Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 32
Eliza seperti biasa bangun lebih awal. Tapi saat itu dia tidak pergi ke ruang makan. Melainkan dia pergi ke ruang kerja untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum dia selesaikan. Bian yang datang sangat terkejut karena sudah melihat Eliza di ruang kerja.
“Nyonya kenapa anda datang lebih pagi. Apa ada masalah yang terjadi?,”ucap Bian masuk ke dalam ruangan. Dia segera duduk di tempat kerja dan mulai membolak-balikan dokumen didepannya.
“Ada beberapa dokumen yang harus aku analisis. Tapi pencarian kamu tentang orang yang aku minta cari bagaimana hasilnya,”ucap Calsida.
“Soal itu saya sudah mendapatkan kabar hanya saja orang yang saya minta suruh untuk mengawasi ksatria di kediaman Count telah tewas. Untuk pelayan ini kami masih mencari. Tapi kabarnya dia ada di desa selatan,”kata Bian memberitahukan.
“Maksud kamu wilayah selatan,”ucap Calsida kembali meletakan barang yang dia pegang. Jeni datang membawa sarapan untuk Eliza.
“Nyonya sarapan anda sudah datang,”ucap Jeni masuk.
“Bian apa kamu sudah sarapan. Jika belum ayo sarapan bersama,”kata Calsida dengan ramah.
“Terima kasih nyonya, saya sudah sarapan sebelum saya datang ke sini. Anda sarapanlah sendiri,”ucap Bian yang kembali fokus dengan kertas didepannya. Eliza tidak berkata lagi dan menyelesaikan sarapan dia. Jeni yang berdiri di samping sambil melayni Eliza jika dibutuhkan.
“Apa ada lagi yang dibutuhkan nyonya?,”ucap Jeni sambil membersihkan piring dan gelas.
“Tidak ada kamu bisa kembali bekerja,”kata Calsida kembali menuju tempat kerja. Jeni pergi tepat di dan pintu ia melihat Ben sudah diluar.
“Apa nyonya ada didalam?,”ucap Ben kepada Jeni.
“Nyonya ada didalam tuan Ben ada silakan masuk saja,”kata Jeni segera melewati Ben dan pergi menuju dapur.
Ben masuk dan melihat Eliza dengan dokumen di mejanya. Bian yang fokus menyelesaikan akuntannya.”Nyonya,”ucap Ben mendekat.
“Ada apa Ben?,”ucap Calisida melihat ke arahnya.
“Ada surat dari tuan muda?,”ucap Ben memberikan suratnya. Sambil membuka suratnya Calsida berkata,”Kenapa surat ini diberikan kepadaku. Apa ada masalah berkaitan denganku dari Charlie?.”
“Tidak ada hanya saja. Saya meminta saran kepada nyonya soal solusinya,”kata Ben. Eliza membaca isinya dimana Charlie meminta bantuan untuk mengirimkan bahan makanan dan bangunan di wilayah selatan.
“Ben apa kamu bisa berikan dokumen tentang wilayah selatan,”ucap Calsida yang telah selesai membaca suratnya.
“Baik nyonya saya akan berikan kepada anda. Ini adalah dokumen dan bisnis termasuk jumlah penduduk serta berbagai struktur di selatan. Tapi untuk apa nyonya mencari ini?,”ucap Ben yang tampak bingung.
“Kamu juga tahu bukan kalau kondisi wilayah kita dalam kondisi paling bawah. Jika kita mengirim bahan makanan serta membeli bahan bangunan kita hanya memberikan dampak buruk padang utang yang akan datang,”kata Calsida.
“Jadi bagaimana sekarang nyonya untuk bisa membantu tuan muda,”kata Ben.
“Kamu tenang saja. Aku akan menganalisisi data ini dulu. Baru nanti aku meminta saran kepada kamu. Bian bisa kamu kumpulkan berbagai buku tentang struktur tanah di selatan,”kata Calsida. Bian tanpa berkata langsung pergi ke perpustakaan mencari buku yang dibutuhkan oleh Eliza.
Tepat melewati lorong Bian bertemu dengan Jeni yang membawa teh untuk Eliza. Tanpa ada sapa mereka hanya melewati dengan santai untuk menyelesaikan tugas mereka masing-masing. Jeni yang sudah sampai segera memberikan teh yang sudah dia buat kepada Eliza.
“Nyonya silakan diminun tehnya untuk menghangatkan tubuh anda,”ucap Jeni.
“Terima kasih ya Jeni,”ucap Calsida tampa melihat karena mata dan pikirkan masih fokus dengan dokumen didepannya.
“Ben ada berapa kas di kediaman kita ini,”ucap Calsida setelah melihat jumlah anggaraan yang dibutuhkan.
“Kas uang yang kita milik adalah 1000 emas 500 perak,”kata Ben.
“Apa kamu yakin itu uang yang kita miliki,”kata Calsida. Ben mengangguk disaat Eliza menatap ke arahnya.
“Apa uang ini masih kurang nyonya?,”ucap Ben yang sedikit was-was dengan hati berbedar.
“Secara nyata itu masih kurang. Jika kita mengeluarkan semau uang ini kita masih berhutang uang dengan jumlah 500 emas 250 perak. Karena barang yang kita butuhkan harganya sudah naik,”kata Calsida memberitahukan.
“Lalu bagaimana kita menyelesaikan semua ini. Tuan muda pasti membutuhkan barang ini segera,”kata Ben.
“Nyonya saya sudah kembali, ini buku yang anda minta saya cari,”kata Bian meletakan bukunya yang ada beberapa tingkat.
“Apa semua ini buku yang aku minta kamu dapatkan. Kenapa banyak sekali bukunya,”ucap Calsida setelah melihat bukunya.
“Itu benar apa ada masalah,”kata Bian dengan wajah polosnya. Eliza hanya menggelengkan kepalanya saja hingga dia tepat membaca buku itu dengan tenang.
Setelah beberapa jam dengan beberapa buku dan dokumen.Eliza telah selesai menganalisisi semua data yang di inginkan.Dia berikan kepada Ben untuk mendapatkan sarapanya.”Bagaimana jika kita melakukan rencana ini apa menurut kamu Charlie akan setuju atau tidak,”kata Calsida memberikan lembaran kertas yang sudah dia tulis dengan rapi.
Ben membaca tulisan itu dengan seksama. Setelah selesai dia menatap ke arah Eliza,”Nyonya ini ide yang sangat baik. Kita bisa untung dan rugi terbagi menjadi dua bagian sama rata. Jika rencana ini berhasil. Tapi untuk bibit yang kita miliki saat ini adalah bibit jagung dan kedelai saja. Apa akan cukup?.”
“Itu cukup berikan saja kepada mereka satu kantung masing-masing. Sambil menuggu panen berhasil kita harus tetap mengirimkan bahan makanan. Tapi jika boleh baham makanan mereka yang rusak apa masih ada,”kata Calsida.
“Seharusnya masih ada, nyonya tapi kenapa anda bertanya seperti itu?,”kata Ben.
“Kita bisa menggunakan bahan yang rusak itu untuk bahan makanan campuran. Aku akan menulis resepnya dan cara mengelolahnya tunggu sebentar,”kata Calsida segera mulai menulis apa yang ada di otaknya. Tanpa ada beban pikirkan dia melakukan dengan senang hati. Walaupun ide yang dia lakukan itu hanya ada dimasa depan saja. Tapi dia kembangkan untuk tempat baru yang dia dapatkan ini.
“Ini kamu bisa mencoba dengan beberapa koki sebelum diberikan kepada Charlie,”kata Calsida.
“Baiklah saya akan meminya para koki untuk mencoba resepnya. Tapi ini lembaran apa nyonya?,”kata Ben melihat ada kertas lain.
“Itu perbaikan untuk bisnis kita selanjutnya. Lalu aku ingin juga pergi ke wilayah lain yang ada di pelosok apa bisa?,”kata Calsida.
“Tentu saja bisa hanya saja tidak untuk sekarang. Kita bisa kembali di saat tuan muda kembali lagi,”kata Ben.
“Baiklah aku akan menuggu,”kata Calsida kembali bekerja dan memulai bisnis kecilnya untuk memperbaiki keuangan kediaman duke. Tapi saat Eliza sibuk dengan kegiatan dia. Fayza mendapatkan kalau penjaga toko sekarang ini sedang di lindungi.
Membuat Fayza sedikit marah dan kesal. Semua barang yang ada dikamarnya dia hancurkan.”Sial kenapa hanya membunuh satu orang saja tidak bisa. Bagaimana kamu bisa bekerja sebenarnya,”kata Fayza dengan nada keras kepada ksatria bayangan.
Tapi ksatria bayangan hanya diam dengan wajah tertunduk.”Aku tidak perduli bunuh dia bagaimana caranya. Aku tidak ingin Charlie tahu kalau aku di balik semua ini,”kata Fayza sambil memainkan jemarinya. Tapi apakah Charlie akan tahu dan bagaimana dengan kondisi dia untuk sekarang ini?.