Nala dan Zayn, dua remaja yang saling jatuh cinta. Nala merupakan gadis yatim piatu yang di rawat oleh tantenya. Namun karena sebuah kebencian Zayn terhadap Tante dari Nala yang merupakan selingkuhan papanya, membuat Zayn salah langkah hingga menyakiti gadisnya. Apalagi perselingkuhan itu terjadi di saat sang mama koma.
Dan di saat yang sama, Zayn mengetahui kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandung mama papanya.
Lalu siapakah orang tua kandung Zayn??
Bagaimana pula dengan hubungan antara Zayn dan Nala???
Apakah Nala tak berhak bahagia???
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🤭. Semoga berkenan ya bestiiii...
Silahkan mampir, tapi please...kalo emang ngga minar, tolong skip aja dan tapi jangan kasih bintang 1 ya 🙏🙏🙏☺️
Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 32
"Hari ini ramai ya mas, Alhamdulillah banget!", kata Nala sambil memijat bahu Zayn.
"Iya, mas bersyukur banget sayang. Akhirnya usaha kita bisa seperti sekarang."
"Iya, mas!", kata Nala.
"Oh iya sayang, kayaknya hp mas di meja kasir deh."
"Ya udah aku ambil dulu mas!"
"Ngga usah, mas aja! Bentar ini!", kata Zayn. Nala pun mengangguk. Lalu ia menatap lemari pakaian mereka berdua.
Perempuan cantik itu membuka lemari pakaian yang isinya tak terlalu banyak. Namun Zayn jarang membukanya karena Nala selalu menyiapkan pakaian untuk Zayn.
Tangan kecil itu terulur mengambil pakaian dinas yang sudah lama menghuni tempat itu. Namun belum sekali pun ia memakainya sejak di beli, hanya di cuci lalu masuk lemari.
Nala bimbang akan memakainya atau tidak. Sejak sore, Zayn sudah memberi kode kalau ia menginginkan Nala.
Akhirnya, ia pun memakainya. Suaminya bilang mau sebentar di bawah. Nyatanya lebih dari lima belas menit berlalu, Zayn belum juga kembali ke kamar.
Sedang Nala sendiri sudah siap dengan pakaian dinasnya. Ada rasa malu dan canggung saat pakaian serba menerawang itu melekat di tubuhnya. Tapi...bukankah mereka sudah sering melakukannya???
Nala duduk bercermin sambil menyisir rambutnya. Ia akui, sejak menikah...ia lebih terawat karena Zayn memberikan biaya untuk skincarenya. Dan ya...Nala yang memang manis semakin terlihat cantik dan tak membosankan untuk di pandang.
Menunggu Zayn terlalu lama, Nala pun merebahkan diri di kasurnya. Mungkin suaminya sedang mengobrol dengan Arda atau Marwan soal pekerjaan. Itu yang Nala pikirkan.
Terlalu lama menunggu, akhirnya Nala justru tertidur lelap.
Dan ternyata Zayn menemui suruhan mamanya di depan ruko.
"Maaf...tapi tolong sampaikan pada mama, aku baik-baik saja di sini!", kata Zayn masih sopan pada orang-orang itu.
Arda dan Marwan yang kebetulan belum tidur mendengar sedikit kegaduhan di depan. Mereka pun keluar untuk mencari tahu. Ternyata bosnya sedang mengobrol dengan beberapa orang.
"Ada apa bos?", tanya Arda.
"Mereka mau ngapain?", tanya Marwan. Orang-orang Suci hanya saling menatap dan setelah itu meninggalkan Zayn begitu saja.
"Aneh!", ujar Arda.
"Kamu kenal sama mereka bos?", tanya Marwan.
"Orang suruhan mama ku!", jawab Zayn. Marwan dan Arda hanya mengangguk pelan.
"Udah sana istirahat. Jangan lupa kunci!", pinta Zayn. Marwan dan Arda lagi-lagi mengangguk.
Zayn pun memasuki kamarnya di lantai atas. Dan ia cukup terkejut melihat istrinya yang tampil cukup 'seksi'. Namun sayangnya, justru sang istri sudah tertidur lelap.
Zayn mendekati Nala yang tidur meringkuk. Tangannya terulur mengusap pelipis Nala yang terhalang helaian rambut.
"Maaf ya sayang, mas kelamaan di bawah!", bisik Zayn.
Lalu setelah itu, ia merebahkan diri di belakang Nala dan tak lupa memeluknya dengan erat.
Jika di kost kemarin mereka kepanasan meski ada kipas, sekarang Zayn memasang AC untuk kenyamanan istirahat mereka berdua.
Nala terusik saat tangan kekar yang ototnya nampak menonjol itu memeluk pinggangnya dengan posesif.
Ia pun memutar kepalanya hingga bertatap muka dengan Zayn.
"Udah...tidur lagi aja!", bisik Zayn tepat di depan wajah Nala. Nala menggeleng pelan.
"Aku kangen mas!", kata Nala memberanikan diri.
"Aku takut kamu capek sayang?!", kata Zayn yang kini keduanya sudah saling berhadapan.
"Kamu jauh lebih capek mas...jadi...biar aku yang bekerja sekarang?!", kata Nala. Zayn sempat terkejut mendengar perkataan Nala yang 'agak lain'.
Tapi setelah itu ia pasrah dengan perlakuan istrinya tersebut.
Semoga ini hadiah dari ku yang tak akan pernah terlupakan buat kamu mas ....
💫💫💫💫💫💫💫💫
"Tumben si bos belom turun?", tanya Arda pada Marwan.
"Udah lah, namanya juga bos. Pengantin baru pula! Wajar lah kalau kesiangan!", kata Marwan.
"Iya sih!", sahut Arda. Dan dua orang yang sedang menjadi bahan ghibah itu memang sedang kembali bercocok tanam usai subuh.
Hingga saatnya bengkel buka, mereka baru selesai mandi.
"Kenapa liat mas kaya gitu sih?", tanya Zayn. Nala meringis menunjukkan gigi putihnya.
"Drakula buatan ku banyak mas!"
Zayn tertawa lepas mendengar pengakuan dari istrinya itu.
"Ngga apa-apa sayang, bagus kok hasil karya buatan mu! Boleh lah kaya semalam lagi!", ledek Zayn.
Pluuuukkk...sebuah bantal mendarat di wajah Zayn yang tertawa meledek.
"Mas ih....!", sahut Nala kesal.
"Udah yuk turun! Pasti dua bocah itu udah ghibahin kita yang belom turun!", ajak Zayn menggandeng tangan Nala.
Benar saja , sampai di bawah sudah ada pelanggan yang menunggu untuk di eksekusi kendaraannya.
Untung kalau pagi urusan sarapan Arda dan Marwan beli sendiri. Sedang makan siang dan malam jadi tanggungjawab Nala untuk membelinya.
Jadi, meski kesiangan anak buahnya tak akan kelaparan.
"Sayang, ada stok yang udah habis banyak ya? Salesnya udah lama ngga ke sini-sini!", ujar Zayn.
Nala membuka buku catatannya. Lalu menoleh pada rak di mana stok sudah mulai menipis.
"Iya mas. Mau belanja?", tanya Nala.
"Iya deh! Wan, Da! Kalian bisa berdua dulu kan ? Aku mau pergi sama Nala. Kalau kira-kira kewalahan, layani sebisamya aja ya."
"Siap bos!!!", sahut keduanya. Nala dan Zayn pun bersiap untuk membeli barang kebutuhan bengkel mereka.
"Mas, helmnya cuma satu? Yang punya ku mana ya?", tanya Nala.
"Eh...sorry mba, tadi di pinjem sama kang warung depan. Katanya si bentar doang!"
Bahu Nala merosot lemah.
"Udah, kamu yang pakai helm mas mah ngga usah!", kata Zayn memakaikan helmnya untuk Nala.
"Jangan dong mas. Harusnya kamu yang di depan yang pakai helm. Kalau ada polisi gimana??", tanya Nala.
"Ngga pakai helm kok takut polisi. Harusnya takut kalau ada apa-apa Yang, bukan takut polisi!"
Nala tersenyum pelan mendengar nasehat suaminya.
"Ya udah yuk, jalan! Nitip ya bro?!", pamit Zayn pada kedua sahabat sekaligus karyawannya.
Mereka berdua pun meluncur ke agen langgan mereka. Seperti biasa, mereka akan bercanda sepanjang jalan.
Dan lagi-lagi di perempatan lampu merah, sepasang suami istri itu melihat Zayn dan Nala. Kali ini Zayn tak mengenakan helm. Jadi dari rambut hingga wajahnya, bisa Dinara dan Bisma lihat dengan jelas.
"Mas...mereka lagi!", kata Dinara sumringah. Entah kenapa ia merasa sangat bahagia melihat Zayn dan Nala yang romantis berdua seperti itu.
Bisma pun menoleh pada dua sosok muda mudi yang ada di motor itu. Bisma seolah melihat dirinya sendiri ketika masih muda. Zayn benar-benar mirip dengannya.
"Doakan saja mereka berdua selalu bahagia!", kata Bisma. Dinara pun mengangguk pelan. Lampu hijau sudah menyala, motor Zayn sudah melesat lebih dulu.
Saat berada di tikungan, dari arah belakang tiba-tiba truk yang mengalami rem blong menghantam motor Zayn.
Nala dan Zayn pun terlempar ke pinggir jalan dengan jarak yang cukup berjauhan.
Suasana menjadi ribut. Bisma dan Dinara sempat melihat keramaian tapi entah apa itu.
"Itu ada apa ya mas?", tanya Dinara.
"Mungkin kecelakaan sayang. Udah ya, kita langsung ke rumah sakit. Takut jadwal kunjungan udah mau habis. Ngga enak sama rekan bisnis mas."
Dinara pun mengangguk menyetujui ucapan suaminya.
💫💫💫💫💫💫
Merdeka!!! 💪💪💪💪💪
Dirgahayu Indonesia ku ke 79
Nusantara Baru, Indonesia Maju!
Terimakasih 🙏🙏🙏
berakhir dengan happy ending Alhamdulillah