NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Milik Sang Pewaris Tunggal

Anak Rahasia Milik Sang Pewaris Tunggal

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu
Popularitas:310.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Byiaaps

Siapa sangka, cinta yang dulu hangat kini berubah menjadi api dendam yang membara. Delapan tahun lalu, Alya memutuskan Randy, meninggalkan luka mendalam di hati lelaki itu. Sejak saat itu, Randy hidup hanya untuk satu tujuan : membalas sakit hatinya.

Hidup Alya pun tak lagi indah. Nasib membawanya menjadi asisten rumah tangga, hingga takdir kejam mempertemukannya kembali dengan Randy—yang kini telah beristri. Alya bekerja di rumah sang mantan kekasih.

Di balik tembok rumah itu, dendam Randy menemukan panggungnya. Ia menghancurkan harga diri Alya, hingga membuatnya mengandung tanpa tanggung jawab.

“Andai kamu tahu alasanku memutuskanmu dulu,” bisik Alya dengan air mata. “Kamu akan menyesal telah menghinakanku seperti ini.”

Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu? Mampukah cinta mengalahkan dendam, atau justru rahasia kelam yang akan mengubah segalanya?

Kisah ini tentang luka, cinta, dan penebusan yang mengguncang hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

“Hari ini sopirku yang akan mengantarkanmu ke kantor klien,” perintah Alex pada Randy pagi ini.

Merasa aneh karena biasanya ia akan pergi dengan Geni, Randy tak ingin ambil pusing. Ia pikir, toh juga hanya sebentar saja. Ia lalu bergegas turun ke bawah untuk menemui sopir Alex.

“Mari,” sopir Alex mempersilakan Randy masuk ke dalam mobil.

“Ke PT. Wiliam Jaya ya, Pak?” lanjutnya ketika Randy sudah berada di dalam mobil.

“Ya,” jawab Randy singkat.

Selama perjalanan, sopir Alex itu seperti dengan sengaja beberapa kali melewatkan mobilnya di perlintasan kereta api. Beberapa kali juga mobil harus berhenti saat kereta lewat. Memori buruk Randy puluhan tahun pun seakan kembali terputar dalam otaknya. Saat melihat dengan jelas kereta api melintas di hadapannya, ia sungkurkan wajahnya hingga tubuhnya hampir jatuh.

Ia yang tak tenang, hanya bisa menarik kemejanya begitu kuat. Takut, cemas, gelisah ia rasakan. Sekuat tenaga ia menahan teriakan histerisnya dengan selalu memalingkan wajahnya ketika melewati rel.

Hingga puncaknya, mobil yang dikemudikan sopir Alex itu hampir saja terperangkap pada pintu perlintasan yang hampir tertutup. Syukurnya, petugas palang pintu yang berjaga segera kembali membukanya sebentar sebelum akhirnya menutup kembali pintu perlintasan itu. Memucat, jantung ayah Gio itu berdegup kencang, nafasnya tak teratur.

“Sial!” gumamnya kesal.

Sementara sopir Alex itu seakan sedang menyembunyikan kepuasannya karena telah berhasil melaksanakan perintah bosnya.

Hal itu kembali terjadi saat mereka perjalanan pulang menuju kantor, meski Randy telah mengingatkan sang sopir agar menghindari rel kereta api.

“Maaf, Pak, saya hanya tahu jalan ini,” jawab sopir Alex itu berpura-pura.

***

Mulai kembali beraktivitas seperti semula, kali ini Alya ingin menemani Gio sekolah. Ia bahkan menunggu sampai anaknya keluar dari kelas. Waktu yang telah ia lewatkan begitu saja karena mengalami gangguan psikis, seakan ingin ditebusnya.

Nana yang menemani Alya hari ini, berharap Randy juga akan menemui Gio. Ia terlihat tak tenang sedari tadi. Entah mengapa, ia ingin sekali Randy dan Alya bertemu pagi ini, setidaknya, ada ia yang akan menguatkan Alya jika temannya itu kembali takut saat melihat Randy.

"Na, ada apa?" Alya melihat Nana seperti mencemaskan sesuatu.

Menggeleng, Nana mengaku tak ada apa-apa.

Hingga beberapa waktu kemudian, Gio dan teman-temanya berlarian keluar kelas.

“Mamaaa,” teriak Gio berlari dan memeluk mamanya.

Nana celingukan, mulai pasrah karena Randy tak juga menunjukkan batang hidungnya. “Padahal ini kesempatannya.”

“Na, ayo pulang,” ajak Alya.

Mengangguk, Nana pun menggandeng anak-anak panti yang lain untuk kembali pulang.

Saat meninggalkan sekolah pun, Nana masih memastikan bahwa Randy dan asistennya itu akan segera tiba, tapi ternyata memang sepertinya mereka tak ke sekolah Gio hari ini.

Sejujurnya, ia juga ingin bertemu Geni lagi.

Sementara itu, Randy yang baru saja tiba di kantor, segera menghampiri Geni yang sudah menunggunya di mobil.

“Kita jalan sekarang, Tuan?” tanya Geni memastikan.

Ya, hari ini Randy akan melakukan pertemuan dengan Nadia juga kuasa hukum mereka masing-masing, untuk membicarakan proses perceraian mereka agar bisa rampung secepat mungkin, setelah proses mediasi dinyatakan gagal karena tak adanya kesepakatan untuk kembali bersama.

Hingga saat mereka telah bertemu secara tertutup dan diam-diam, Randy dan Nadia pun saling berpandangan.

"Terima kasih sudah mau melakukan semua ini,” ujar Randy pada mantan istrinya itu.

Meski tak saling cinta, tapi 6 tahun bukan lah waktu yang singkat untuk tak saling mengenal. Pasti ada rasa yang berat ketika mereka akhirnya harus berpisah. Tapi, ini lah yang terbaik agar keduanya bisa menjalankan hidup mereka masing-masing.

Mengangguk pelan, Nadia mencoba berdamai dengan semua ini, demi sang papa dan dirinya sendiri ke depannya.

Begitu pun dengan Randy, yang harus mengalami semua ini demi memperjuangkan apa yang seharusnya ia perjuangkan, terutama untuk Alya dan Gio.

***

Sore ini, Sugeng mengantarkan sebuah surat yang dikemas dalam amplop coklat di meja kerja kamar bosnya. Seperti biasa, satpam Om Tama itu lah yang selalu diberi kepercayaan untuk keluar masuk kamar paman Randy itu. Hingga saat keluar dari kamar, Sugeng berpapasan dengan Alex yang baru saja tiba di rumahnya sepulang kantor.

“Ada apa?” tanya Alex sembari melepaskan kancing lengan kemejanya.

“Ini, Pak, ada kiriman surat untuk Pak Tama,” jawab Sugeng sopan.

Mengernyitkan dahinya, Alex tampak penasaran surat apa yang diantar Sugeng.

“Saya tidak tahu, Pak. Hanya saja sekilas saya membaca ada tulisan Pengadilan Negeri,” jawab Sugeng sebelum akhirnya pamit kembali ke pos depan.

Seketika Alex pun langsung masuk ke kamar papanya, untuk melihat surat apa itu.

Membuka amplop coklat, dengan saksama anak pertama Om Tama itu membaca pelan dan runtut setiap kata yang ia lihat.

“Pengadilan Negeri? Sidang? Apa ini?” gumamnya bingung.

Hingga tak lama, Om Tama pun masuk ke dalam kamarnya dan mendapati Alex berdiri di dekat mejanya.

“Pa, Papa dapat surat dari Pengadilan Negeri untuk menghadiri sidang. Tapi, nama tergugat disamarkan demi keamanan. Papa terlibat kasus apa?” cecar Alex.

Tampak heran dengan cecaran sang anak, tanpa menjawabnya Om Tama langsung merebut surat itu dari tangan Alex.

Dalam surat tersebut, disebut dengan lengkap namanya, untuk menghadiri sidang atas perkara hukum waris dan pencurian aset dari seorang tergugat yang disamarkan identitasnya. Kerjasamanya sangat diharapkan untuk bisa menghadiri sidang agar proses perkara ini dapat segera terselesaikan. Seketika ia pun mendelik.

“Pa, jawab Alex, ada apa?” lanjut Alex.

“Tak usah hadir, tak penting. Ini fitnah. Penggugatnya saja tidak jelas” jawab Om Tama abai.

Tak sependapat dengan sang papa, Alex merasa ini bisa menjadi pencemaran nama baik jika gugatan itu adalah fitnah. Alex bahkan menawarkan untuk menemani menghadiri sidang dan melakukan klarifikasi. “Ini tidak bisa dibenarkan. Kita harus tuntut balik siapa pun dia. Lagi pula, ada sanksi tegas untuk Papa bila tidak hadir.”

“Tapi, Pa. Hak waris apa yang diperkarakan?” Alex terlihat begitu penasaran.

Terlihat bingung, Om Tama meminta anaknya untuk keluar kamarnya dan tidak banyak tanya.

“Alex akan segera hubungi kuasa hukum kita,” ujar Alex kemudian berlalu meninggalkan papanya.

Sementara Om Tama hanya tetap terdiam, bingung dengan semua ini yang terjadi tiba-tiba.

“Pencurian aset? Hak waris? Apa itu...” Benaknya dipenuhi tanya dan dugaan.

Bagaimana bisa, sidang yang akan digelar 3 hari lagi, tapi ia baru mendapatkan surat panggilannya sekarang. Itu artinya, ia hanya memiliki waktu 3 hari dari sekarang untuk mempersiapkan semuanya. Tentu hal ini terasa begitu mendadak.

Entah mengapa meski tidak menyangka, pikirannya langsung tertuju pada keponakannya, Randy. Ia lalu menghubunginya, tapi sayang nomor Randy tak aktif. Pikirannya pun juga langsung memikirkan sesuatu yang lain.

Seakan semesta memahami isi otaknya, baru saja ia akan menghubungi anak buahnya untuk menanyakan sesuatu, tapi ia sudah lebih dulu mendapatkan telepon dari salah seorang anak buahnya.

“Bos, Bu Yusi dan Pak Mukid tidak ada di rumahnya,” lapor anak buahnya.

Mengumpat, Om Tama mengatai anak buahnya tak becus dalam bekerja. "Cari mereka sampai dapat dan kurung jika ketemu!"

Geram, ia pun semakin yakin bila apa yang ia pikirkan adalah benar. Randy yang telah menggugatnya atas perkara warisan ini. Seperti kelabakan, ia bergegas mengumpulkan semua bukti yang bisa ia bawa nanti untuk membela dirinya di hadapan hukum.

"Dasar anak tak tahu diri! Sial*n!" umpatnya.

...****************...

1
Happy Kids
antonio emg adikny bapak alya?? bisa bisanya jadi wali nikah
Diah Anggraini
bagus ceritanya
Diah Anggraini
buat alya...
saya seneng kamu mw hadia jadi saksi di pihak randy
Diah Anggraini
semangat ya ran
Diah Anggraini
kalo terbukti ayah Mu yang jahat alex..
mungkin kau akan malu sama randy
Diah Anggraini
jadi deh degan bacanya..
sukses ya ran.. semoga berhasil
Renggo Printing Solution
Lex itu kependekan nama dari YiLex yang bermaksud 'habis' dari bahasa India.. Hahaha!! Habis lah..
Diah Anggraini
getok aja pake sendok ran si alex.
haaa
Diah Anggraini
semangat randy
Diah Anggraini
sabar ya ran.. jangan sedih
saya jadi ikut sedih bacany
Diah Anggraini
semoga alya bisa maafin randy..
dan balik lagi sama Rendy..
dan randy bisa merebut hak nya dari om tama
Bambang Nugroho
cintaku
Ana Khana
ceritanya bagus, satset dan gak bertele2, dengan bahasa yang mudah dipahami dan terstruktur 👍
Indah Rianti
bagus thor
Kristina Nalele
mlm dan Mohon maaf ibu angkatnya itu pindah atau karena ada yang mengancam
IG : Byiaaps: jawabannya ada di bab2 berikutnya kak:)
total 1 replies
Lily Sriyani
Luar biasa
Raufaya Raisa Putri
woaw...part yg sedikit
_maha
cerita geni dan nana dong
Yuni Martopo
Luar biasa
Evy
Ngeles aja tuh Om Tama..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!