"wah ganteng banget coba aja dia suka sama gue pasti keturunan gue lebih bagus lagi orang daddy-nya Spek oppa-oppa Korea gini"hehe lumayan lah bisa ngedate sama cowok ganteng"Ucap Vhira dalam hati
Wajah datar dingin dan sifat cuek tapi aslinya bobrok apa lagi kalau soal nge halunya engak ada lawan..
"Manis banget sih apa lagi pipi chubby nya itu jadi tambah gemes deh pengen gigit"Ucap Arka terpesona
Akan kah Mereka mengetahui perasaan satu sama lain..?
Akan kah Mereka bersatu dari banyaknya rahasia yang mereka sembunyikan satu sama lain..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Hanapi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mine
*Mansion Keluarga Alexander
Arbain sudah membuat keputusan dan saat ini dia akan menyampaikan hal itu kepada keluarganya,
"Pa ma aku akan tetap disini.Maksudnya aku tidak jadi kuliah di negara L."Ucap Arbain memulai pembicaraan dan keempat orang yang tadinya fokus dengan aktivitas masing-masing pun jadi menoleh dan fokus menatap padanya karena tau pembicaraan ini belum selesai
"Aku dan Susi juga akan pindah ke apartemen dan aku akan mulai bekerja di perusahaan tapi mungkin masih belum bisa full pa,soalnya aku juga mau kuliah ."Ucap Arbain lagi.
"Ada apa kak.?"Tanya Herly yang tidak puas akan kata-kata sang kakak.
"Tidak ada dek kak cuma ingin memulai semuanya dari awal.Saat ini kakak ipar mu sedang hamil."Ucap Arbain lagi. Dan baru lah ketiga orang tersayangnya itu tau apa yang membuat Arbain memutuskan hal itu.
"Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan mu."jawab papa abi sedangkan Herly diam saja karena dia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Sekarang kita kembali ke sebelah ya hehe
*Mansion Keluarga Navoleon
Deg deg deg deg
Suara Detak jantung arka sedangkan Vhira sudah lama melanjutkan langkahnya saat melewati ruang keluarga semua mata menatap padanya dan dengan santainya Vhira duduk seperti tidak terjadi apa pun, jengah karena selalu ditatap Vhira pun buka suara
"Ada apa.?"
"Apa kamu serius sayang."Tanya mama mara yang memang sudah ada diruang keluarga bersama yang lainnya di balas anggukan kepala oleh Vhira
"Baiklah."Ucap papa Hanafi sebenarnya si papa ingin bertanya tapi karena dia sudah melihat wajah anak gadisnya yang seolah tidak ingin ada pembicaraan lebih lanjut tentang keputusan yang dia ambil pun hanya menurut saja, sedangkan arka masih terdiam memegang dada tak percaya
"Apa aku baru saja berkhayal.?"Tanya arka
"Iya pasti seperti itu." dan dijawab oleh arka sendiri
"Tapi tadi aku mendengar sendiri dia mengatakan itu."Tanya arka lagi yang masih belum yakin jika yang terjadi beberapa saat yang lalu adalah kenyataan sampai tepukan di bahu menyadarkanNya
"Ada apa kak.!"Tanya Varo yang ternyata baru sampai beberapa saat yang lalu dan langsung menemui sang kakak yang sejak tadi hanya diam ditempat dan tanpa menjawab pertanyaan dari Varo,arka pun berlalu dari sana untuk menyusul sang kekasih arka ingin memastikan sekali lagi apa yang tadi itu benar terjadi atau hanya Khayalan nya saja.Varo yang ditinggal pun bingung sendiri dan karena tidak ingin larut dalam kebingungan seorang diri Varo pun memutuskan untuk masuk karena dia ingin mandi rasanya Seluruh tubuhnya sudah sangat lengket.Just info ya guys di mansion keluarga Navoleon para tuan muda Aderson sudah ada kamar masing-masing jadi seandainya mereka menginap tidak perlu repot lagi. Saat arka melewati ruang keluarga arka yang melihat sang kekasih ada disana pun bergabung dan duduk di samping sang kekasih
"Bee apa yang Abang dengar tadi itu benar atau kamu engak ngomong apa-apa.Abang aja yang berkhayal.?"ucap arka dan pertanyaan bodoh arka itu disambut tawa semua orang
"Hahahahahaha." arka bukan hanya tidak marah tapi juga tidak mengindahkan tawa semua orang.
"Menurut ayank, gimana.?"Tanya Vhira balik
"Abang engak yakin soalnya kan kamu belum ingat semuanya bee."Ucap arka disambut gelengan dari yang lainnya lalu Vhira pergi dari sana begitu saja meninggalkan arka yang bingung penuh tanya.Ini sebenarnya yang dia dengar tadi nyata atau tidak. Itu lah yang kira-kira sedang arka pikirkan saat ini. Yang lain masih syok menatap arka yang biasanya pintar bahkan sering kali di panggil jenius itu sekarang terlihat seperti orang bodoh yang tidak bisa membedakan mana yang nyata mana yang hanya khayalanNya saja.
"Jadi kapan kakak akan melamar Vi,biar kami saja yang siapkan.Kakak tinggal terima beres."Ucap Raka
"Tunggu dulu lamaran apa.?"Tanya arka yang masih belum nyambung
"Tentu saja lamaran pernikahan kak,memang bisa lamaran apa lagi,apa kakak tidak akan melamar Vi dengan romantis."Tanya Bastian
"Kakak hanya melamar seperti tadi saja begitu.?"Tanya Raka lagi.
"Tunggu sebentar,jadi tadi kalian mendengarnya.Lalu apa jawaban yang Vi berikan.?"Tanya arka di sambut gelengan kepala dari yang lainnya
"Jelas kami mendengarNya, karena kakak mengatakanNya dengan suara keras."Ucap aksa
"Kak apa kau masih belum sadar juga."Ucap marco
"Bagaimana jika kamu mandi lebih dulu nak,nanti kita bicarakan lagi saat kepala mu sudah bisa di ajak ngobrol."Ucap mama mara ikut menjahili calon menantunya itu
"Baiklah ma,"Ucap arka pasrah dan berlalu dari sana untuk membersihkan diri di sisi lain Vhira saat ini baru saja keluar dari kamar mandi tubuhnya terasa lebih segar Lalu Vhira memutuskan akan berbaring sebentar sebelum turun untuk makan malam
"Hu kenapa dia jadi bodoh begitu.Dasar lucu,dia bahkan tidak mempercayai pendengaranNya sendiri,"monolog Vhira mengingatkan kekonyolan sang kekasih.Sedangkan di bawah,Saat ini semua orang sedang berkumpul dimeja makan kecuali yang mulia ratu dari arkanza Aderson,sedangkan arka baru saja bergabung.Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk arka,terlihat sekali jika saat ini arka sedang sangat senang senyum di wajahnya yang tampan itu tidak pernah luntur barang sebentar saja karena sang kekasih bersedia pernikahan mereka di percepat,arka hanya tidak ingin memberi celah bagi musuhnya itu untuk mendekati sang kekasih ,
"Apa sekarang kamu sudah bisa diajak bicara nak.?"Tanya papa Hanafi memulai obrolan sembari menunggu anak gadisnya turun untuk makan malam.
"Iya pa ."Jawab arka
"Jadi kapan kamu ingin mengadakan pertunanganNya.?"Tanya mama mara
"Kalau besok bagaimana ma,Menikahnya."Ucap arka dengan pelan di akhir kalimatnya
"Arka mama sedang bertanya serius dan untuk pertunangan bukan pernikahan,mana bisa menikah secepat itu."Ucap mama mara kesal mendengar jawaban dari calon menantunya itu
"Bisa lah ma asal ada money."Ucap arka di ikuti tawa kecilnya
"Lagi pun arka yakin Vi juga pasti belum ingin ada resepsi jadi kami menikah saja dulu ma,nanti resepsi pernikahanNya saat Vi sudah lulus SMA."Ucap arka lagi
"Bagaimana jika Vi sudah hamil."ucap mama mara
Deg.
Vhira berhenti ditempat saat mendengar ucapan sang mamanya, karena dia sudah turun beberapa saat lalu untuk makan malam.
"Apa mama dan papa sudah tau.?"Tanya Vhira dalam hati
"apa mungkin karena alasan ini ayank pengen nikahnya di percepat ya.?!"Tanya Vhira masih dalam hati, Vhira masih berpikir jika mereka sudah pernah melakukanNya ya guys karena ingatannya belum kembali semuanya.
"Maksud mama kalau melaksanakan resepsinya pas udah lulus mungkin Vi sudah hamil.Gitu.!"ucap mama mara lagi membenarkan perkataanNya.Huh helaan nafas terdengar dari arka,membuat semua orang menatap curiga padanya
"Kamu belum apa-apain anak mama kan nak.?"Tanya mama mara
"Hahahahahaha,. Bukannya menjawab arka Mala tertawa mengalihkan pembicaraan
"Arka ."Panggil papa Hanafi dan arka yang di desak pun terpaksa menjawab tapi saat arka akan menjawab Vhira datang
"Pa, lanjut nanti saja kita makan dulu,sudah masuk waktu makan malam."Ucap Vhira mengalihkan pembicaraan
"Hu syukur lah."Ucap arka lirih.
Setelah itu mereka memutuskan makan malam lebih dulu .Saat makan malam tidak ada lagi obrolan semua diam dan makan dengan tenang,hanya terdengar Suara dentingan sendok dan garpu.setelah beberapa saat satu persatu sudah selesai makan dan mereka pun berkumpul di ruang keluarga karena mereka akan melanjutkan pembicaraan tadi.setelah beberapa saat terdiam dan berpikir akhirnya papa Hanafi mengambil keputusan
" Baiklah besok kalian menikah.Bisa bahaya nanti kalau semakin ditunda."Ucap papa Hanafi dan itu membuat kedua adiknya Vhira bersedih dan arka bisa melihat itu karena posisi duduknya arka ada didepan kedua adiknya Vhira
"Kak tidak akan mengambil kak Vi dari kalian,kak Vi juga tidak akan pergi dari sini,setidaknya tidak sekarang tapi jika kalian memang tidak ingin berpisah dengan kak Vi maka kak yang akan tinggal disini jadi kalian tidak perlu takut,kakak menikah dengan kak Vi bukan untuk membawanya pergi dari kalian tapi kakak akan bersama-sama dengan kalian untuk menjaga dan melindungi kak vi."Ucap arka membuat kedua adiknya Vhira menatap padanya
"Kakak menikahi kak Vi bukan untuk menjauh kan kalian denganNya kakak melakukan itu karena kakak tidak bisa jika tanpa kak Vi dan bukankah itu baik karena ada lebih banyak orang yang akan menyayangi dan melindungi kak Vi."Ucap arka lagi.Sedangkan di
*Mansion keluarga Alexander
Di kamarnya,Susi saat ini sedang berkemas atas permintaan sang suami,mau tidak mau Susi harus nurut dia harus menurunkan egonya sudah cukup Arbain tidak jadi kuliah jauh dan tidak menceraikan,nanti dia akan memikirkan lagi caranya agar bisa kembali kerumah ini.
"Apa kita akan pergi malam ini juga kak.?"Tanya Susi .
"Iya ."Jawab Arbain singkat
"Tapi itu tidak baik untuk bayinya keluar malam-malam begini kak."Ucap Susi yang masih tidak rela jika harus meninggalkan mansion utama keluarga Alexander
"Hu baik lah kita akan pergi besok,"Ucap Arbain yAng memikirkan tentang anaknya.Waktu makan malam tiba mereka berlima makan malam dengan tenang tidak ada obrolan yang ada hanya suara denting sendok dan garpu, setelah makan malam mereka duduk bersantai sebentar di ruang keluarga dan obrolan tadi sore pun berlanjut
"Apa kalian akan pindah malam ini juga .?"Tanya mama Nining
"Tidak ma besok kami akan pergi tidak baik untuk bayinya terkena angin malam."Jawab Arbain
"Apa tidak sebaiknya kalian tinggal disini saja."ucap mama Nining
"Iya yang mama katakan benar kak,lagi pula dia sedang hamil,kalau di apartemen nanti saat kakak bekerja bagaimana dengan dia Jika terjadi sesuatu.!"Ucap Herly juga yang tidak ingin egois memisahkan sang kakak dengan kedua orangtuanya Arbain pun langsung menatap sang adik bisa dilihat disana jika sang adik merasa tidak tega terhadap dirinya dan kedua orangtuanya jika harus berpisah