Anak Jenius Mom Sita

" Assalamualaikum Bu. "

"Waalaikumsalam, neng. Tumben neng jam segini baru pulang?"

"Iya bu, banyak pekerjaan. Kai dimana bu."

"Ada di ruang makan, sedang makan."

Sita hari  pulang setelah magrib. Pekerjaan yang begitu banyak harus segera ia selesaikan sehingga membuatnya pulang terlambat. Tampak Kai tengah duduk tenang menikmati makan malamnya. Sita tersenyum melihat pemandangan tersebut.

"Hay baby, sorry i'm late." Ucap Sita lalu mencium puncak kepala Kai.

"No problem Mom, mommy sudah makan?"

"Belum, ini mommy mau makan sekarang. Oh ya baby tadi pulang sekolah bagaimana."

"Kai naik ojol mom."

"Ya Allaah, maafkan mommy ya nak. Mommy tadi banyak sekali yang dikerjain jadi mommy lupa."

"Its ok mom. Lagian aku ini sudah gede mom. Kai bisa pulang sendiri sebenarnya. Mommy aja yang kelewat khawatir."

Sita dan Bi Surti saling tatap dan kemudian tertawa. Oh tidak bayi kecil mereka memang sudah besar sekarang.

"Bu… kai. Ada yang mau mommy sampaikan." Sita memulai percakapan setelah makan malam. Ia harus segera menyampaikan agar mereka juga bisa beberes secepatnya, karena waktunya tidak lama.

"Ada apa neng?"

" What's wrong Mom?"

Bi Surti dan Kai bertanya secara bersamaan. Sejenak sita mengambil nafas lalu melanjutkan perkataannya.

"Minggu depan mommy sudah harus mulai bekerja di Kantor JD Advertising di kota J jadi paling lambat hari minggu kita akan pindah ke kota J."

"Apa, kenapa mendadak begini. Apa yang terjadi? Apakah neng Sita tidak apa-apa." Bi Surti tampak kaget mendengar pernyataan Sita.

"Nggak pa-pa Bu. Ini memang tugas dari kantor, jadi ya Sita harus menerimanya. Dan mungkin memang ini waktunya." 

Beda Bi Surti beda lagi dengan Kai, bocah ini begitu santai. Bahkan ia tidak tampak  terkejut sama sekali.

"Oke mom, aku akan membereskan kamarku sendiri." 

Sontak jawaban kai membuat bi Surti dan Sita terkejut. Bocah ini begitu tanpa beban mengucapkannya. Namun Sita lega karena Kai dapat menerima kepindahan mereka.

Meninggalkan keluarga kecil Sita. Dani dan Mauren tengah bersiap di kamar hotel Pandawa Resort.  Mauren sedang dirias, dan Dani hanya duduk di sofa tanpa melakukan apa pun.

“Sayang, apakah papa dan mama akan datang?” Tanya Mauren.

“Entah, tapi aku sudah meminta mereka untuk datang.”

“ Semoga papa dan mama sudah mau menerimaku. Ini sudah 6 tahun. masa mereka akan terus memusuhiku.”

Dani hanya diam ia tidak menanggapi perkataan istrinya itu. Entah mengapa Dani merasakan sesuatu akan terjadi. Seharusnya malam ini ia bahagia tapi Dani tidak merasakannya sama sekali. Ulang tahun pernikahannya malam  ini mengingatkannya kepada mantan istrinya yang memergokinya saat berselingkuh. Ulang tahun pernikahannya ini malah mengingatkan pada perceraiannya dan ketidakhadirannya dalam proses melahirkan buah hatinya. tanpa sadar Dani menjatuhkan bulir-bulir bening dari matanya namun sesegera mungkin ia menghapusnya.

“Sudah selesai nyonya” ucap penata rias Mauren.

“Bagus, kerjaan kamu memang bagus, bagaimana sayang apakah aku tampak cantik.” 

Dani hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Mauren. Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju hall. Semua mata menuju pada mereka. Mereka tampak memuji ketampanan dan kecantikan kedua orang itu. Mereka mengatakan Dani dan Mauren adalah pasangan yang serasi. Tapi tidak dengan Anton, sang asisten pribadi Dani. Dalam hati Anton ia sangat membenci Mauren, karena ia paham betul wanita inilah yang menghancurkan rumah tangga tuannya terdahulu.

Dani dan mauren pun menyalami para tamu  mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka, sebaliknya beberapa tamu pun ikut mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan. Namun diantara mereka ada juga yang menanyakan mengapa sudah 6 tahun menikah juga belum memiliki momongan. dani yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa diam dan tersenyum kecil saja tanpa mau berkomentar. Sedangkan Mauren lebih memilih mengalihkan pembicaraan.

“Selamat ya nak atas ulang tahun pernikahanmu.” 

Dani begitu senang melihat papa dan mamanya datang. Dani pun memeluk Wira dan Laila bergantian.

“Mama doakan kamu bahagia “

“ Terimakasih pa, ma. papa dan mama sudah mau datang ke acara kami.” Mauren tiba-tiba datang dari arah belakang sambil mengamit lengan Dani. Wira dan Laila hanya tersenyum. Mereka memutuskan untuk belajar menerima Mauren. Bagaimanapun ini sudah 6 tahun.

Pesta malam itu berlanjut. Tiba saatnya Dani dan Mauren menuju ke depan untuk memotong kue ulang tahun. Tapi sebelumnya MC acara itu meminta Dani untuk mempersembahkan sepatah dua patah kata mengenai pernikahannya. 

“Assalamualaikum warrohmatullahiwabarokatu’ pertama-tama saya panjatkan puji syukur kepada Allaah karena kami masih diberi nikmat sehat sehingga bisa berada di sini bersama anda semuanya. Saya bersyukur kami bisa melewati 6 tahun pernikahan ini dengan baik’ meski sebagai suami saya belum bisa membimbing istri saya ke arah yang lebih baik, namun kedepannya saya harap kami bisa mengarungi bahtera rumah tangga ini bersama-sama hingga ke jannahnya Allah. aamiin sekian yang saya dapat sampaikan. wassalamualaikum warrohmatullahi wabaraktuh.”

Semua tampak terharu dengan penuturan Dani tetapi tidak dengan Mauren. Mauren merasa Dani sedikit berlebihan. Namun ia tak peduli, malam ini adalah malamnya menegaskan ke orang-orang bahwa dialah Mauren nyonya dari Dani Atmaja yang masih cantik dan begitu bersinar.

Dani dan Mauren pun  memotong Kue ulang tahun mereka. Semua yang datang bersorak dan bertepuk tangan. Hingga acara dansa dimulai semua masih berjalan dengan lancar. Dani pun mengulurkan tangan mengajak Mauren berdansa, meski ada rasa enggan namun ia tetap melakukannya. Mauren tersenyum puas, karena semua berlangsung sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan.

Beberapa pasangan pun turun kelantai dansa untuk ikut berdansa. Mereka tampak menikmati pesta tersebut.

Di kota K, Kai tengah menunggu waktu yang tepat sambil mengawasi CCTV. Ia sungguh tidak sabar menyaksikan reaksi orang-orang terutama dengan reaksi sang Daddy dan istrinya itu. "Hohohoho the game begin, permainan akan segera dimulai…" Ucap Kai senang.

Acara dansa pun selesai. Kali ini Mauren lah yang naik ke atas panggung. "Ekhem.. Mohon perhatiannya sebentar, saya sudah menyiapkan sebuah kado istimewa untuk suami saya. Ini adalah momen kenangan selama 6 tahun pernikahan kami. Suamiku… ini untukmu."

Hitung mundur dimulai….3...2….1…

Ketika sebuah layar besar itu dihidupkan, di kota K, Kai juga mengklik tombol enter. Dan muncullah pertunjukkan yang sudah Kai siapkan lalu Kai menutup laptopnya dan pergi tidur, itu sungguh tidak boleh dilihat oleh anak kecil, syukurlah volumenya tidak kubesarkan dan aku langsung menutup laptopnya, haaah… gumam Kai.

Muncullah gambar dan suara di layar tersebut

"Oh honey faster honey."

"As you wish baby…. Ahh… kamu sangat nikmat sayang… ahhhh."

"Kamu juga sangat enak honey. Kamu benar benar bisa membuatku puas. Soalnya suamiku itu sangat tidak menyenangkan tidak bisa diajak bermain-main begini."

"Oh benarkah,... Oh sayang sudah on lagi."

"Ahh….."

Semua mata terbelalak menyaksikan vidio dua orang yang tengah berbuat mesum itu. Tampak jelas wanita di layar itu adalah Mauren tapi bukan bersama Dani tapi dengan laki-laki lain. Dani dan kedua orang tuanya sangat syok. Sedangkan mauren berteriak histeris.

"Matikan… cepat matikan…."

"Maaf nyonya tidak bisa. Sepertinya ada yang meretas."

Muka Dani memerah, amarahnya sampai di ubun-ubun dia mematung. Oleh Anton semua orang disuruh pergi meninggalkan Hall tersebut. Sedangkan video itu masih menyala memutarkan gambar-gambar yang lain. Mauren semakin menangis histeris tapi Dani seakan buta, bisu dan tuli ia hanya diam tidak bergerak sama sekali. Wira menghampiri Dani dan memapahnya untuk duduk. Sedangkan Laila ia berjalan ke arah mauren dan menampar pipi Mauren dengan keras.

"Plaaaak……… Dasar wanita ******!!!!

TBC

Huhuhu sedih ya babang Dani, kasian juga.

Gimana sudah puas belum nih. Masih mau lanjut??? Jangan lupa sawerannya ya hehehhe.

Terimakasih. Matursuwun.