi tentang keadaan dan keberadaan Viona selama 2 minggu kemarin.
***
Hari pertama masuk kerja pun berjalan dengan lancar. Beruntung kali ini Viona satu jadwal dengan Dokter Novi yang baik banget dan tidak pelit dalam berbagi ilmu.
Sedangkan William sendiri baru masuk setelah Viona selesai bertugas. Mereka berdua memang kerap memiliki jadwal kerja yang berbeda dan hal itu cukup membuat Viona merasa lega karena dengan begitu dirinya tidak perlu menciptakan sebuah drama hanya demi menghidari untuk berinteraksi langsung dengan dokter berhati dingin itu.
Viona yang sudah menyelesaikan jam kerja nya pun memutuskan untuk segera pergi dari sana. Namun, saat tiba diparkiran langkahnya terhenti oleh suara panggilan dari seseorang.
"Vio..."
Mendengar namanya di sebuat seseorang membuat Viona menoleh kearah sumber suara. Viona lalu mengembangkan senyuman nya saat melihat Anjar tengah berlari ke arahnya.
"Anjar? Kamu ngapain kamu disini?" tanya Viona yang kaget saat melihat sahabatanya itu ada di area rumah sakit.
"Sengaja lah, buat jemput kamu? Tapi, sebelum pulang. Bagaimana kalau kita makan dulu? Kebetulan aku belum makan siang tadi karena pekerjaan ku banyak banget tadi. Jadinya nggak bisa makan siang deh,"
"Boleh, tapi habis itu anterin aku pulang ya?"
"Siap Tuan Putri. Hamba akan siap mengantarkan kemana pun Tuan Putri mau." jawab Anjar, seperti biasanya yang kerap memanggil Viona dengan sebutan tuan putri.
Keduanya pun terkekeh bersama lalu berjalan menuju ke arah mobil milik pemuda itu dan lagi lagi, kebersamaan keduanya kembali tertangkap oleh netra William yang memang baru saja tiba di rumah sakit dan masih belum turun dari mobilnya.
Sehingga, baik Viona maupun Anjar sama sama tidak menyadari akan kehadiran pria itu disana. Meski melihat sang istri pergi bersama dengan pria lain. Namun, William mencoba mengabaikan hal itu dan berusaha untuk tiak peduli dengan apapun yang dilakukan oleh istrinya itu.
Akan tetapi, tampaknya, isi kepala pria itu bertolak belakang dengan isi hatinya. Karena William merasa, jika hatinya seakan akan tidak meridhoi saat sang istri pergi bersama dengan pria lain.
Seketika, William pun meraih ponsel miliknya dan mulai mengetik sesuatu dikolom pesan lalu mengirimkan nya pada nomor kontak seseorang.
Hingga beberapa saat kemudian...
Ting...
Sebuah notif pesan, masuk ke ponsel milik Viona dan itu cukup menarik perhatian Anjar yang tengah mengemudikan mobilnya.
"Pesan dari siapa? Kenapa tidak dibalas?" tanya Anjar saat melihat Viona hanya membaca pesan itu dan tidak membalasnya, sebelum memasukan ponselnya kembali kedalam tasnya.
"Nggak apa apa dan bukan dari siapa siapa juga. Itu cuma spam operator jadi tidak perlu di balas." jawab Viona, yang kembali mengabaikan ponselnya meski berulang kali mengeluarkan bunyi dari notif pesan yang dia terima.
Kedua sahabat itu pun kembali menikmati kebersamaan mereka dengan makan malam disebuah tenda makan sederhana yang terletak dipinggir jalan dengan suasana jalanan yang ramai, tapi membuat hati merasa tenang.
Wajah Viona pun terus dihiasi dengan senyuman karena Anjar selalu saja berhasil membuatnya tersenyum dan merasa senang jika mereka bersama.
Hingga tanpa terasa keduanya pun telah menghabiskan waktu tiga jam ditempat itu dan Anjar merasa jika saat ini sudah waktunya dia mengantar Viona pulang.
"Kita pulang sekarang yukk. Aku tidak mau buat suami kamu marah dan salah paham sama kita," ajak Anjar yang tahu betul status sahabatnya kini sudah tidak sebebas dulu, saat masih menyandang status single. Kini, sahabatnya itu sudah memiliki pasangan hidup yang resmi hingga Anjar pun harus tahu akan batasan antara dirinya dan juga Viona saat ini.
"Boleh. Antar aku pulang ya?"
"Tentu saja. Tapi apa nggak masalah kamu pulang sama aku? Suami kamu nggak akan marah?" tanya Anjar, yang tiba tiba merasa sedikit was was. Apalagi setelah pertemuan pertamanya dengan William yang kurang mengenakan di hati.
Anjar masih ingat dengan jelas bagaimana tajamnya William saat menatap ke arahnya. Disaat terakhir kali mereka bertemu.
"Jangan kan diantar pulang sama cowok. Aku mati juga kayaknya dia nggak akan peduli," jawab Viona yang jujur, membuat Anjar kaget.
"Apa? Maksud kamu apa Vi? Kok kamu ngomong kaya gitu?"
...****************...
Mohon maaf ya,kemarin Othor tidak sempat up dilapak ini,katrena memang kondisi real lifenya bener bener riweuh.
...****************...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe...Biar Othor lebih semangat lagi,terima kasih 🥰🥰🥰 love sekebon untuk kalian ♥️♥️♥️*...