Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Jika memang kalian di jodohkan kenapa kau setuju menikah dengannya? Bukankah kau tidak mengenal dengan jelas sosok Cindy?" tanya Baby kembali tanpa peduli jawaban pertamanya belum dijawab oleh Agam. "Kenapa tidak menikah dengan aku saja? Kita kan sudah saling mengenal sejak lama."
"Aku lebih baik menikahi wanita yang belum aku kenal, dari pada menikah dengan seseorang yang sudah aku anggap sebagai adikku sendiri." Ucap Agam penuh dengan penekanan di setiap katanya.
"Oh ya ampun, jawabanmu itu tidak asik." Baby lalu berdiri dari tempat duduknya dengan wajah yang kesal, karena lagi-lagi Agam hanya menganggapnya sebagai seorang adik.
"Kau mau kemana?" tanya Agam saat melihat Baby berjalan tertatih-tatih menunju pintu keluar.
"Aku mau pulang! P-U-L-A-N-G pulang!" ketus Baby tanpa menengok kebelakang.
Agam menatap Baby sembari menggelengkan kepalanya. "Jo antara Baby pulang ke mansion utama!" perintah Agam pada asisten pribadinya.
"Baik Tuan." Jonathan segera menyusul nona Baby yang sudah lebih dulu keluar dari butik.
"A di mana Baby?" tanya Cindy setelah keluar dari ruang ganti pakaian.
"Dia sudah pulang! Dan aku juga harus pulang." Agam memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya, lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Tunggu A! Kau tidak mau mengantarkan aku pulang?" tanya Cindy dengan raut wajah yang kecewa.
"Tidak! Kau pulanglah sendiri." Agam kembali berjalan keluar dari butik tanpa mempedulikan wanita itu pulang naik apa.
Itulah sikap sesungguhnya seorang Agam Mateo pada Cindy, begitu dingin dan tak tersentuh. Hanya di depan Baby Arbeto ia akan bersikap hangat dan memperlakukan Cindy dengan baik, agar gadis itu bisa melupakan dan menyerah terhadap cintanya.
*
*
Keesokkan harinya.
"Selamat pagi A."
"Pagi." sahut Agam lalu membuka kedua matanya dengan perlahan. "Ah..." Agam berteriak saat melihat wajah Baby tepat di depan wajahnya. "Apa yang kau lakukan di kamarku? Di tempat tidurku?" serentetan pertanyaan meluncur dari bibirnya.
"Membangunkan mu." Jawab Baby dengan tersenyum.
"Kau..!" Agam menahan emosinya untuk tidak marah pada gadis itu, karena bagaimana pun Baby adalah adik sepupunya. "Bagaimana kau bisa masuk ke dalam kamarku?"
"Melalui pintu itu." Baby menunjuk pintu kamar yang berada di sebelah kiri.
"Aku tahu itu," Agam menghela napasnya dengan kasar. "Yang aku tanyakan kenapa kau bisa masuk ke dalam kamarku? Sedangkan pintu kamarku itu terkunci." Agam ingat betul ini bukan pertama kalinya Baby masuk ke dalam kamarnya, dan sudah beberapa kali ia mengubah kode pintu kamarnya namun gadis itu tetap bisa masuk.
"Rahasia." Bisik Baby dengan senyum penuh arti, lalu dengan tergesa-gesa hendak turun dari atas tempat tidur, agar Agam tidak bertanya lebih lanjut kenapa ia bisa tahu kode pintu kamar sepupunya itu.
"Kau mau kemana?" Agam menarik tangan Baby hingga membuat tubuh gadis itu menabrak dada bidangnya, membuat keduanya saling menatap dengan jarak yang begitu dekat. "Katakan padaku dari mana kau tahu kode pintu kamarku?"
Baby yang terpesona dengan ketampanan Agam, justru tidak mendengar pertanyaan sepupunya itu. Fokusnya kini ada pada bibir tebal yang bergerak dengan indahnya di mata Baby, dan membayangkan jika bibir itu menyentuh bibirnya.
"Kau mendengar pertanyaanku tidak?" Agam mendorong kening Baby dengan kasar saat melihat bibir gadis itu yang maju seolah meminta untuk dicium.
tapi sekarang, aku punya suami yang endut /Shhh/
lain kali suruh pake sabuk, Mom
sllu keren karya mom and sllu suka akan alur cerita nya..