Di tengah kesibukan kota modern yang serba cepat, Ferdy, seorang pria yang dulunya memiliki segalanya, kini menjadi pecundang. Ditinggal istri yang telah meninggalkannya, Ferdy merasa hidupnya hancur dan tak memiliki arah. Kesehariannya dipenuhi dengan kesedihan dan keraguan, mengingat kembali kejatuhannya dari puncak keberhasilan hingga menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan.
Suatu hari, untuk melarikan diri dari kenyataan pahitnya, Ferdy memutuskan untuk pergi ke gunung, mencari ketenangan dan mungkin sebuah jawaban. Dalam perjalanan menuju puncak, ia terperosok ke sebuah gua misterius yang tersembunyi dari pandangan umum. Di dalam kegelapan gua itu, Ferdy menemukan sebuah gelang antik yang mengeluarkan cahaya lembut. Tanpa disadari, gelang itu adalah kunci dari sebuah sistem kekayaan dan kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.
bagaimana cerita ferdy bangkit dari keterpurukan menuju ke kekuasaan tetapi masih memiliki kebaikan dan membantu sesama yang kesusahan dan menderita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang suruhan
Ferdy menghela napas panjang setelah pamit dari basecamp ojol.
Dia tahu dirinya tidak sepenuhnya jujur pada sahabat-sahabatnya.
Mengatakan dia hanya ada “orderan offline” adalah kebohongan yang perlu, tapi Ferdy tetap merasa ada beban di dalam hatinya.
Setelah berpamitan dengan Warto, Anto, Ryan, Sukirman, dan Yoga, dia menghidupkan motornya dan pergi menjauh, namun perasaan tidak nyaman terus menghantuinya.
Tanpa sepengetahuan mereka, ada sesuatu yang lebih besar menanti Ferdy di depan. Sesuatu yang dia sendiri pun belum sepenuhnya siap untuk hadapi.
---
Setelah beberapa kilometer berkendara, Ferdy mulai menyadari sesuatu.
Melalui kaca spion, dia melihat sebuah mobil hitam yang mencurigakan terus mengikutinya.
Awalnya dia mengira itu hanya kebetulan, tetapi setelah beberapa belokan dan jalan lurus, mobil itu tetap ada di belakangnya, menjaga jarak tetapi tidak pernah kehilangan jejak.
“Mobil ini mencurigakan banget,” gumam Ferdy sambil sesekali melirik spion.
**“Tuan, mobil itu jelas sedang mengawasimu. Mereka bukan orang biasa,”** kata Sisum tiba-tiba, suaranya terdengar lembut di telinga Ferdy, meskipun dengan nada serius.
“Ya, gue juga merasain ada yang nggak beres. Mungkin ini terkait dengan orang-orang Andi?” jawab Ferdy sambil tetap menjaga konsentrasi.
*“Kemungkinan besar. Tapi mereka terlalu berhati-hati. Kamu harus mencari cara untuk menghindari mereka atau menghadapinya.”*
Ferdy tersenyum kecil. “Tenang, Sisum. Gue punya rencana.”
Dia menambah kecepatan motor dan mulai memimpin jarak antara dirinya dan mobil hitam itu.
Jalanan mulai sepi ketika Ferdy memasuki kawasan hutan di pinggiran kota.
Di sini, dia bisa lebih bebas beraksi tanpa mengkhawatirkan banyak mata yang mengawasi.
---
Setelah tiba di bagian hutan yang lebih terpencil, Ferdy memutuskan untuk menepi dan mematikan motornya.
Dia menurunkan standar motor dengan tenang, sambil melihat ke arah mobil hitam yang masih mendekat.
Dengan menyalakan rokoknya dan menghembuskan asap, Sebuah senyum tipis muncul di wajahnya.
Mobil itu berhenti beberapa meter di belakang Ferdy. Pintu mobil terbuka, dan enam pria bertubuh besar dengan penampilan mencurigakan keluar dari dalamnya.
Mereka tampak ragu sejenak, tetapi kemudian satu dari mereka, pria berambut cepak dengan bekas luka di wajahnya, mendekati Ferdy dengan langkah mantap.
“Hai, bung. Ada masalah kah?” kata Ferdy dengan nada santai, tapi sorot matanya waspada.
Pria berambut cepak itu menyeringai, “Kamu Ferdy, kan? Kami hanya ingin ngobrol sedikit. Nggak usah bikin keributan.”
“Ngobrol? Gue nggak punya urusan sama orang-orang yang ngikutin gue diam-diam,” jawab Ferdy, menatap tajam.
Sisum memperingatkan dalam pikirannya, **“Tuan, mereka membawa senjata. Berhati-hatilah.”**
Tangan Ferdy dengan refleks meremas erat gagang motornya, bersiap jika keadaan memburuk.
Enam pria itu perlahan mendekat, tetapi Ferdy tetap tenang. Ia tahu, kekuatan barunya jauh lebih dari cukup untuk menghadapi situasi ini.
“Kalian siapa sebenarnya?” tanya Ferdy sambil melipat tangannya di dada, mencoba menggali informasi.
“Kami hanya diperintahkan untuk membawamu ke bos kami. Tidak lebih, tidak kurang,” jawab pria berbekas luka itu dengan suara dingin.
Ferdy tersenyum kecil. “siapa bos kalian?”
Mendengar nama itu disebut, pria-pria itu terlihat terkejut sesaat sebelum kembali tenang. “Bos kami... Tidak perlu tau siapa bos kami! Kamu terlalu menganggu untuk dibiarkan berkeliaran begitu saja.”
**“Mereka pasti orang-orang suruhan dari kelompok yang lebih besar,”** Sisum kembali memberi analisis.
Ferdy menghela napas, berusaha mempertahankan ketenangannya. “Baiklah, kalau begitu… Ayo kita ngobrol, tapi bukan di sini.”
Pria-pria itu tampak kebingungan sejenak sebelum Ferdy dengan cepat menyerang.
Dalam hitungan detik, Ferdy melepaskan tendangan cepat ke arah muka pria berbekas luka yang paling dekat dengannya, membuat pria itu terjatuh dengan keras.
Pria lainnya langsung bereaksi, tetapi Ferdy bergerak lebih cepat.
Dia menghindari serangan mereka dengan lincah, memanfaatkan kekuatan dan ketangkasannya yang ditingkatkan oleh sistem.
“Sialan! Ternyata dia lebih kuat dari yang kita kira!” salah satu dari mereka berteriak sambil mencoba mengepalkan tinju ke arah Ferdy.
Namun, Ferdy menghindari serangan itu dengan mudah dan membalas dengan pukulan keras ke perut lawannya, perlawanan sengit itu langsung membuat ferdy sedikit kualahan.
Tapi serangan-serangan mereka hanya menganai angin ferdy menghindar dengan sengit, ferdy pun mulai beraksi dengan menargetkan titik titik fatal.
Beberapa menit kemudian enam orang itu tergletak rak berdaya hanya 1 orang yang masih bergerak.
Ferdy pun mendekati lalu mencengkram lehernya. " siapa yang menyuruh kalian."
Orang itu diam bertahan tan membocorkannya, ferdy pun mulai menekan genggamannya dengan keras sampai orang itu sulit bernafas" siapa,... Jawab atau aku patahkan leher kamu sekarang!"
Dengan terbata-bata orang itu menjawab," eh.... Eh... Eh... Di....ka... Ya..yang... Menyu...ruh..ku..!". Saat itulah ferdy mematahkan leher orang itu dan tak bernafas lagi.
---
Saat situasi sudah tenang dan mereka semua terkapar, tiba-tiba terdengar suara motor mendekat dari arah jalan.
Ferdy menoleh dan melihat beberapa orang, salah satu anggota tim intelejen Ferdy, datang dengan kecepatan tinggi.
mereka ternyata anggota *Universe Army* yang sudah lama dipercayainya untuk menjadi mata-mata dalam operasi-operasi berbahaya.
“Bos, saya sudah mengawasi mereka sejak awal. Apa perlu bantuan?” tanya rio salah satu orang anggota universe army, sambil berhenti di dekat Ferdy.
Ferdy tersenyum tipis, senang melihat anak buah nya datang pada saat yang tepat. “Sudah ada rencana?”
Rio mengangguk. “Mereka bagian dari sindikat yang lebih besar. Saya sudah mengumpulkan informasi. Tapi lebih baik kita pergi dari sini dulu, bos.”
“Setuju,” jawab Ferdy. “Ayo, kita pergi, jangan lupa bereskan tempat ini”
Mereka segera membersih tempat kejadian dan yang lain nya menaiki motor masing-masing,
Membawa orang orang suruhan dika dan mobil mereka menuju markas universe army.
---