Alia menikah dengan wali kelasnya saat SMA, yaitu Dimas. Di Tengah perjalanan pernikahan mereka mulai muncul banyak konflik, mulai dari urusan ranjang maupun ketidakcocokan, bahkan ada isu orang ketiga, lalu adiknya Dimas yakni Ferdi berniat membantu dan menyelamatkan Alia, namun akhirnya mereka saling jatuh cinta. Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bel Bel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Aris mengajak Dimas ngopi di warung kopi dekat rumah Dimas.
“Pertama kalinya kita ngopi berdua ya pak, bahkan saya sama
bapak saya sendiri saja tidak pernah ngopi berdua hehe. Terima kasih sebelumnya
pak.” Kata Dimas.
“Hehe sama-sama, bapak minta maaf sebelumnya jika belum bisa
mendidik Alia dengan baik dan benar, tolong maafkan kami dan tolong maafkan
Alia ya.” Kata Aris.
“Kenapa minta maaf sama saya pak. Justru saya minta maaf
karena belum bisa bikin istri Bahagia belum bisa bikin bapak dan ibu bangga
bahkan saya sangat sibuk sampai jarang sekali menghampiri bapak dan ibu di
kampung.” Kata Dimas.
“Tidak apa-apa, bapak dan ibu paham kok karena kalian kan
memang sibuk. Kalau bapak boleh kasih saran buat kalian ya, tolong awasi betul
istri kamu ya, bapak merasa kalau ada yang istri kamu sembunyikan tapi bapak
dan ibu tidak bisa menuduh kalau tidak ada bukti, jadi tolong awasi istri kamu ya.”
Kata Aris.
“Baik pak, memangnya masalah apa ya pak?” Tanya Dimas.
“Coba kamu cari tau sendiri saja ya.” Kata Aris.
“Baik pak, terima kasih sebelumnya.” Kata Dimas.
“Tapi bapak pesan tolong terima anak bapak bagaimanapun
keadaannya dan tolong maafkan dan jaga anak bapak ya.” Kata Aris.
“Baik pak.” Jawab Dimas.
**
Sebelum Aris mengajak Dimas ngopi, Sari dan Aris sudah
curiga kalau ada yang tidak beres dengan Alia dan Ferdi. Terlebih lagi ternyata
Aris dan Sari pernah memergoki Alia dan Ferdi pergi berdua ke mall sambil
bergandengan tangan. Jadi saat itu Aris dan Sari akan berkunjung ke rumah Alia
namun mereka mampir ke supermarket yang ada di salah satu mall, dan mereka
melihat sendiri anaknya sedang bergandengan mesra dengan Ferdi, setelah melihat
kejadian tersebut akhirnya Aris dan Sari tidak jadi ke rumah Alia dan
memutuskan Kembali pulang.
Saat ini Aris dan Sari bahkan curiga dengan janin yang
dikandung oleh Alia, apakah itu anak dari Dimas atau Ferdi. Saat Dimas dan
Ferdi tidak ada dirumah ternyata Aris dan Sari mengintrogasi Alia.
Kejadian Aris dan Sari mengintrogasi Alia.
“Alia duduk sini nak, bapak dan ibu mau bicara.” Kata Sari.
“Ada apa buk?” Tanya Alia.
“Bapak tidak mau bicara panjang, bapak langsung intinya
saja. Ada hubungan apa kamu sama Ferdi?” Tanya Aris.
“Maksud bapak apa? Ya tentu saja Ferdi adalah adik ipar Alia
pak.” Jawab Alia mulai panik.
“Jujur saja sama bapak dan ibu.” Kata Sari.
“Alia nggak paham sama bapak dan ibu, bapak curiga aku dan
Ferdi ada hubungan special begitu?” Tanya Alia.
“Nah itu kamu paham.” Kata Sari.
“Ya ampun pak buk mana mungkin aku punya hubungan special sama
si Ferdi, lagipula Ferdi sudah punya pacar loh buk.” Kata Alia.
“Jadi kamu tidak mau mengaku? Bapak dan ibuk melihatmu dan
Ferdi jalan berdua di mall bergandengan tangan dan kalian sangat mesra seperti
pasangan kekasih, tega kamu ya sama suamimu, suamimu kerja keras demi kamu,
kamu malah jalan sama adiknya.” Gerutu Aris.
“Ibu dan bapak malu dengan perilakumu nak, bisa-bisanya kamu
selingkuh di belakang Dimas, selingkuh dengan adik iparmu sendiri. Kamu sadar
tidak kalau itu hal yang tidak baik? Bapak dan ibu tidak pernah mengajarimu
berbuat hal kotor seperti itu nak, bagaimana jika suamimu tau? Bagaimana jika
akhirnya kamu diceraikan? Sekarang ibuk tanya, bayi dikandunganmu itu anak
siapa?” Tanya Sari.
“Tentu saja anak mas Dimas, bapak dan ibu tidak bisa
menyalahkanku. Bapak dan ibu tidak tau apa-apa tentang rumah tanggaku.” Kata Alia.
“Apa sih kurangnya Dimas? Dia itu suami sempurna buat kamu,
dia menerimamu apa adanya.” Kata Aris.
“Bapak dan ibuk ingin tau apa kurangnya mas Dimas?” Tanya
Alia.
“Kamu saja yang tidak bersyukur punya suami seperti Dimas.” Kata
Sari.
“Mas Dimas tidak bisa memberiku kepuasan untuk urusan
ranjang, aku berkali-kali menyuruhnya pergi ke dokter untuk periksa karena aku
ingin sekali memiliki anak. Ayah dan ibunya mas Dimas selalu menyalahkanku
karena aku belum juga hamil, mereka menuduhku aku yang bermasalah. Aku tertekan
pak buk aku stress, lalu siapa yang membuatku bangkit lagi? Bukan mas Dimas
melainkan Ferdi, dia selalu ada untuk Alia dan dia bisa memberikan kepuasan
batin buat Alia jauh di atas mas Dimas. Mas Dimas bahkan seringkali bersikap
kasar kepadaku, bapak dan ibu tidak tau apa-apa tentang aku dan rumah tanggaku.”
Kata Alia.
“Astaga Alia kamu benar-benar ya.” Kata Sari sambil
menangis.
“Itulah ujian pernikahan, kalian seharusnya berjuang
bukannya malah mencari laki-laki lain. Bapak malu punya anak sepertimu.” Kata Aris.
“Jadi itu anaknya Ferdi?” Tanya Sari.
“Aku tidak tau buk.” Jawab Alia.
“Sudah gila yak amu, lebih baik kamu segera minta maaf ke
suamimu.” Kata Sari.
“Nggak mau, aku tidak salah buk. Lagipula aku hamil mana
mungkin mas Dimas meninggalkanku apalagi menceraikanku. Sudah ya bapak dan ibuk
tidak perlu ikut campur masalah rumah tanggaku. Semua akan baik-baik saja kalau
bapak dan ibu menutup mulut.” Kata Alia, dia langsung masuk kedalam kamarnya.