Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Masih Takut Jatuh Cinta
masih Takut Jatuh Cinta
Rama telah bersiap-siap hendak mengunjungi Sita. Sebelumnya ia sudah membawa beberapa makanan, bunga, dan juga mainan untuk Kai.
"Huh…. Siap." Ucap Rama di depan cermin sambil mematut dirinya. Kali ini Rama tampil dengan pakaian lebih santai. Mengenakan celana jeans berwarna hitam dan kemeja pendek berwarna navy ditambah sepatu sport. Dia datang berkunjung atas nama Rama bukan atas nama Ceo JD Group.
Rama melesatkan mobilnya ke arah rumah Sita. Ia begitu bersemangat. Sepanjang perjalanan ia nampak tersenyum sambil mendengarkan lagu.
Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan s'lalu memujamu
Di setiap langkahku, ku 'kan s'lalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu.
Jangan lah kau tinggalkan diriku, takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa
Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku…
Kau adalah hidupku lengkapi diriku
Oh sayangku kau begitu
Sempurna….
Sesekali Rama ikut mendendangkan lagu yang didengarnya itu. Lagu Sempurna dari musisi Andra and The Backbone itu membuat senyum Rama semakin mengembang.
"Yaelah nih lagu bisa pas banget gitu ya, sangat mewakili hatiku hehehe." Ucapnya di sela-sela kegiatan mengemudinya. Tanpa sadar dia sudah berbelok ke arah rumah Sita. Ia pun menepikan mobilnya di depan rumah tersebut.
"Assalamualaikum…" Rama mengucapkan salam. Tangannya penuh dengan hadiah jadi dia tidak bisa mengetuk pintu. Belum ada jawaban dari dalam Rama kembali mengucapkan salam.
"Assalamualaikum…"
"Waalaikumsalam, bentar." Ucap suara bocah kecil dari dalam rumah. Bocah itu pun membukakan pintu.
" Uncle Rama… ayo uncle masuk. Mommy ada uncle Rama.!!!" Kai terkejut melihat orang yang datang adalah Rama, bahkan ia berteriak memberitahu Sita kalau yang datang adalah Rama.
"Eh mas Rama, maaf nggak kedengeran. Tadi masih beberes. Belum rapi soalnya." Ucap Sita yang datang dari belakang. Rama kemudian menyerahkan barang-barang yang dibawanya. Sita menerima dengan sungkan namun Kai sungguh sangat senang. Kai pun memeluk Rama dengan sayang.
"Thankyou Uncle, you are the best."
"You're welcome baby, are you happy ?"
"Yes Uncle i'm happy."
Rama sangat senang melihat Kai begitu bahagia. Ingatannya kembali ke berita-berita tentang Dani Atmaja. Haaah, apa mereka melihat beritanya ya, jadi kepikiran gini, batin Rama.
"Mas Rama banyak banget ini yang dibawa. Jadi nggak enak. Lain kali jangan ya mas." Sita sangat sungkan dengan hadiah yang dibawa Rama.
"Nggak kok, tenang aja. Lagian ini untuk ucapan selamat datang. Lain kali aku kalau ke sini nggak akan bawa macem-macem." Bela Rama.
Lain kali. Oh ya Allaah apakah mas Rama berencana akan sering datang kemari,apa yang dia mau lakukan, gumam Sita dalam hati.
"Lho ada den Rama to, maaf Bibi nggak denger. Lagi sibuk di dapur." Sapa Bi Surti.
Rama pun bangkit dan menyalami bi Surti.
"Iya bu, baru saja sampai kok. Oh iya jangan panggil den bu nggak enak. Panggil Rama saja ya."
Bi Surti berpikir sejenak lalu menjawab Rama, " Bibi panggilnya Mas aja. Biar samaan sama neng Sita."
Rama tersenyum ramah mendengar jawaban Bi Surti. Bi Surti pun kembali ke dapur untuk melanjutkan aktivitasnya.
"Oh iya Ta, apakah waktunya cukup untuk beberes. Kalau tidak nanti aku mintakan tambahan waktu untukmu."
"Tidak… jangan… tidak usah mas. Cukup kok ini tinggal sedikit lagi kok." Sita panik, kalau sampai beneran minta tambahan waktu takut jadi omongan nantinya.
"Ya sudah kalau begitu sini aku bantu."
Sita mengangguk pasrah, sebenarnya dia juga membutuhkan tenaga laki-laki untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa dia lakukan sendiri seperti memasang lampu, mengangkat lemari dan lain-lain. Jujur dengan datangnya Rama, Sita sangat merasa terbantu dan pekerjaan jauh lebih ringan.
Kai sangat senang melihat interaksi Rama dan Sita. Kai selalu menangkap ada hal yang tidak biasa dari Rama. Kai sangat menyadari itu saat Rama tiba-tiba tersenyum ketika melihat Sita. Atau ketika Rama memandangi Sita tanpa berkedip. "Sepertinya aku punya kandidat yang tepat untuk dijadikan daddy ku nanti." Ucap Kai lirih dengan senyum smirk nya.
"Allaahu akbar Allaahu Akbar." Adzan maghrib berkumandang tidak terasa sudah sejam lebih mereka semua bersama-sama membereskan rumah.
"Yook semua istirahat dulu lalu lanjut sholat magrib." Ucap Bi Surti dan langsung diikuti oleh ketiga orang disitu.
Sita, Kai, dan Rama menuju meja makan. Mereka duduk di sana dan meminum air mineral yang ada di gelas sampai tandas.
"Alhamdulillaah" Ucap ketiganya bersamaan.
"Maaf ya mas, jadi malah ikutan beres-beres." Sungguh Sita merasa tidak enak.
"Tidak perlu sungkan, aku ikhlas kok bantunya." Ucap Rama sambil tersenyum.
Kai yang melihat interaksi Sita dan Rama hanya menyunggingkan senyum. Ia senang mommy nya tampak mau menerima uluran tangan dari seorang pria. Selama ini Kai paham betul Sita selalu bersikap dingin dengan pria dan menolak setiap ada pria yang ingin membantu. Bahkan waktu itu pernah ia mengganti lampu kamarnya sendiri dan terjatuh sampai dibawa ke tukang urut karena keseleo.
"Uncle, mau sholat magrib di sini apa di masjid?"
"Terserah Kai, tapi mending ke masjid aja."
"Ok yuk."
Rama beranjak dari duduknya ia menggandeng tangan mungkin Kai menuju Masjid. Tak lupa Rama berpamitan dengan Sita.
"Ta, aku dan Kai ke Masjid dulu ya."
Deg..deg… deg… entah mengapa jantung Sita berdetak kencang mendengar Rama yang berpamitan ingin sholat di masjid bersama Kai. Ia pun hanya mengangguk tanpa berkata, takut suara gugupnya terdengar. Entah mengapa Kai juga sangat senang berada di dekat Rama. Selama ini Kai tidak pernah mau dekat dengan laki-laki dewasa yang mencoba mendekati dirinya. Namun dengan Rama seakan ada magnet yang menarik Kai untuk dekat bahkan bersikap manja. Setelah Rama dan Kai keluar, Sita memegang Dadanya dengan tangannya untuk menetralkan debaran jantungnya yang menggila itu.
"Ya Allaah, kenapa aku bisa deg-deg an gini denger mas Rama pamitan mau ke masjid. Ada apa dengan jantungku ya Rabb. Jangan sampai jatuh cinta lagi, aku masih takut dengan yang namanya cinta. Aku belum siap untuk menerima cinta dan mencintai seseorang lagi setelah semua kejadian itu. Aku belum bisa menaruh kepercayaan kepada laki-laki." Sita bermonolog dan tanpa terasa air matanya sudah menetes membasahi pipinya. Ia mengusapnya cepat agar bi Surti tidak tahu.
Sita sedang berhalangan jadi dia masih di meja makan untuk menyiapkan makan malam. Sita bertekad tidak akan jatuh cinta dengan mudah. Ia tidak mau merasa sakitnya dikhianati oleh cinta. Hatinya masih belum siap untuk itu. Rasa traumanya masih belum sepenuhnya sembuh. Bahkan untuk membentengi dirinya ia menjadi pribadi yang dingin dan tertutup terhadap spesies yang bernama laki-laki. Tapi dia tidak bisa melarang Rama untuk datang, karena Kai tampak bahagia dengan adanya Rama didekatnya.
TBC.
Hay readers. Selamat membaca ya.
Maaf kalo masih ada typo nya.
Jangan Lupa saweran like komen dan hadiahnya ya. Terimakasih.
Matursuwun sanget.