Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peringkat
"Ingat ini aleza,kamu harus jahuin alexa selama kamu berada disekolah,jangan pernah bertingkah seolah kamu mengenal nya,anggap saaja dia orang asing ketika kamu disekolah!!." Ucapan sesorang itu selalu berputar dalam ingatan aleza bagaikan keset CD yang tak pernah diizinkan untuk berhenti.
Aleza segerah bangkit,ia menepuk-nepuk singkat baju dan roknya yang sedikit kotor,kemudian ia kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kantin dengan beberapa uang yang ia bawa didalam kantung rok nya.
"Trenkkkkk...."
Suara bel pulang sudah berbunyi,aleza yang juga mendengar suara bell itu berbunyi segerah membereskan semua peralatan tulisnya dan mulai beranjak pergi dari dalam kelas.
"Alexa!!!, Adek abang yang paling abang sayang!!, gimana harinya sekarang?, baik?." Tanya andrian kakak pertama mereka berdua.
Seperti itulah kira-kira sambutan-sambutan yang bisa aleza dengar ketika dirinya mulai mendekati gerbang,sambutan itu bukan di persembahkan untuk dirinya,melainkan untuk alexa,saudara kembarnya,aleza hanya bisa melihat pemandangan itu dari jauh,lebih tepatnya pada sebuah bangku taman yang berjarak tidak terlalu jauh dari tempat parkir dan gerbang.
"Hari alexa baik kok bang,kalau hari abang gimana?,baik?." Balas alexa balik bertanya,andrian tersenyum senang,kepalanya mengangguk pelan dan tangannya mulia terulur untuk segerah menuntun tangan sang adik untuk memasuki mobil miliknya.
Aleza terus memantau semua interaksi itu dengan pandangan iri,siapa yang tidak ingin merasakan kasih sayang?,autor juga yakin jika semua anak dan semua manusia di bumi ini mengingginkqn kasih sayang yang tulus.
"Kapan aku bisa seperti itu?, apakah jika aku sudah SMP nanti aku bisa merasakannya?, atau setelah raport dibagikan dan aku dapat nilai bagus barulah mereka bisa memperlakukan ku seperti itu?." Ujar aleza terus bermonolong.
"Baiklah jika begitu,aku akan berusaha keras supaya nilaiku bagus dan bisa ayah serta kakak-kakak lihat." Lanjut aleza lagi mencoba memberikan semangat untuk dirinya sendiri.
"Non!!!!...." Teriak seseorang,ternyata itu adalah bi surti,eza segera menghampiri bi surti dengan senyuman manis yang pancarkan daru wajahnya.
"Bibi!!!!....." Balas aleza berteriak,hap,keduanya bisa berpelukan setelahnya,bi surti segerah mengendong tubuh kecil aleza.
"Gimana mon sekolahnya hari ini?, Seru?." Tanya bi surti disela-sela perjalanan,eza yang mendengar pertanyaan itu terdiam,kepalanya menggeleng pelan,bi surti yang melihat itu juga ikut sedih.
Tidak dirumah,diluar, bahkan di sekolah pun kehidupan gadis kecil ini begitu rumit dan sulit,bahkan hanya untuk mencari satu teman yang benar-benar ingin berteman dengan tulus saja bagai mencari bongkahan berlian dihidup gadis yang tengah bi surti gendong sekarang.
"Ngak papa kok,kalo sekarang non belum bisa nemuin teman yang baik,suatu saat nanti pasti bakalan ada kok orang baik yang mau temanan sama non,bibi yakin itu." Ujar bi surti sambil mengelus lembut rambut milik aleza,aleza ikut tersenyum.
"Iya,aleza nggak papa kok,kan sekarang masih ada bi surti sama pak hendra dirumah,jadi aleza nggak bakalan kesepian." Balas eza dengan senyuman indah yang selalu terukir di wajahnya yang cantik,wajahnya selalu tersenyum tapi hatinya tak ada yang tahu.
Mereka berdua menunggi angkutan umum ditepi jalan,setiap berangkat atau pergi ke sekolah,aleza memang sering pergi menggunakan angkutan umun atau angkot bersama dengan bi surti,jika tidak ada bi surti atau bi surtinya sedang sibuk,aleza bisa diantar oleh pak hendra,tukang kebun dirumahnya.
Bi surti dan pak hendra adalah sepasang suami istri yang sudah bekerja dirumah keluarga mahendra sejak lama,mereka berdua adalah pasutri yang tidak di berikan amanat oleh tuhan untuk menerima momongan,jadi kehidupan rumah tangga mereka hanya dibisi oleh dua kepala,yaitu bu surti dan pak hendra.
"Kenapa eza bisa berangkat sekolah pake mobil kakak tau dibambil ayah bibi?, Saat sekolah aleza sering dibilang miskin,padahal aleza dan kak alexa itu adik kakak,tapi kenapa rasanya hidup disekolah itu susah banget ya jika di bandingkan dana hidupnya kak alexa disekolah?." Aleza tiba-tiba saja berkata seperti itu ketika mereka tengah terdiam ditepi jalan untuk menunggu angkot yang lewat.
Alexa bukan tak mau berangkat atau di jemput oleh bi surti seperti sekarang,tapi aleza sudah buka anak kecil bodoh yang tidak tahu apa-apa,ia juga pasti sudah bisa berfikir jauh kedepan,tentang kehidupannya dan kehidupan sang kakak berbedah jauh.
Bisurti terdiam seribu bahasa ketika mendengar pertanyaan itu keluar dari mulut aleza,bukan karena dirinya sakit hati atau semacamnya,bi surti hanya takut jika ia meladeni ucapan aleza baruan, perkataan darinya malah membuat hati aleza sakit,dan bi surti tidak meninginkan itu.
"Apakah kalu nilai ulangan eza bagis,ayah dan kakak semua bakalan mulai perhatian sama eza?, apakah begitu bibi?." Ucap aleza yang kembali bertanya,tak lama dari itu kelakson terdengar dari arah samping mereka,sebuah mobil pick up sudah menunggu dengan seseorang didalam sana yang sudah melambaikan tangannyaa ke arah mereka berdua.
Saat orang itu menyembulkan kepalanya.barulah aleza san bisurti tau siapa orang berada didalam mobil pick up itu,ternyata itu adalah pak hendra.
"Ayo masuk,sepesial hari ini bapak jemput pakai mobil,haha,gimana bapk keren kan?." Celetuk pak hendra kepada bi surti dan aleza yang masih saja berdiri tegak dipingir jalan.
"Woahhh,pak hendra emang yang terbaik!!!!!, Yeayyyy akhirnya aleza bisa dijemput pake mobil!!!." Girang aleza sambil mulai merangkak untuk memasuki jok depan dari mobil pick up milik pak hendra.
"Ya,ya,ya......Gimana eza?, Bapak keren nggak?, Kerenlah ya masa enggak suh?." Eza tersenyum manis menanggapi candaan yang pak hendra lontarkan,sementara sambil menunggu bi surti masuk menaiki mobil,eza mulai mengeluarkan salah satu buku miliknya dari dalam tas.
"Widihhh, Eza mau belajar ya?, Tumben rajin banget mau baca buku." Tanya pak hendra ketika melihat kegiatan apa yang tengah eza lakukan di sampingnya.
"Iya dong,eza harus banyak-banyak baca buku biar niali eza pas ulangan nanti bagus-bagus,terus kalo nilai raport ez bagus,ayah sama kakak-kakak eza pasti bakalan lebih sayang lagi sama eza." Balas eza dengan begitu polosnya,pak hendra seketika membantu ketika mendengar balasan tak terduga dari anak perempuan ini.
"E-eumnm,gitu ya,bagus banget,semangat terus ya biar dapat nilai bagus, intinya kamu harus jadi murid yang pintar biar bisa banggain orang lain,kamu harus punya masa depan yang indah,punya pekerjaan yang bagus,punya uang yang banyak sama psangan yang baik,yah?." ujar pak hendra sambil mengelus lembut kepala eza dengan penuh perhatian.