David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.
Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.
Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa Kenangan
Semenjak remaja David sudah terbiasa hidup sendiri.
Kasih dan David saling menemukan untuk terus selalu bersama mengisi ruang-ruang kosong yang ada diantara mereka. Kasih dan David ada untuk saling melengkapi.
Tidak ada orang lain yang datang untuk menjenguk David ketika berada di rumah sakit. Panti asuhannya yang dulu juga sudah sejak lama ditutup. David tidak lagi berhubungan dengan orang-orang yang dikenalnya di panti asuhan tempat ia dibesarkan.
Nama-nama yang ada di panti asuhan semenjak ia kecil sudah banyak yang berpulang. Teman-temannya sewaktu di sana juga sudah pergi menjalani kehidupan mereka masing-masing.
David pulang ke rumah.
Rumah impian yang masih belum lunas itu akhirnya menjadi layaknya sebuah hunian kosong. David yang kini hanya tinggal seorang diri sudah tidak lagi seantusias dulu terhadap rumah bergaya minimalis itu.
Saat masih berdua mereka selalu meributkan hal-hal kecil tentang detail rumah. Hingga akhirnya salah satu diantaranya harus rela mengalah.
Bahasa-bahasa cinta itu sudah tidak ada lagi semenjak Kasih telah pergi.
Barang-barang milik Kasih juga sudah diambil oleh keluarganya.
Jika sedang tidak melakukan apa-apa. David hanya mengingat Kasih. Itu yang bisa ia lakukan.
Dari hari pertama keluar dari rumah sakit David hampir setiap hari mengunjungi makam istrinya. Makam Kasih terletak di TPU yang sama dengan makam ayah Kasih yang telah meninggal setahun yang lalu.
David masih sangat ingat ketika datang ke rumah duka saat ayah Kasih meninggal. Ayah Kasih meninggal karena sakit. Itu terjadi beberapa bulan setelah Kasih dan David menikah. David tidak diizinkan masuk untuk melayat.
Ada momen saat David datang berziarah ke makam Kasih. Ia sempat berpapasan dengan keluarga Kasih. Ada ibu dan juga saudara Kasih di sana.
Sama seperti sebelumnya. Tidak ada tegur sapa. Mereka bersikap dingin. Ibu Kasih sudah tidak mau lagi berbicara dengan David semenjak ia menikah dengan putrinya.
*
Sekarang laki-laki yang tengah penuh dengan luka itu sudah kembali masuk kerja. David bekerja sebagai staf di bagian keuangan perusahaan.
Suasana kerja memang selalu tenang dan sunyi. Karena sibuk hanya terjadi di layar computer di depan mata.
Rekan-rekan kerja di kantor paham betul dengan situasi yang sedang di alami oleh rekan mereka yang baru saja mengalami kehilangan itu. Setiap hari David datang dengan mata yang berkantung hitam.
Yang dilakukan David setiap malam hanyalah melihat kenangan-kenangan dirinya bersama Kasih sampai ia bisa tertidur.
Setelah dua bulan berlalu semenjak peristiwa yang merenggut nyawa belahan jiwanya itu. David akhirnya mulai bisa sedikit demi sedikit merelakan. Ia perlahan mulai membuka diri.
David memutuskan untuk mengajukan pindah kerja ke kantor cabang yang lain. Ia memilih untuk pindah ke kota kecil yang masih dekat dengan alam.
Alasannya adalah sebagai proses untuk menyembuhkan luka batinnya. Dan juga untuk menjaga performanya dalam bekerja.
Akan terasa lebih berat jika David terus berada di tempat yang sama bersama kenangan-kenangan dari orang yang sudah tiada. Ia juga yakin Kasih yang telah pergi untuk selamanya tidak mau melihat orang yang teramat dicintainya menjadi seorang yang terpuruk dan berputus asa.
David sadar ia tidak boleh terlalu berlama-lama larut meratapi kesedihan. Ia harus bergerak maju dalam hidupnya meski perlahan.
Pengajuan perpindahan ke kantor cabang yang diinginkan oleh David disetujui. Atasan David setuju dengan keputusan yang diambil oleh karyawannya.
Biarkan memori itu tersimpan dengan rapi untuk selalu bisa diingat kembali. Tanpa mengganggu jalannya masa sekarang dan waktu yang akan datang.
Catatan indah itu justru harus menjadi pemicu untuk hari-hari yang lebih baik.