"Maukah kau menikahi ku, untuk menutupi aib keluarga ku?" tanya Jisya pada seorang satpam yang diam menatapnya datar.
Kisah seorang gadis yang lebih rela di nikahi oleh seorang satpam muda demi tidak menikah dengan seorang pengusaha angkuh dan playboy.
Sanggupkah satpam datar itu bertahan di tengah-tengah keluarga istrinya yang sering menghinanya? atau dia memilih pergi saja? dan siapa kah sebenarnya satpam muda itu?
Mari ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesombongan Mama Sua
Jisya menghentikan langkah saat melihat di sana ada Marvel. Dan di sana juga tinggal hanya ada satu kursi yang kosong, sama persis pagi tadi.
Wanita itu memegang lengan suaminya dan ingin membalik badan tak berniat lagi untuk makan malam bersama, apa lagi di sana ada Marvel yang membuat selera makannya hilang seketika.
Saat ingin membalikan badan Jisya kembali dihentikan oleh suara mama Sua.
"Kau mau ke mana Jisya? Semua makanan sudah disajikan di atas meja makan, lalu kamu mau pergi ke mana lagi? Kemarilah kita akan makan malam bersama," ujar mama Sua.
"Tidak ma, Jisya makannya nanti saja ya ma. Lagi pula semua kursi sudah terisi dan hanya tinggal satu saja lagi yang masih belum digunakan, lalu suami aku mau duduk di mana ma kalau begitu. Maka itu Jisya makannya nanti saja." Ucap wanita itu ingin menarik lengan suaminya.
"Suamimu kan bisa duduk di bawah lantai, Jisya. Apa susahnya sih!" Ketus mama Sua pada putrinya.
Jisya menatap mama Sua dengan pandangan kecewa.
"Suamiku terlalu berharga untuk ku ma, dan aku tidak akan pernah membiarkan suamiku duduk di bawah lantai, sebentar aku duduk di atas. Apalagi berdampingan dengan orang-orang munafik yang menjijikkan!" Tegas Jisya dan menarik suaminya untuk pergi dari meja makan.
"Jisya! Berani kau melawan mama!" Bentak mama Sua.
"Aku menghargai mama karena mama itu adalah wanita yang sudah melahirkan aku, tapi jika perlakuan mama melampaui batas, Jisya tetap tidak akan membenarkan, apa lagi mendukung perbuatan mama yang sudah keterlaluan." Seusai mengatakan itu Jisya kembali melangkah pergi.
"Anak itu!!" Seru mama Sua dengan nafas yang naik tutun.
"Duduk lah, ma. Dari pada mengurusi anak mama yang tidak waras itu, lebih baik kita makan dengan enak, iya nggak Mas?" Ucap Arini kemudian bertanya kepada suaminya.
Suami Arini hanya balas tersenyum.
,,,
Di kamar Jisya duduk duduk dan termenung, sebenarnya dia sudah sangat lapar, tapi karena ibunya yang memperlakukan suaminya seperti bukan manusia, itu berhasil membuat lapar yang di rasakan oleh gadis itu terasa hambar.
"Ada apa? Apa kau lapar?" Tanya Arga duduk di sebelah istrinya.
"Iya, aku sangat lapar..." Jawab wanita itu merebahkan dirinya di sandaran sofa dengan wajah lemas.
"Sudah tahu lapar, kenapa tadi kau tidak gabung saja dan makan malam bersama keluargamu," ujar pria itu.
"Mas Arga itu suami aku, masak iya aku makan dan Mas Arga tidak makan," jawab gadis itu.
Arga menarik tipis sudut bibirnya kemudian berdiri.
"Ayo," mengulur tangannya dan meminta gadis itu untuk memegang pergelangan tangannya.
"Ayo? Ayo kemana, Mas?" Tanya Jisya ragu berpikir pria itu ingin membawanya kemana.
"Kita pergi mencari makanan,"
"Di dapur maksud Mas Arga?"
"Tidak, ayo ikut saja aku."
Jisya dengan ragu memegang pergelangan tangan suaminya kemudian mulai melangkah keluar kamar turun ke lantai bawah.
"Motor?" Tanya Jisya ketika Arga mengajaknya untuk naik ke atas motornya yang tadi dia bawa ke rumah keluarga istrinya
"Iya, kenapa? Kau belum pernah menaiki motor?"
Mendengar ucapan Arga membuat Jisya tertawa. "Masa iya ada manusia di muka bumi ini yang belum pernah naik motor," ucapnya di sisa tawanya.
"Siapa tahu saja kau orangnya," canda Arga terdengar garing dengan wajah tak berekspresi.
,,,
Saat tiba di tujuan lokasi tempat pria itu membawa Jisya, gadis itu sampai di buat melongo oleh si suami.
bukan bintang tujuh,puyer 16,..
yg masuk akal dikit dong yg seperti kehidupan nyata gitu lho jadi malas bacanya