Yuda Laksana adalah seorang anak yang ditemukan oleh Eyang Braja Sedeng didalam sebuah hutan yang angker.
kedua orang tuanya mati terbunuh oleh sekumpulan perampok yang menyerang desa mereka.
Dengan gemblengan ilmu silat dan pukulan sakti menjadikan Yuda Laksana tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna dan diwariskan senjata maha dahsyat pedang Naga Bumi dan diberikan nama baru Yuda Edan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Dick, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Raja Pisau Terbang
Saat pedang tersebut keluar dari warangkanya, pedang tersebut berkilauan dan Yuda segera menempelkan badan Pedang ke tangannya yang matang biru.
Wulan melihat badan Pedang yang tadinya berkilauan sekarang menjadi biru pekat sedangkan tangan Yuda yang tadinya berwarna biru pekat akibat racun hebat lambat laun warna tersebut hilang dan mengembalikan kulit asli si pemuda.
Lalu Yuda meniup badan Pedang, tiba-tiba warna biru pekat tersebut hilang entah kemana dan mengembalikan pedang menjadi berkilauan kembali.
Wulan yang melihat hal tersebut kaget dan terperangah melihat kehebatan pedang tersebut.
"Yuda, apakah engkau tidak apa-apa?"tanya Wulan cemas.
Yuda menyimpan kembali pedang tersebut pada warangkanya dan dimasukkan ke balik bajunya.
"Aku tidak apa-apa, racun itu sudah hilang"tegas Yuda.
"Apakah pedang yang kau pakai untuk menyedot racun adalah pedang Naga Bumi yang terkenal itu...?"tanya Wulan dengan penuh rasa kagum.
Yuda mengangguk.
"Lebih baik sekarang kita menelusuri lembah ini untuk mencari dimana markas si keparat itu berada?"tegas Yuda.
"Lembah ini hanya dipenuhi oleh batu-batu besar tapi aku yakin pasti ada goa disekitar tempat ini dan dijadikan markas mereka..."ujar Wulan.
Belum habis Wulan mengutarakan pendapatnya tiba-tiba berkelebat dua pisau terbang yang melesat dengan sangat cepat dan tujuannya adalah leher Wulan......
***
Wulan yang tidak menyadari serangan maut sedang mengincar nyawanya dari belakang tiba-tiba merasakan tubuhnya dipeluk oleh seseorang dan membantingnya kesamping dan hal ini menyelamatkan nyawanya.
Dua pisau terbang tersebut menancap ke sebuah batang pohon yang menyebabkan pohon tersebut langsung berkerut kering.
Wulan yang melihat hal tersebut merasakan tengkuknya mendadak dingin dan keringat memercik dikeningnya.
Dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan dirinya apabila Yuda tidak mendorongnya tadi.
Baru saja Yuda dan Wulan menarik napas lega tiba-tiba serangan berikutnya yang lebih hebat menyerang mereka.
Lima pisau terbang melesat cepat mengarah ke lima bagian tubuh Yuda.
Yuda menggertakkan rahangnya dalam kemarahan lalu mengalirkan setengah dari tenaga dalamnya dan mengeluarkan ilmu 'badai topan menghadang gelombang' tubuh Yuda berputar laksana titiran angin laksana badai topan menderu disekujur tubuhnya dan Yuda mengibaskan tangannya sehingga menderulah badai topan menghantam kelima pisau terbang yang hendak menembusi tubuhnya.
Saat kelima pisau terbang tertahan diudara Yuda mendorong kembali tangannya dan menyebabkan kelima pisau terbang tersebut berbalik menyerang pemiliknya.
Lima pisau terbang tersebut melesat dengan kecepatan dua kali lipat dari sebelumnya dan terdengar jerit kesakitan dari atas pohon.
Satu dari lima pisau terbang membeset tangannya yang tidak dapat dia hindari.
Orang tersebut mengeluarkan sesuatu dan menelannya.
Setelah itu melesat turun ke hadapan Yuda sejauh lima tombak.
"Ternyata nama besar pendekar pedang naga bumi yang dihembuskan angin di delapan penjuru rimba persilatan bukan omong kosong belaka, tidak sembarang orang dapat menghindari seranganku dan balas menyerang"ucap orang tersebut sambil menepuk-nepuk tangannya.
"Siapa kau orang tua?"tanya Yuda.
Orang tua tersebut mengenakan pakaian ringkas dan ratusan pisau menggantung disekujur tubuhnya.
"Rimba persilatan menggelariku Raja Pisau Terbang!"ucap orang tua itu.
Yuda yang keluar sifat edannya berkata,"orang tua apakah kau tidak repot membawa pisau segitu banyaknya? Buat potong ikan?"ucap Yuda sambil tertawa terbahak-bahak.
"Bocah edan tertawalah sepuas hatimu, sebentar lagi pisau-pisauku akan menembus tubuhnya yang busuk itu!"seru raja pisau terbang.
"jangan kesusu orang tua, sabar dulu, ada yang mau aku tanyakan?"cegah Yuda.
"Kau mau tanya apa bocah edan?"bentak raja pisau terbang dalam kemarahan.
"Apa hubunganmu dengan si keparat Keris pelangi itu orang tua?"tanya Yuda.
"Aku tidak punya hubungan apa-apa dengan pemuda itu, tapi aku sahabat dari raja kelabang biru dan aku akan menghabisimu terlebih dahulu sebelum engkau menyentuhnya!"Ucap orang tua itu dan Yuda hanya manggut-manggut saja lalu berkata,"ternyata kau cuma kacung saja raja pisau, sungguh kasihan hidupmu"ucap Yuda meledeknya.
"Bangsat, matilah kau!"teriak raja pisau dan dalam kemarahannya dia melesatkan sepuluh pisau terbang secara serentak ke sepuluh bagian vital dari tubuh Yuda.
Wulan hanya bisa menahan napas melihat hal itu tanpa bisa melakukan apapun karena serangan itu begitu cepatnya, yang terlihat hanya sepuluh sinar yang melesat dengan cepat.
Yuda membentengi dirinya dengan ajian 'Tameng Hijau Naga Bumi' yang dalam sekejap mata, tubuh Yuda terbungkus oleh cahaya hijau laksana tameng yang sulit untuk ditembus.
Yuda menggerakkan tangannya dan sebagian dari cahaya hijau tersebut dipukulkan ke arah kilatan pisau yang melesat.
Delapan dari sepuluh pisau terbanting ketanah saat berbenturan dengan sinar hijau dan dua pisau terus melesat ke tubuh Yuda.
Yuda menambah kekuatan tenaga dalamnya sehingga cahaya hijau yang menyelimutinya semakin besar dan meluas mengitari tubuh Yuda.
Saat kedua pisau bersentuhan dengan cahaya hijau, pisau tersebut tiba-tiba berputar seperti bor berusaha menembus cahaya hijau ditubuh Yuda.
Lalu Yuda berteriak nyaring dan dari tangannya menggebu cahaya keperakan memaparkan hawa panas menghancurkan pisau tersebut dan cahaya perak tersebut terus melesat mengejar raja pisau terbang.
Mendapati dirinya diserang dia melemparkan kembali lima pisau terbang kearah cahaya perak yang mengejarnya kemanapun dia bergerak.
Cahaya perak tersebut membuat pisau-pisau tersebut berbalik arah dengan kecepatan yang lebih hebat dari sebelumnya.
Raja pisau tergagap melihat kenyataan tersebut, dia mencoba menangkis dengan sepuluh pisau terbang kearah pisau dan cahaya perak yang melesat tapi dia hanya bisa membeliakkan mata saat kelima pisau tersebut yang tidak berhasil ditangkisnya terus melesat dan menancap tiga didada, satu dileher dan satu lagi dikening sebelum raja pisau ambruk cahaya perak yang memaparkan hawa panas itu melabrak dadanya yang menyebabkan lubang besar dibagian dada.
Raja pisau terbang mati dengan mata mendelik dan dada terbongkar hancur.
Wulan menatap mayat raja pisau terbang dengan kengerian yang hebat.
Yuda memegang tangan Wulan dan membawanya meninggalkan tempat itu.
Belum jauh melangkah dari tempat terbujurnya mayat raja pisau terbang tampaklah oleh mereka seseorang perempuan tua berdiri menantang dengan tangan bersidekap didada dengan mata tertutup.
Tampak oleh Yuda tangan wanita tua itu mempunyai kuku-kuku panjang dan melengkung seperti kuku rajawali dengan warna hitam pekat.
Yuda mendekati wanita tua tersebut lalu berkata, "nek, maafkan kami telah mengganggu ketenanganmu, kami minta jalan nek"ucap Yuda akan tetapi wanita tua itu tidak menjawab.
Yuda mengulangi pertanyaannya dengan suara lebih keras karena Yuda berpikir wanita tua tersebut tuli.
"Nek....kami minta jalan nek?"ucap Yuda kembali dengan suara keras.
Mata wanita tua itu terbuka lalu berkata, "sejak kapan aku kawin dengan kakekmu anak sinting dari tadi kau panggil aku nenek, huh?"ucap orang tua itu dengan mata melotot.
Yuda tersenyum geli mendengar perkataan orang tersebut.
Sikap edannya kembali kambuh,"maafkan kami Kanjeng ratu, Kanjeng berdiri ditengah jalan, kami ingin minta jalan Kanjeng!"ucap Yuda dan Wulan tidak dapat menahan tawanya melihat sikap Yuda yang seperti menyembah.
"Anak muda ternyata kau tahu peradatan juga...Kanjeng ratu....mmmmhhh....bagus juga aku suka dengan panggilan itu!"ucap wanita tua itu lalu tertawa terbahak-bahak.
Bersambung...