Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Wanita yang dipanggil Gia itu tampak kebingungan, lalu mulai memperhatikan wajah Elenio, tak lama, dia seperti tak asing dengan wajah di depannya ini.
Banyak pertanyaan dalam benaknya mengenai siapa remaja laki-laki di depannya dan bagaimana dia bisa di sini? Namun, meski begitu dia memilih mengurungkan segala rasa penasarannya. Dia sadar, ada yang lebih penting dari itu semua.
"Jujur Tante bingung dengan situasi ini, banyak hal yang mau Tante tanyakan, tapi sebelum itu, ini udah adzan subuh, kamu ambil wudhu lalu sholat bareng Tante dulu, ya." ucapnya lembut. Meski remaja di depannya tergolong asing, kita tetap harus bersikap baik bukan? Apalagi remaja di depannya juga tampak bukan orang yang mau berbuat jahat.
Elenio terdiam sebentar kemudian mengangguk menuruti perintah wanita di depannya.
Setelah selesai menunaikan kewajiban sebagai umat muslim, keduanya kini tengah duduk berhadapan di meja makan. Elenio pun bingung, anak dan ibu sama saja ternyata. Bukannya mengajak dia mengobrol di ruang tamu yang lebih pantas, malah memilih di meja makan. Tapi ya sudahlah, Elenio juga sadar kehadirannya terlalu mendadak untuk mereka.
"Ekhem! Sebelumnya kamu kenal Tante?" tanya wanita yang dipanggil Gia itu tanpa basa-basi sama sekali. Elenio pun tak mempermasalahkannya.
Elenio menatap wanita di depannya. "Sepertinya Tante lupa sama saya. Tante namanya Gianina 'kan? Coba deh lihat baik-baik muka saya, siapa tau Tante ingat seseorang," ucapnya.
Wanita yang ternyata bernama Gianina itu tampak terkejut mengetahui remaja yang diperkirakan seumuran anaknya ini mengenalnya. Dia menuruti ucapan remaja itu memperhatikan baik-baik wajahnya yang memang jika diperhatikan seperti mirip dengan seseorang yang dia kenal. Tapi ia lupa.
Melihat Gianina yang masih tampak kesulitan mengingat akan dirinya, Elenio mencoba memberi clue kembali. "Tante kenal pak Haidar? Haidar Kendrick ayah saya? Yang saat ini menjadi pebisnis paling sukses di kota J?"
Gianina seketika terkejut. "Kamu Elenio? Elenio Ivander Haidar yang Tante temui 7 tahun yang lalu itu?"
Elenio tersenyum, lalu mengangguk membenarkan. Gianina seketika memeluk Elenio dengan perasaan terharu. Anak kecil yang ia temui 7 tahun yang lalu sudah sebesar sekarang.
Tak lama, Gianina melepas pelukannya, menatap Elenio serius dengan tangan yang masih bertengger di kedua bahu Elenio.
"Kamu kenapa ada di sini, hmm?"
Elenio terdiam sebentar, ia membalas tatapan Gianina. "Untuk cerita jelasnya, nanti aja ya Tante. Jujur saja itu cukup rumit," katanya.
Lalu dia menceritakan bagian bagaimana ia bertemu Zanna dan masuk ke rumah ini. Gianina sedikit terhibur mendengar cerita dari Elenio dibagian kerandoman Zanna dan Elenio. Bahkan wanita itu tampak terkikik kecil diakhir cerita.
"Oh iya, Tante kok bisa ada di perkampungan gini sih Tan?" tanya Elenio.
Akhirnya pertanyaan yang sedari tadi mengganggu pikirannya bisa terlontar juga. Karena sebenarnya ia memang sudah mengenal Gianina yang merupakan sahabat dari Papa dan Mamanya, meski memang dia baru mengetahuinya 7 tahun yang lalu, entah apa alasannya dia pun tidak mengetahuinya.
Baru saja Gianina hendak menjawab, sudah ada Zanna yang berdiri tak jauh dari mereka. Sepertinya cewe itu tak menyadari kedua orang di depannya sudah sadar akan keberadaannya.
Gianina seketika sedikit mencondongkan badannya untuk berbisik. "Nanti saja kita lanjut ngobrolnya."
Flashback off