Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Han.. Hana." Ucap Widia saat melihat sosok laki-laki yang selama ini Hana cari.
"Ada apa Wid?" Tanya Hana sambil berhenti melangkah dan menoleh kebelakang melihat Widia yang sedang berdiri melihat ke arah lain.
"Bukan kah pria itu, adalah pria yang kau cari Han?" Widia menunjuk ke arah pria yang saat ini sedang berdiri di depan sebuah gedung dengan kamera yang banyak berada di sekelilingnya
Hana melihat ke arah yang Widia tunjuk. Dan seketika mata Hana melotot melihat pria itu, pria yang tak lain adalah Adit. Dan tanpa pikir panjang pun kini Hana melangkahkan kakinya menuju tempat saat ini Adit sedang wawancara.
"Hana tunggu." Lagi-lagi Widia berteriak memanggil Hana sambil berlari mengikuti langkah Hana yang telah mendahuluinya.
Dan saat Adit sedang tersenyum rama menghadapi para wartawan dan sesekali menjawab pertanyaan wartawan, kini harus di kejutkan saat Hana langsung menerobos dan menyiramkan kopi hangat tepat di atas kepala Adit, membuat Adit menatap horor Hana.
"Pria breng*sek." Ucap Hana sambil memukul tubuh Adit. Namun para pengawal Adit dengan sigap langsung menahan Hana. "Lepaskan aku. Aku ingin memberi pelajaran kepada pria itu." Teriak Hana.
Dan saat itu juga Hana langsung menjadi sorotan. Adit pun langsung berjalan menuju mobilnya tanpa memedulikan siapa pun.
"Kau sudah menghancurkan hidup kakakku. Kau harus tanggung jawab.." Teriak Hana sambil berlari mengejar mobil Adit.
Hingga Hana berhenti dan langsung terjatuh duduk tepat di jalan raya. "Dasar pria breng*sek. Teganya kau menghancurkan hidup kak Kana."
"Hana. Tenanglah." Kata Widia sambil membantu Hana berdiri. "Ayo kita pulang." Ajak Widia kembali.
Sedangkan di dalam mobil. Kini Adit begitu marah, karena baru pertama kali di permalukan di depan umum seperti tadi.
"Beri pelajaran kepada wanita itu. Buat hidupnya menjadi susah." Titah Adit sambil mengusap wajahnya dengan tisu.
"Siap tuan." Jawab sang asisten yang sedang mengendarai mobil.
Terlihat jelas raut amarah di wajah Adit. Ia tidak menyangkah jika hal seperti ini akan terjadi pada dirinya dan akan membuat dirinya malu di mata publik.
•••••••••
"Hahahahaha, aku tidak menyangkah jika kau bisa mendapatkan hal seperti ini." Ucap Elang sambil memperlihatkan berita jika Adit telah di siram oleh seorang wanita.
"Kau senang?" Tanya Adit.
"Tentu!"
"Entah dari mana wanita itu berasal yang jelas aku akan membuat pelajaran padanya."
"Mungkin dia wanita yang sudah kau buat sakit hati"
"Tidak mungkin. Semua wanita yang tidur bersamaku tidak ada yang marah. Justru mereka yang datang menawarkan dirinya sendiri dengan suka rela."
Lalu ponsel Adit berdering terdapat satu notif pesan yang membuatnya tersenyum.
"Buat dia menderita sampai tidak ingin hidup lagi." Titah Adit dengan mengirim pesan ke orang suruhannya.
Dan saat Hana berjalan dengan Widia, tanpa mereka sadari ternyata sedari tadi ada mata yang melihat terus ke arah mereka.
"Hana itu ayah." Ucap Widia melihat ayah Hana yang berada di seberang jalan.
"Ayah..." Teriak Hana sambil melambaikan tangannya lalu kemudian melihat ke arah kiri dan kanan karena merasa aman Hana pun langsung berlari menyeberang untuk bertemu sang ayah.
Namun beberapa detik kemudian, mobil yang semulanya parkir di daerah tersebut langsung menancap gas dengan sangat cepat. Membuat ayah Hana yang melihatpun ikut berlari dan mendorong tubuh Hana dengan sangat kuat.
Braaaannggggkkkkkk..... Bunyi hantaman yang begitu sangat kerasnya.
"Ayah........." Teriak Hana saat melihat tubuh sang ayah yang tergeletak di jalan dengan berlumuran darah..
Dan mobil yang menabrak sang ayah pun langsung kembali menancap gasnya.
"Ayah. Sadarlah. Buka mata Ayah." Ucap Hana sambil menangis. Tubuh Hana bergetar, ia takut, ia khawatir ia sungguh-sungguh tidak menyangkah jika semua ini bisa terjadi pada dirinya.
"Tolong.. Tolong ayahku. Selamatkan ayahku." Teriak Hana.
Widia pun yang berada di situ, langsung teriak meminta pertolongan.
"Ayah. Sadarlah, jangan tinggalkan Hana ayah. Hana butuh ayah. Hana tidak bisa apa-apa tanpa ayah. Ayah sadarlah."
"Ayah... hiksss, hikkkkssss,,.."