Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggagalkan
"Bagaimana? Semua aman?" tanya Dwi yang batu saja tiba, ia ikut bergabung dengan anak buahnya yang sedang sembunyi. Mengawasi beberapa orang, yang sedang memindahkan peti-peti dari dermaga ke dalam kapal.
Dwi yang kini berdandan ala Angelina Jolie, rambut yang di kepang 1 ke belakang. Setelan dari atas sampe bawah, berwarna hitam. Yang mana, pakaiannya mengikuti lekuk tubuhnya.
Di paha kanan dan kirinya, terdapat senjata api. Sedangkan di betis kanan dan kirinya juga, ia pasang dua belati yang cukup panjang. Tentunya, tanpa kacamata guys.
"Aman bos, di sana." jawab anak buahnya seraya menunjuk salah satu orang, yang kini sedang berdiri mengawasi dan memerintah di pintu masuk kapal.
"Dia adalah pemimpin sektor A sekarang, karena Dome sudah kita eksekusi saat penangkapan setahun lalu." lanjut anak buah Dwi, yang bernama Lin
Pria berperawakan tinggi, putih, keturunan Korea-Indonesia. Anak buah pertama Dwi, yang ia tolong saat Lin hampir meregang nyawa. Karena tubuhnya yang penuh luka tusuk, oleh anggota keluarganya yang lain.
Lagi-lagi karena perebutan harta, Lin yang ditunjuk menjadi pewaris kekayaan dari kakeknya. Ditolak dengan sangat keras, oleh anggota keluarga lainnya. Sehingga melakukan pembunuhan berencana padanya, kejadian itu terjadi 5 tahun lalu.
Anggota keluarga Lin juga, sudah mendekam si penjara. Dan di jatuhi hukuman seumur hidup, sedangkan sepupu Lin. Dwi ungsikan ke negara antah berantah. Karena menuruni kelicikan yang sama dengan para orang tuanya.
"Info" balas Dwi singkat, seperti biasa
"Dia adalah Alex, adik Dome. Ia kini merasa berkuasa, setelah tai kakaknya sudah tiada. Sehingga sejak 6 bulan lalu, ia kembali membangkitkan kembali Black Fox. Selama ini ia mencari anak buah yang masih setia pada Dome, dan kembali memproduksi barang-barang haram. Juga senjata api, yang kini akan di selundupkan ke Mexico." jawab Lin, Dwi mengangkat salah satu alisnya.
"Cih... Anak bawang, kita selesaikan semua sekarang. Jangan membuang waktu, karena waktu kita tidak banyak." Lin mengangguk
Lin pun mengerahkan semua anak buahnya, kini mereka langsung keluar dari tempat persembunyian.
Anak buah Alex tentu saja terkejut, karena kini mereka harus kembali menghadapi the White Lion.
"Habisi mereka" titah Alex, ia menatap Dwi penuh dengan kebencian. Tentunya ia mengingat gadis itu, gadis yang sudah menghabisi nyawa sang kakak.
Pertempuran tak terelakan, Dwi mengambil senjata apinya. Kini di tangan dan kirinya sudah memegang senjata kesayangannya, dengan gerak cepat dan begitu gesitnya. Dwi menembakan peluru, pada para musuh.
Tatapannya tajam dan mengintimidasi, ia menembak lawan tanpa meleset. Seperti biasa, ia takkan membunuh, hanya melumpuhkan. Sehingga, ia hanya menembak di bagian-bagian yang tidak membuat fatal.
Lin dan anak buahnya yang lain juga sibuk melumpuhkan musuh, bahkan tanpa sepengetahuan Alex. Lin menempelkan bom, di beberapa tempat kapal.
Sedangkan Alex kini, tengah berhadapan dengan Dwi.
"Cantik, tapi sayang. Aku harus membunuhmu, karena kau sudah membunuh kakakku." icap Alex, Dwi diam. Ia hanya menatap jengah, pada Alex.
"Kau yakin, karenaku?? Bukankah kamu juga bersorak senang, saat tau pria yang membuatmu trauma mati." balas Dwi
"Cih... " Alex meludah ke samping, ia mengeratkan kedua kepalan tangannya.
"Kau pikir aku tidak tau, Dome selalu menyiksamu sejak kamu kecil. Lebih tepatnya, saat ibumu tiada." lanjut Dwi
Alex yang sudah emosi, ia segera mengayunkan kepalan tangannya. Berniat menghajar wajah Dwi, namun dengan mudah Dwi menghindar.
"Jangan melakukan gerakan, di saat kau sedang di kuasai emosi." ucap Dwi, ia mengangkat tangan kanan. Dan melakukan pukulan pada perut Alex, dengan santainya. Namun tetap mematikan..
"UGH" Alex mundur dan memegang perutnya yang sakit
"Biasakan mengendalikan amarah, karena itu hanya akan merugikan mu. Seperti saat ini, Dwi melakukan gerakan memutar dan melakukan tendangan pada kepala Alex.
BUAGH
Alex langsung jatuh berlutut, lalu tak lama terkulai tak sadarkan diri.
"Ck ck.. Sudah ku bilang, kalo kamu itu anak bawang, baru dua kali terkena gerakan dariku. Kamu sudah kalah, haish."
"Bos"
"Bagaimana?"
"Beres, sebentar lagi kapal akan menjauhi dermaga dan akan meledak saat sudah cukup jauh dari sini." jawab Lin
"Barang?"
"Semua sudah naik ke dalam kapal, sehingga saat meledak nanti. Barang-barang tersebut, akan ikut hancur terbakar." Dwi mengangguk dan tersenyum puas
"Aku serahkan sisanya padamu" ucap Dwi, ia pun meninggalkan Lin yamg membungkukkan sedikit punggungnya.
.
.
Dwi yang sudah hapal keamanan rumah, ia mengendap masuk melalui pagar belakang. Tentunya kemanan, sudah ia non aktifkan terlebih dahulu.
"Hup" Dwi pun melompat dari atas, ia kembali mengaktifkan pengaman yang merupakan strum. Dimana kejut listrik di pasang di dinding, tanpa terlihat. Karena kawat yang begitu halus, sehingga tak di sadari orang yang berniat jahat. Dan tata letaknya, hanya Dwi dan Aca yang tau.
Dwi menyembunyikan semua senjatanya, di tempat yang tidak pernah Aca pantau. Di teras belakang, yang terpasang beberapa alat fitnes. Tentunya tidak akan membuat Aca curiga bukan?
Dwi mengambil handuk kecil, ia masuk ke dalam seolah telah berolahraga.
"Jam segini kakak nge Gym?" tanya Aca, sembari melihat jam yang terpampang di dinding.
Waktu menunjukkan pukul 04.00, artinya sebentar lagi akan terdengar adzan berkumandang.
"Mm.. Kakak tidak bisa tidur, setelah tadi terbangun jam 03.00" jawab Dwi, Aca mengangguk.
"Kamu mau kemana?" tanya Dwi
"Minum, lupa ga ngisi tumbler." jawab Aca, Dwi mengangguk
"Kakak masuk kamar ya, jangan kembali tidur. Sebentar lagi adzan, subuh dulu." ucap Dwi
"Okay kak" jawab Aca, Dwi meninggalkan Aca yang sedang duduk di meja makan
.
Sesampainya di kamar, Dwi langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Untung baju yang ia pakai hitam, sehingga Aca tidak menyadari bila ada bercak di darah yang mengenai baju dna celananya.
Selesai shalat, Dwi memilih memejamkan mata meski hanya sebentar. Jam 7 ia harus bangun dan berangkat kerja, lumayan 2 jam.
Sedangkan Aca yang tau, kakaknya pasti masih terlelap. Memilih sarapan sendiri dan menyiapkan sarapan, untuk kakaknya di atas meja.
Setelahnya, ia pun berangkat sekolah seperti biasa.
.
.
"Pagi banget Ca, ngapain?" tanya Senja, yang baru saja tiba.
"Iya, gue lupa kalo kita udah beres ujian kemaren." jawab Aca, kini mereka tengah duduk di bangku taman yang mengarah ke lapang basket.
"Main ke rumahku yuk, nanti pulang sekolah." ajak Senja
"Dih, ngapain dah??" tanya Aca mengerutkan dahinya
"Ya main ke rumah aja Ca, mamaku ingin bertemu. Aku selalu menceritakan kamu ke mama." jawab Senja
"Ya mau ngapain Sen? Bukannya selama ini kita belajar juga di perpus dan taman?" tanya Aca lagi
"Ishhh... Mamaku pengen ketemu ma kamu Ca, ya... Ya... Ya... " rayu Senja
"Iyalah..... " jawab Aca malas, Senja bersorak riang.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all 🤗🤗🤗...