NovelToon NovelToon
The Unfinished Story

The Unfinished Story

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / CEO / Time Travel / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Firaslfn

Elyana Mireille Castella, seorang wanita berusia 24 tahun, menikah dengan Davin Alexander Griffith, CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Namun, pernikahan mereka jauh dari kata bahagia. Sifat Davin yang dingin dan acuh tak acuh membuat Elyana merasa lelah dan kehilangan harapan, hingga akhirnya memutuskan untuk mengajukan perceraian.

Setelah berpisah, Elyana dikejutkan oleh kabar tragis tentang kematian Davin. Berita itu menghancurkan hatinya dan membuatnya dipenuhi penyesalan.

Namun, suatu hari, Elyana terbangun dan mendapati dirinya kembali ke masa lalu—ke saat sebelum perceraian terjadi. Kini, ia dihadapkan pada kesempatan kedua untuk memperbaiki hubungan mereka dan mengubah takdir.

Apakah ini hanya sebuah kebetulan, atau takdir yang memberi Elyana kesempatan untuk menebus kesalahannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firaslfn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 : Pintu Menuju Kegelapan

Elyana berdiri di tengah ruangan yang masih bergemuruh, napasnya terengah-engah. Sinar putih yang mengalir dari tubuhnya perlahan memudar, meninggalkan keheningan yang berat di sekelilingnya. Jantungnya berdetak kencang, namun ada pertanyaan yang membebani pikirannya lebih berat daripada rasa lelah yang dia rasakan.

Kenapa semuanya menjadi begitu rumit? Kenapa perjuangan untuk menyelamatkan pernikahan mereka, untuk menyelamatkan Davin dari kematian, malah membawa mereka ke sini, di hadapan pria yang mengaku sebagai Kardinal Nocturne—sosok yang seharusnya menjadi musuh dari semua yang mereka percayai?

Ketika matanya bertemu dengan mata Davin, yang penuh kekhawatiran dan kebingungan, Elyana merasa ada potongan-potongan teka-teki yang tidak sesuai. Semua keputusan, semua pertempuran, semua pengorbanan—apakah itu semua hanya untuk membawa mereka ke titik ini? Bukankah tujuan awalnya sederhana: menyelamatkan pernikahan mereka dan mencegah Davin dari kematian?

Davin mendekat, tangannya menggenggam bahu Elyana dengan lembut. “Elyana, apa yang sedang kamu pikirkan?” suaranya berbisik, seolah takut mengganggu aliran pikirannya.

Elyana menatap Davin, matanya penuh kebingungan. “Davin, dulu... saat aku pertama kali terbangun di masa lalu, aku hanya ingin menyelamatkan kita, menyelamatkan pernikahan kita. Aku tidak pernah membayangkan akan terjebak dalam semua ini, di hadapan orang seperti dia,” katanya, mengacu pada Kardinal Nocturne, yang kini bangkit dan memandang mereka dengan senyum dingin.

Kardinal Nocturne berjalan mendekat, langkahnya penuh dengan keyakinan yang membuat darah Elyana berdesir. “Kalian bertanya-tanya mengapa semua ini terjadi, bukan? Mengapa jalan kalian berujung di sini, di tengah-tengah kekacauan ini. Kalian seharusnya tahu, tak ada pertempuran yang terjadi tanpa alasan. Dan dalam permainan ini, tidak ada yang benar-benar bebas dari takdir.”

Elyana merasakan sesuatu yang dingin merayap di sepanjang tulangnya. “Takdir? Jadi, semua ini—kekacauan, pertempuran, kematian—adalah bagian dari permainanmu?”

Kardinal Nocturne tertawa, sebuah suara yang penuh dengan keangkuhan. “Permainan ini dimulai sejak lama, Elyana. Bahkan sebelum kalian memutuskan untuk melawan. Dan, ironisnya, kalian berdua adalah bagian penting dari jalan yang tak bisa dihindari.”

Davin menggertakkan giginya, matanya menatap tajam pada pria itu. “Kami bukan pion dalam permainanmu. Kami bukan bagian dari takdirmu.”

Elyana merasa pusing, pikirannya seakan melayang di luar kendali. Dia mulai mempertanyakan segala sesuatunya—kenapa dia terbangun di masa lalu, kenapa dia memilih untuk mengubah segala sesuatu, dan kenapa setiap langkah yang diambil membawa mereka ke sini, ke dalam kekacauan yang sulit dipahami.

“Davin,” katanya, suaranya bergetar. “Kenapa semuanya menjadi begitu rumit? Aku hanya ingin menyelamatkan kita. Tapi sekarang, aku bahkan tidak tahu apa yang kita hadapi.”

Davin menatap Elyana, matanya penuh dengan pengertian dan tekad. “Elyana, tidak peduli seberapa rumitnya semua ini, kita akan mencari jalan keluar. Kita akan melawan untuk kita, untuk masa depan yang kita inginkan.”

Kardinal Nocturne mengangkat alis, senyumnya semakin lebar. “Kalian mungkin bisa bertahan, tetapi tidak untuk lama. Dunia ini sudah lama dalam kekacauan, dan kalian hanya berusaha mengubah jalannya. Tapi ingat, dalam permainan, yang kalah hanya bisa menyesal.”

Elyana menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir keraguan dari pikirannya. Ada sesuatu yang harus dia temukan, sebuah kunci untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia menatap Davin, lalu menoleh ke arah pria yang mengklaim dirinya sebagai Kardinal Nocturne.

“Jika ini adalah permainannya,” katanya, suaranya penuh tekad, “maka kita harus bermain dengan aturan kita sendiri.”

Davin mengangguk, sebuah senyuman kecil terukir di wajahnya. “Untuk kita.”

Elyana merasakan sebuah keberanian yang mulai membara di dalam dirinya, meskipun kebingungan masih menari-nari di pikirannya. Mereka tidak tahu seberapa besar kekuatan yang dihadapi, tetapi satu hal yang pasti—perjalanan mereka belum berakhir.

Ruang itu seolah terdiam sejenak, seiring dengan kenyataan yang mengendap di antara mereka. Udara di sekitar Elyana terasa tebal, penuh dengan ancaman yang tak terlihat. Kardinal Nocturne memandang mereka dengan ekspresi yang sulit ditebak, senyumannya seolah menari di bibirnya, penuh dengan rahasia yang hanya dia yang tahu.

Elyana menggenggam tangan Davin lebih erat, mencoba merasakan kekuatan yang ada di dalamnya. Meskipun seluruh tubuhnya masih lemas setelah pertempuran sebelumnya, tekadnya menuntun pandangannya untuk tetap tajam, tidak teralihkan. “Kami tidak akan kalah. Meskipun permainan ini tampak rumit, kami tidak akan menyerah,” katanya, suaranya lebih pasti dari sebelumnya.

Kardinal Nocturne tertawa, tetapi kali ini, suaranya berubah lebih serius, seperti aliran angin yang membawa badai. “Kalian bisa mencoba, Elyana. Namun, tahu kah kalian bahwa setiap langkah yang kalian ambil, setiap keputusan yang kalian buat, telah mengubah masa depan yang tak terduga? Kalian mungkin tidak tahu, tapi aku tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya.”

Davin menajamkan pandangannya pada pria itu. “Jangan pikir kamu bisa menakut-nakuti kami. Kami sudah tahu bahwa hidup ini penuh risiko, dan kami siap menghadapi apa pun yang datang.”

Elyana merasa dadanya berdegup lebih cepat. Apa yang dimaksud Kardinal Nocturne dengan 'masa depan yang tak terduga'? Semua ini mulai melampaui apa yang pernah dia bayangkan. Bagaimana mungkin pertempuran mereka yang awalnya dimulai dengan niat baik untuk menyelamatkan pernikahan mereka malah berujung di hadapan musuh yang sepertinya tahu semua rencana mereka?

“Kita semua punya tujuan, Davin,” kata Elyana, suaranya hampir menjadi bisikan, tetapi penuh dengan intensitas. “Tapi sekarang, aku mulai merasa seperti ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini. Sesuatu yang lebih dari sekadar menyelamatkan kita.”

Kardinal Nocturne melangkah maju, mendekat dengan keangkuhan yang membuat Elyana merasa seolah-olah dia sedang menatap jurang yang dalam dan gelap. “Kalian telah membuat pilihan, Elyana. Dan kini saatnya kalian menyadari konsekuensinya. Aku bukan musuh yang bisa kalian lawan dengan mudah.”

Davin berdiri tegak, tatapan matanya tidak bergeming. “Kami tidak takut padamu. Kami hanya takut akan apa yang bisa terjadi jika kami menyerah.”

Kardinal Nocturne mengangkat tangannya, menatap Elyana dan Davin dengan mata yang mengandung ketegangan. “Mungkin kalian tidak takut padaku. Tapi kalian seharusnya takut pada apa yang akan terjadi jika kalian gagal.”

Mata Elyana melebar, menyadari bahwa ancaman yang dihadapi mereka jauh lebih besar dari yang dia kira. Sudah bukan hanya soal menyelamatkan pernikahan atau menghindari kematian Davin, tetapi kini juga soal bertahan hidup dalam permainan yang tak jelas ini. Dia mulai melihat potongan-potongan teka-teki yang tidak sesuai, seolah-olah mereka telah dipermainkan sejak awal.

“Apakah semua ini hanya permainan bagimu?” tanya Elyana, berusaha menahan gemetar dalam suaranya. “Jika memang begitu, kita akan buktikan bahwa kami bisa lebih dari sekadar pion di papan permainanmu.”

Kardinal Nocturne mengangkat alisnya, lalu senyumnya mengembang, penuh dengan pengakuan. “Mungkin, Elyana. Mungkin kalian memang lebih kuat dari yang aku kira. Tetapi kekuatan kalian akan diuji lebih dari sekadar cara kalian bertahan.”

Davin menarik napas dalam-dalam, menatap Elyana seolah ingin memastikan bahwa wanita di sampingnya masih sama seperti yang ia kenal—kuat dan tak gentar. Elyana mengangguk, mata mereka bertemu, dan dalam sekejap, mereka tahu bahwa apapun yang menanti mereka, mereka harus menghadapi bersama.

“Jangan khawatir, Davin,” kata Elyana, suaranya semakin pasti. “Kita akan temukan jalan keluar, bahkan di tengah kegelapan ini.”

Kardinal Nocturne menatap mereka sejenak, lalu perlahan-lahan duduk kembali di kursi besar yang menghiasi ruang itu. “Mari kita lihat, Elyana. Mari kita lihat seberapa jauh kalian akan pergi.”

Ruang itu kembali sunyi, tetapi kali ini, bukan hanya keheningan. Itu adalah keheningan sebelum badai, sebelum mereka melangkah lebih dalam ke dalam permainan yang tak pernah mereka duga.

Elyana merasakan getaran aneh di dalam dirinya, seperti listrik yang mengalir ke seluruh tubuhnya, membangkitkan rasa ingin tahu dan kekhawatiran yang tak terdefinisikan. Mereka berdiri di sana, di hadapan Kardinal Nocturne, yang duduk di kursi raja yang megah, wajahnya kembali tersembunyi dalam bayang-bayang. Suasana semakin tegang, dan Elyana tahu bahwa apa yang mereka hadapi bukan sekadar pertempuran fisik. Ini adalah pertempuran pikiran, di mana taktik, rahasia, dan kebohongan berbaur menjadi satu.

Davin melangkah maju, tatapan tajamnya tetap terfokus pada musuh di depannya. “Apa yang kamu inginkan dari kami?” suaranya tegas, tetapi ada gema kelelahan di dalamnya. Mereka sudah begitu jauh, menghadapi banyak rintangan, dan sekarang mereka terjebak di hadapan seorang pria yang tampaknya menguasai lebih banyak hal daripada yang bisa mereka bayangkan.

Kardinal Nocturne tertawa ringan, suara tertawanya bergaung di ruang yang sepi. “Kalian seharusnya tahu, Davin. Ini bukan hanya tentang kalian. Ini tentang masa depan yang sudah diputarbalikkan oleh tindakan kalian.”

Elyana menggigit bibirnya, mencoba mencerna kata-kata itu. “Masa depan yang sudah diputarbalikkan?” katanya, suara bergetar. Kenapa semuanya menjadi rumit dan tidak masuk akal? Bukankah tujuan mereka jelas—menyelamatkan pernikahan mereka dan menghindari kematian Davin? Namun, semakin lama mereka terlibat, semakin banyak lapisan misteri yang muncul, membuat mereka tersesat dalam jaring kebohongan dan pengkhianatan.

Davin merasakan gelombang kebingungan yang melanda Elyana, dan ia meliriknya sejenak, berusaha memberikan kekuatan. “Elyana,” bisiknya, “kita harus tetap fokus. Mereka mungkin mencoba membuat kita ragu, tapi kita tidak boleh terjatuh dalam permainan mereka.”

Kardinal Nocturne berdiri dan melangkah ke arah mereka, langkahnya lambat namun penuh kewaspadaan. “Ah, betapa indahnya kekuatan yang datang dari cinta dan tekad. Tetapi, apakah itu cukup untuk melawan kekuasaan yang telah berjalan jauh lebih lama dari kalian? Kalian mungkin terbangun di masa lalu, Elyana, tetapi kalian belum benar-benar memahami kedalaman ancaman yang kalian hadapi.”

Elyana merasakan tubuhnya meremang. Kata-kata itu menembusnya seperti pisau, tetapi di dalam dirinya, rasa takut itu berubah menjadi kemarahan yang menggelora. Dia tidak bisa membiarkan dirinya ragu sekarang. Tidak setelah semua yang mereka lalui, dan tidak setelah semua yang dipertaruhkan.

“Jangan berpikir kami akan menyerah hanya karena kamu mencoba membuat kami takut, Kardinal Nocturne,” katanya dengan suara yang semakin keras. “Kami mungkin belum tahu semuanya, tetapi kami tahu satu hal—kami akan berjuang sampai akhir.”

Kardinal Nocturne berhenti di depan mereka, senyumnya berubah lebih serius. “Kalian memang menarik, Elyana. Tapi ingat, setiap keputusan yang kalian buat, setiap langkah yang kalian ambil, memiliki konsekuensinya sendiri.”

Davin mendekatkan diri, bahunya tegap, matanya penuh tantangan. “Kalau begitu, tunjukkan saja apa yang kamu miliki. Kami siap.”

Kardinal Nocturne memiringkan kepalanya, lalu mendesah seolah merasa kecewa. “Kalian masih belum memahami inti dari permainan ini. Tapi tidak apa-apa. Waktu akan mengungkap segalanya, dan kalian akan mengetahui bahwa tidak semua hal berjalan seperti yang kalian harapkan.”

Elyana menatap pria itu dengan rasa ingin tahu yang semakin tajam, bercampur dengan kebingungan. “Apa maksudmu? Apa yang akan terjadi berikutnya?” dia bertanya, suara penuh ketegangan.

Kardinal Nocturne kembali duduk di kursinya, memandang mereka dengan tatapan penuh makna. “Saatnya kalian menyadari bahwa masa depan yang kalian perjuangkan, mungkin tidak ada lagi. Dan jika kalian ingin bertahan, kalian harus siap untuk kehilangan segalanya.”

Tiba-tiba, layar-layar besar di sekeliling ruangan menyala, menampilkan gambar-gambar yang membuat Elyana terpana—gambaran masa depan yang kelam dan penuh kehancuran, di mana wajah-wajah yang dikenal terbaring tak bernyawa. Itu bukan hanya ancaman, tetapi sebuah gambaran dari apa yang bisa terjadi jika mereka gagal.

Davin menggenggam tangan Elyana, matanya penuh tekad. “Kita tidak akan membiarkan ini terjadi. Apapun yang harus kita hadapi, kita akan melawannya.”

Elyana mengangguk, sebuah rasa percaya diri tumbuh kembali di dalam dirinya. Kali ini, mereka bukan hanya melawan satu musuh, tetapi melawan takdir yang penuh kebingungan. Mereka tahu bahwa perjuangan ini akan membawa mereka ke ujung jurang, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka tak bisa mundur.

“Sekarang, kita harus siap untuk segala kemungkinan,” kata Elyana, suara penuh tekad. “Ini bukan hanya tentang masa depan kita. Ini tentang masa depan semua orang.”

...****************...

1
lena09
ceritanya baguss🎉🎉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!