Seorang wanita muda bernama Ayuna berprofesi sebagai dokter Jantung yang berdinas di rumah sakit pribadi milik keluarganya, dia terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya karena dia lebih memilih karir dibandingkan dengan percintaan.
Sebagai orang tua. tentunya sangat sedih karena anak perempuannya tidak pernah menunjukkan laki-laki yang pantas menjadi pasangannya. Tidak ingin anaknya dianggap sebagai perawan tua, kedua orang tuanya mendesaknya untuk menikah dengan seorang pria yang menjadi pilihan mereka. Lantas bagaimana Ayuna menyikapi kedua orang tuanya? Mungkinkah ia pasrah menerima perjodohan konyol orang tuanya, atau melawan dan menolak perjodohan itu? ikuti kisahnya hanya ada di Novel toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Ancaman
Sebelum menuju ruang operasi, Ayuna memutuskan untuk membeli Vitamin. Ia tidak ingin jatuh sakit karena masih memiliki banyak tanggungan. Memiliki banyak pasien yang membutuhkan bantuannya, ia harus benar-benar terlihat sehat.
Dengan melepas baju dinasnya, dia bergegas keluar menuju apotek yang ada di dalam rumah sakit tempatnya bekerja. Saat keluar dari ruangannya, tak sengaja dia menabrak seseorang yang melintas di depannya.
"Ah! Maaf."
Saat kedua mata mereka saling memandang refleks Ayuna melotot tajam mendapati orang yang membuatnya kesal.
"Kamu lagi, kamu lagi. Apa di dunia ini nggak ada orang lain selain dirimu. Kenapa hidupku selalu ketiban sial saat bertemu denganmu," cecar Ayuna masih kesal pada pemuda itu.
"Lagian ngapain kamu ada di sini. Apa kau pikir aku nggak sial ketemu sama kamu. Perasaan di dunia ini banyak perempuan, tapi mengapa harus perempuan sepertimu yang kutemui. Dasar perempuan pembawa sial! Apa lagi yang akan terjadi jika aku selalu bertemu denganmu. Kemarin mobilku yang kau tabrak, sekarang aku, besok apa lagi," serunya marah.
Ayuna pun memicingkan matanya sembari berkata, "Besok nyawamu yang melayang."
Ayuna tersenyum licik mengejek pemuda itu.
"Kau itu ya? Berani banget sama aku. Kamu nggak tau siapa aku rupanya. Jangan pernah macem-macem sama aku, atau kau bakalan habis di tanganku," peringkatnya memberikan ancaman.
"Memangnya kau itu siapa? Berani sekali mengancamku!" Ayuna menatapnya penuh kebencian dengan kedua tangannya menyilang di dada.
"Aku nggak ngancam, tapi dengan kamu bersikap kayak gini sama aku, itu hanya akan membuatmu dalam bahaya," peringatnya dengan senyuman licik.
"Dalam bahaya kau bilang? Berarti aku tinggal laporin kamu, jika terjadi hal buruk sama aku. Dengar! Aku bukan perempuan bodoh yang mudah buat kau kibulin. Kau bisa ngibulin banyak orang di luar sana, tapi bukan aku," ucap Ayuna dengan menekan dada bidang pria itu.
Pria itu mengetatkan rahangnya, dengan tangannya yang mengepal.
Menatap mata teduh gadis yang kini sudah berani padanya. Tidak menyangka, gadis yang terlihat sangat polos itu ternyata cukup membuatnya kesal.
"Beraninya kau padaku. Kau belum tau siapa aku, asal kau tahu saja, aku paling benci dengan urusan wanita sepertimu. Aku tidak ingin menyakitimu, tapi kuperingatkan padamu untuk yang terakhir kalinya. Jangan bermain-main denganku. Aku tidak peduli, biarpun kau anak konglomerat sekalipun, aku nggak takut. Jika kau berani melanggarku, maka, jangan pernah salahkan aku, jika aku berbuat hal yang tidak kau inginkan, do you understand?"
Setelah memberikan peringatan pada Ayuna, pemuda itu langsung bergegas pergi dengan langkahnya yang tegas.
"Argh sial!"
Ayuna mengumpat keras, beruntung tidak ada orang yang melewati tempatnya.
"Kenapa aku harus bertemu dengan laki-laki gila seperti dia sih, apa di dunia ini cuma dia doang yang jadi manusia. Oh tidak! Dia bukan manusia, dia itu setan!"
Ayuna menuju kantin untuk membeli minuman dan juga makanan. Dia ingin mengisi perutnya sebelum bekerja kembali, karena dia ada beberapa jadwal operasi hari itu.
"Ayuna!"
Seorang laki-laki memanggik nama Ayuna. Kini keberadaan lelaki itu di dalam kantin.
Ayuna datang memasuki kantin tersebut dengan menekuk mukanya.
"Hey! Ada apa denganmu bu dokter?" tanya Haris, seorang dokter bedah yang profesinya sama seperti Ayuna.
"Sumpah deh, hari ini aku nggak ada mood sama sekali. Aku beneran dibuat kesel sama orang gila itu. Kalau saja aku tidak berada di dalam rumah sakit, udah kubikin dia berlutut di kakiku," ujar Ayuna.
"Hus! Nggak boleh kayak gitu Ayuna. Kamu itu seorang dokter. Nggak boleh bilang kasar kayak gitu. Kita kalau ingin dihargai sama orang lain, ya kita juga harus menghargai diri kita sendiri, setelah itu baru orang lain. Jangan main kasar lah, nggak baik," tutur Haris.
"Tapi orang itu sombong banget, aku nggak suka. Coba kamu pikir deh, masa iya, aku kemarin kan nggak sengaja tuh, nabrak mobil dia. Aku suruh dia bawa ke bengkel. Tapi apa pas aku lihat perincian biaya servicenya. Dua puluh juta, apa aku nggak salah lihat tuh, uang segitu banyaknya hanya untuk nembel mobil doang," oceh Ayuna.
Haris tersenyum mengamati Ayuna yang tengah emosi. Wajah lugunya masih terlihat cantik walaupun dia dalam keadaan emosi.
"Kok bisa sih, kamu nabrak mobilnya orang. Apa kamu nggak ngeliat kalau ada mobil di belakangmu?" tanya Haris.
"Ya aku nggak lihat kalau ada mobil di belakangku sedang melintas. Yang bikin aku geregetan, kenapa dia, parkir mobilnya di parkiran khusus dokter. Apa itu salahku? Aku beneran nggak melihatnya. Karena sebelum aku masuk ke dalam mobil itu, aku nggak melihat ada mobil melintas sama sekali," ungkap Ayuna.
"Terus, kamu disuruh bertanggungjawab gitu? Siapa sih, orang yang udah manfaatin kamu itu? Apa dia ada di sini?" tanya Haris.
"Iya, dia ada di sini. Entahlah, siapa keluarganya yang tengah dirawat, aku nggak mau mikir. Sekarang yang harus kupikirkan cuma satu."
"Apa?" tanya Haris.
"Mengurus semua yang sudah menjadi tanggungjawabku, setelah itu, aku tidak lagi bertemu lagi dengan dia. Aku bosan dan sangat malas bertemu dengannya setiap hari. Bikin bete terus lihat muka asemnya itu," seru Ayuna.
Haris melepas tawanya mendengar cerita dari Ayuna. Tapi dia juga mulai penasaran dengan laki-laki yang dimaksud oleh Ayuna.
"Yaudah, sekarang isi perutmu dulu, biar nggak laper. Ini masih ada waktu buat makan," tutur Haris.
"Kalau gini, aku jadi males makan, nafsu makanku mendadak hilang," jawab Ayuna.
"Jangan seperti itu, kamu nggak boleh kerja dalam keadaan perut kosong, nanti kamu bisa sakit, atau bahkan bisa jadi kamu nggak fokus. Ingat! Yang kita belah itu organ manusia, bukan organ hewan," tutur Haris.
"Ck! Iya, aku ngerti kok. Kalau yang kubelah itu organ kodok, aku nggak bakalan panik kayak waktu itu," gumam Ayuna.
"Waktu itu, kapan? Siapa yang kau maksud?" tanya Haris.
Haris adalah patner kerja Ayuna. Setiap ada jadwal operasi, Ayuna selalu melibatkan Haris.
Ayuna dan juga Mahendra, Papa Ayuna, sangat senang dengan keberadaan Haris di rumah sakit pribadinya.
Selain baik, Haris selalu konsisten di banding dengan dokter lainnya yang pernah membantu Ayuna.
"Kamu inget nggak? Nenek tua yang sakit jantung. Pencangkokan yang kita pasang itu alhamdulillah berhasil. Padahal aku nggak yakin kalau dia itu bisa bertahan dengan kondisinya yang sudah sangat lemah. Tapi karena mukjizat, dia bisa bertahan hingga sekarang."
Ayuna sangat bersyukur, karena kekhawatirannya, terhadap pasien tidak menjadi kenyataan. Pasien kini baik-baik saja. Dan kondisinya makin membaik. Tapi satu hal yang membuatnya agak keberatan. Pasien itu memintanya untuk dijadikan dokter pribadinya.
"Kau tau Haris, pasien itu meminta padaku, agar akulah yang merawatnya. Dia minta padaku, agar aku mau menjadi dokter pribadinya. Aku bingung Haris, apa yang musti kulakukan. Tugasku bukan hanya untuk merawatnya saja, masih banyak pasien lain yang harus kutangani, aku harus bagaimana Ris, bingung tau nggak?!"
Ayuna banyak menceritakan keluhannya pada Haris. Dia tidak pernah menutupi apapun pada Haris.
Bahkan Haris sendiri sangat salut pada Ayuna. Selain cantik, gadis itu juga pinter, dia suka pada Ayuna, namun, karena derajat yang berbeda, dia hanya diam memendam perasaannya sendiri.
"Terus kamu bilang apa pada pasien itu. Apa kamu bersedia menjadi dokter pribadinya?"
seperti nya Martha ini operasi plastik niru wajah nya istri sah Alexander deh