Jeanette Archer, seorang wanita bersuami, menghabiskan satu malam panas bersama seorang pria. Hal itu terjadi di acara ulang tahun adik kesayangannya.
Axton Brave Williams, yang anti pernikahan, menerima tantangan dari para sahabatnya untuk melepas keperjakaannya. Ia melakukan sebuah ONS dengan seorang wanita di sebuah klub.
Jean merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya, membuat dirinya menerima perlakuan suaminya yang semakin lama semakin acuh. Hingga pada akhirnya ia menemukan bahwa suaminya telah mengkhianatinya jauh sebelum mereka menikah.
Sebuah perceraian terjadi, bahkan kedua orang tuanya mendukung ia berpisah, karena wanita selingkuhan suaminya tengah hamil. Di hari yang sama, ia mengetahui bahwa dirinya tengah hamil akibat malam panas yang ia lewati.
Tak mendapat dukungan dari siapapun, membuatnya lari saat hamil dan kembali menikmati petualangannya di alam bersama anak dalam kandungannya. Hingga takdir membawanya kembali pada pria yang merupakan ayah anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUNIA RUNTUH
Pagi ini, Jeanette bangun pagi pagi sekali. Ia menyiapkan sarapan untuk Alex dan dirinya, kemudian menyiapkan bekal juga untuk dibawa Alex ke sekolah.
Kaki Jeanette sudah lebih baik, semalam ia menggunakan arak gosok untuk membantu menghilangkan lebamnya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7 dan ia pun membangunkan Alex.
"Sayang," Jesnette mendusel duselkan hidungnya pada pipi Alex.
"Mom, 5 menit lagi," ucap Alex sambil mengeratkan pelukannya pada guling kesayangannya.
"Baiklah, 5 menit tidak lebih," Jeanette berjalan menuju lemari dan mengeluarkan seragam sekolah yang akan digunakan oleh Alex. Beginilah rutinitas keduanya setiap hari.
*****
Axton termenung sendiri di dalam ruang kerjanya. Baru sehari ia tak bertemu dengan Alex, hatinya terasa kosong.
"Mengapa anak itu selalu saja memenuhi pikiranku," gumam Axton.
Beberapa kali ia melihat ponselnya, berharap ada notifikasi pesan masuk dari Alex. Namun, semua yang ia harapkan nihil. Ia ingin mencoba mengirim pesan, namun pesan yang dikirimkan oleh Alex tak memperlihatkan nomor, ntah bagaimana anak itu melakukannya.
Ia ingat bahwa Jeanette pernah menghubunginya, apa ia bisa berbicara pada Alex? Hal ini benar benar mengganggunya, perasaannya begitu gelisah saat berjauhan dengan Alex.
"Halo."
"Halo, siapa ini?" terdengar suara yang Axton yakini adalah suara Jeanette.
"Axton. Bisakah aku berbicara dengan Alex?"
"Alex sekolah," jawab Jeanette singkat. Ia berusaha menetralkan debaran jatungnya ketika mengetahui siapa yang menghubunginya.
"Ooo ... Bisakah sampaikan pesanku padanya? Minta ia menghubungiku saat dia kembali."
Ingin rasanya Jeanette menjauhkan Alex dari Axton, tapi ia harus bagaimana.
"Hmm ...," jawab Jeanette singkat.
"Jean, apa kamu putri Uncle Marcello?" tanya Axton tiba tiba. Bahkan pria itu memanggil namanya. Bagaimana Axton mengetahui kalau dia adalah putri dad Marcello? Kini ia semakin takut.
"Bukan urusanmu. Aku akan menutup panggilan ini. Aku harus bekerja," jawab Jeanette pada akhirnya.
Panggilan tersebut diputus sepihak oleh Jeanette. Ia memegang dadanya di mana jantungnya mulai berdetak cepat, menambah kegelisahan di dalam hatinya.
Bagaimana dia bisa tahu? Apa dia menyelidikiku? Atau ia mencari tahu tentang Alex? - Jeanette memejamkan matanya.
*****
Di Kota London, Inggris.
Tuan George Orlando, telah kembali ke kediaman Orlando. Ia menatap wajah istrinya dalam sebuah foto berpigura besar yang ada di ruang keluarga. Foto itu memperlihatkan mereka berdua setelah menikah.
"Sayang, apa kamu bahagia di sana bersama putri kita?" ucap Tuan Orlando.
"Aku bertemu dengan seorang wanita yang mengingatkanku akan dirimu. Ia cantik, mirip denganmu, bahkan warna mata kalian sama. Kalau saja putri kita masih hidup, tentu akan seperti dirinya," Tuan Orlando yang duduk di sofa, terus berbicara sendiri sambil menatap foto Elizabeth."
Wesley berjalan ke arah Tuan Orlando, sambil membawa sebuah nampan yang berisi vitamin dan segelas air, "Vitaminnya, Uncle."
"Wes, ia sangat mirip sekali dengan istriku, kan?" tanya Tuan Orlando.
"Iya, Uncle. Wanita itu sangat mirip dengan Aunty Beth."
"Apa kamu sudah mendapatkan informasi tentangnya?"
"Belum semua, Uncle. Kalau nanti sudah selesai, aku akan segera memberikannya."
"Terima kasih, Wes."
Wesley memang belum selesai mengerjakannya. Ia ingin semua informasi yang ia dapatkan nanti adalah tepat dan akurat. Ia tak ingin Tuan Orlando mendapatkan informasi palsu yang akan berdampak pada kesehatannya.
Tuan Orlando kembali menatap foto istrinya dan tersenyum. Ia teringat kembali akan saat di mana mereka kehilangan putri mereka.
* Flashback On
"Sayang, sepertinya aku akan melahirkan," ucap Beth.
"Melahirkan? Sekarang?" tanya George yang saat it bary saja ingin tertidur.
"Ya, cepatlah. Ketubanku sudah pecah," jawab Beth tenang. Ia tak ingin membuat suaminya panik, karena ia sangat tahu seperti apa saat George panik.
Namun, ketenangan Beth tak membuat George kehilangan kepanikannya. Ia segera menggendong Beth, bahkan tak mengganti piyamanya. Saat menuruni tangga, kaki George tersandung dan membuat tubuhnya oleng. Hal itu membuat pegangan digendongan terlepas dan Beth pun terjatuh.
"Ahhh!!" Beth memegang perutnya dan tentu saja George semakin panik.
"Sayang, maafkan aku," George segera kembali menggendong Beth, namun kali ini tak hanya cairan bening yang keluar, tapi juga darah. Ketakutan mulai merasuki George.
Supir keluarga masih ada di pos keamanan, ia yang melihat atasannya keluar sambil menggendong Nyonyanya, membuka pintu mobil dan membantu George untuk masuk.
Laju mobil begitu cepat karena George yang panik karena melihat keadaan istrinya, "Cepat, Bram!"
Mobil sampai di rumah sakit dan ia langsung menaikkan istrinya ke atas brankar. Mengikuti ke mana para petugas kesehatan membawa istrinya. Saat itu, ia tak sendiri, ada sosok seorang pria juga yang tengah menunggu di depan pintu ruang bersalin, tidak ... Tepatnya ruang operasi.
George yang merasa panik dan gelisah, akhirnya pergi ke toilet. Tak lama setelah kepergiannya, seorang perawat keluar dengan terburu buru dari ruang bersalin dan menemukan seorang pria di sana. Pria itu melihat perawat tersebut keluar sambil membawa segumpal kain di dadanya dan itu penuh dengan darah.
Ponsel Pria itu bergetar dan ia langsung meraba di dalam sakunya, "Ada apa?"
Wajahnya seketika berubah panik, namun ia harus menahan gejolak di dalam dadanya. Seorang dokter kini keluar dari ruang operasi, "Tuan Marcello."
Marcel mendekat dan melihat wajah dokter yang ia yakini tak membawa kabar baik. Dokter itu menggelengkan kepalanya, yang artinya hilang sudah harapannya.
"Tolong jangan katakan apapun dulu pada istriku, rahasiakan ini. Aku sendiri yang akan mengatakan padanya nanti," kata Marcello.
"Baik, Tuan."
"Bawa istriku ke ruang VIP. Aku harus pergi dulu."
Marcello pergi dari rumah sakit. Asisten pribadinya mengabari kalau kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan mereka dibawa ke rumah sakit yang tak jauh dari lokasi kecelakaan.
Di dalam ruang bersalin, terjadi kepanikan antara dokter dan perawat. Mereka bingung karena bayi yang tadi baru saja dilahirkan, tiba tiba menghilang.
"Bagaimana ini?" tanya seorang perawat.
"Karir kita bisa hancur jika hal ini diketahui pimpinan," ketakutan mulai merambat di dalam diri mereka. Hingga mereka mengingat bahwa ada bayi juga yang dilahirkan bersamaan dengan bayi yang hilang itu.
"Kita pinjam bayi ini saja dulu. Katakan kalau bayinya meninggal. Setelah ini, baru kita pikirkan lagi," hal itu akhirnya disetujui oleh semuanya.
George yang sudah kembali berada di depan pintu ruang bersalin, menunggu dengan gelisah. Ia tidak diizinkan untuk masuk karena tadi Beth memerlukan penanganan yang intensif.
Ceklekkk.
Pintu ruang bersalin terbuka, dokter mengijinkan George untuk masuk. George bisa melihat wajah wajah yang tak enak untuk dilihat, membuatnya gelisah.
"Tuan, sebelumnya kami mohon maaf, bayi anda tak dapat kami selamatkan. Ia meninggal tak lama setelah kami keluarkan karena tertelan air ketuban dan juga darah."
Duarrr
Dunia George seakan runtuh. Beth yang sangat lemas pun kini jatuh pingsan.
* Flashback Off
🧡 🧡 🧡
juga asal usul tokoh2nya...
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus berkarya dan sehat selalu 😘😘