“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 18 Possesive
Olivia menunggu Ale untuk bersih-bersih, dia bosan akhirnya dia berniat untuk mengelilingi ruangan ini, melihat beberapa barang dipajang dibeberapa sudut kantor tersebut, sudah hampir 5 menit tapi Ale juga belum keluar, akhirnya Olivia keluar dari ruang kerja Ale, Olivia kira diluar akan ada Sam yang masih terjaga ternyata Sam tidak ada ditempatnya.
Ada karyawati yang masih disana mungkin jadwalnya untuk lembur, Olivia menelurusi ruangan-ruangan yang ada disana, dia tidak masuk hanya berjalan dan melihat-lihat. Ternyata ada balkon diujung lantai tersebut.
Olivia duduk disalah satu bangku disana dengan tas di tubuhnya, jaket kebesan dan sandal kebesaran milik Ale. Dia menikmati angin malam disana tanpa memikirkan apapun tentang perjodohan, kerjaan, sudah dia hempaskan semua.
Disisi lain Ale keluar dari ruang istirahatnya, melihat keadaan sofa kosong tidak ada jejak Olivia sama sekali
“Lily” – Teriak Ale
“Lily” – teriak Ale lagi
“Sam” – Ale berteriak memanggil Sam
“Iya tuan” – Sam tergopoh masuk kedalam ruangan Ale
“Kau melihat Lily?” – Ale dengan suara yang berubah menjadi menyeramkan
“Maaf tuan saya baru kembali dari lantai bawa” – Sam yang merasa bersalah atas keteledorannya
“Cari Lily” – Ale langsung keluar dengan perintah yang dia keluarkan untuk Sam
Dia menyusuri lantai tersebut dengan langkah kaki yang panjang. Sam berinisiatif bertanya dengan orang sekitar barang kali ada yang melihat orang asing masuk dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Sam, tapi nihil tidak ada yang tau.
Ale menuju ke balkon dan yapssss ketemu..
“Kau tidak tau kata menunggu hah!!!” – Ale datang langsung menyentak Olivia yang duduk dengan mata terpejam
“Eh” – Olivia kaget dan memegangi dadanya, dia benar-benar kaget dan takut dengan kondisi Ale yang tba-tiba marah
“Aku hanya berjalan-jalan” – cicit Olivia dengan menatap wajah Ale
“Aku menyuruhmu menunggu, kau tidak dengar!!” – sentak Ale lagi
Sam yang ada di samping Ale pun juga kaget dengan sentakan Ale. Dia tidak menyangka jika kehilangan nona tersebut beberapa menit saja bisa membuat tuannya seperti ini.
Olivia yang tadinya masih berani menatap wajah Ale, sekarang hanya bisa menunduk ‘Apa salahku’ pikirnya saat ini
“Ayo” – Ale memegang tangan Olivia erat tepat dipergelangan tangannya
Ale berjalan cepat dan Olivia terhuyung-huyung karena tidak bisa menyamai langkah kaki Ale
“Tuan tolong sedikit pelan dan ini tanganku sakit” – Olivia mengintrupsi
Ale yang baru sadar langsung melepaskan tangan Olivia dan mengubah menjadi genggaman ditangannya, dia berjalan sedikit lembut menyamai langkah kaki Olivia. Raut mukanya masih sama datar tidak ada tanda-tanda kehidupan disana.
Mereka masuk ke lift bersama dnegan Sam juga. Sam langsung menghubungi sopir pribadi Ale karena Ale akan pulang.
Setelah sudah sampai Ale dan Olivia melewati beberapa karyawan disana, masih ada beberapa karyawan yang lembur dan mereka sedang menonton bosnya sedang menggandeng wanita.
Mobil sudah siap, Sam sudah membuka salah satu pintu untuk mereka masuk, Olivia dipersilahkan masuk terlebih dahulu setelah itu Ale.
“Pulang kerumah” – perintah Ale
“Tuan bagaimana denganku? Bisa antarkan aku di stasiun terdekat?” – Olivia yang bingung dengan dirinya karena tidak ada tanda-tanda dia akan diantar pulang
“Diamlah” – Ale dengan nada tegas
Olivia langsung terdiam ‘Hiiiiiii, pengen aku tarik aja tuh rambut, kesel banget, pengen pulang aja kenapa susah sih’ – gerutu Olivia dalam hatinya
Hampir 20 menit perjalan mereka sudah sampai dirumah mewah sekali dengan beberapa penjagaan yang ketat sekali.
“Keluar” – Ale memerintahkan Olivia
“Saya mau pulang tuan” – Olivia mengucapkan kalimat yang sama
Ale langsung menghampirinya dan menggandeng tangannya, menuntunnya untuk masuk kedalam rumahnya.
“Besok akanku antar pulang” – balasan Ale yang masih menyeretnya dengan lembut masuk ke rumah.
Saat masuk dirumah tersebut, rumah ini sungguh besar dan mewah, Olivia belum pernah masuk kerumah ini, dia pikir Ale hidup dengan kakeknya dirumah tempo lalu yang dia datangi.
Mereka berjalan kelantai 2, Olivia masih dengan mata yang menelusuri rumah ini tanpa berkedip sampai dia menabrak punggung seseorang didepannya. Dukkkk….
“Aduhhhh” – dia memegangi keningnya
Ale yang tau itu langsung berbalik mengangkat sedikit badan Olivia untuk berada disamping, tangannya masih setia dipinggang kecil Olivia.
Ale dan Olivia berjalan lagi beriringan, muka Olivia saat ini memerah karena jantungnya memacu lebih cepat dari biasanya.
“Kita mau kemana?” – pertanyaan polos Olivia
“Kamar” – singkat Ale
Ale membuka salah satu kamar yang pasti itu kamar Ale, dia mendorong lembut Olivia untuk masuk kedalam sana.
Olivia tercengang karena kamar ini memiliki gaya klasik eropa yang cukup mewah dan snagat besar.
“Istirahatlah” – Ale dengan perintahnya yang lembut untuk pertama kalinya.
Olivia duduk dipinggir ranjang saat ini. Dia mengubah posisi dari duduk menjadi tiduran dengan kaki bergelantung.
Ale masih duduk disofa memperhatikan Olivia diranjangnya. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Dia bangun dari tempat duduknya dan membuka lemarinya. Mendengar decitan lemari dibuka Olivia langsung terbangun.
“Pakai ini, bersihkan tubuhmu” – Ale memberikan kaos hitam miliknya dan celana piyama panjang.
“makasih” – Olivia menerimanya
Ale mengambil piyamanya dan menutup lemarinya. Tepat dihadap Olivia dia langsung membuka kaos yang dia pakai dari kantor dan reflek Olivia memalingkan mukanya.
“Kenapa ga ganti di kamar mandi sih” – Olivia sangat mau saat ini
“Ribet” – Ale singkatnya
“Sudah?” – Olivia bertanya tentang kondisinya apakah sudah berpakain
“Heem” – gumam Ale menandakan kalau sudah
Saat Olivia berbalik menghadap ke Ale ternyata Ale sedang membuka celannya, Olivia melihat Ale hanya memakai boer briefnya
“Ihhhh kenapa sihh gabilang-bilang” – Olivia langsung mengalihkan pandangannya
Ale yang melihat itu tersenyum sangat tipis sekali, Olivia tidak melihatnya.
Setelah berpakaian piyama lengkap Ale mengelus rambut Olivia pelan dan lembut, dia berjalan meninggalkan kamar menuju ketempat kerjanya.
Olivia yang masih berada di kasur saat ini berusaha menetralkan degup jantungnya.
“Dasar cowok gila, bisa-bisanya dia ganti baju di depanku” – omelnya
“Cowok dingin ga jelas, ihhhhhh kenapa sihhhhh nyebelin bangettt” – gerutunya.
Dia menghentak-hentakkan kakinya menuju kekamar mandi. Sudah 15 menit setelah mandi dia keluar dengan pakaian yang diberikan oleh Ale. Dia melihat pantulan dirinya di kaca
“kayaknya gausah celana piyama gpp deh, kaosnya udah nutupin setengah paha” – pikirnya dalam gumamannya
Akhirnya dia melepas celana piyama tersebut, itu lebih cocok untuknya, lebih sexy. Dia berencana untuk kedapur saat ini. Dia sangat haus.
“Dimana dapurnya?” – gumam Olivia masih mencari-cari letak dapur tersebut
“Disana” – Olivia menuju dapur yang dia temukan
Dia membuka kulkas yang ada disana, mencari air dingin untuk melegakan kerongkongannya.
Menuangkan air kegelas tersebut dan meminumnya
“Haaaaa …lega” – Olivia yang masih duduk di meja tersebut
Beberapa menit kemudian Ale berada didapur memandangi Olivia yang duduk dengan rambut yang diikat cepol keatas
“Lapar?” – Ale memastikan
“Tidak, aku hanya haus, tuan lapar?” – Olivia balik bertanya
“Tidak” – Ale dengan singkat
“Aku akan kembali kekamar tuan” – Olivia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar dapur
Ale yang memperhatikan Olivia berjalan, menyadari sesuatuu Olivia hanya memakai kaosnya tanpa bawahan. Ale mengetahui itu langsung mengangkat Olivia dalam gendongannya, dia menggendong seperti koala dan menari baju belakang Olivia agar tidak terbuka.
“Tuan turunkan” – Olivia kaget setengah mati saat ini
“Jangan menggodaku Lily” – Ale dengan suara seraknya