NovelToon NovelToon
ASI, Untuk Majikanku

ASI, Untuk Majikanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:54.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Aneh Tapi Nyata. Nathan mengidap sebuah penyakit yang sangat aneh dan langka. Dia selalu bergantung pada Asi untuk menjaga kestabilan tubuhnya. Hampir setiap bulan sekali penyakitnya selalu kambuh sehingga Nathan membutuhkan Asi untuk mengembalikan tenaganya. Pada suatu ketika, stok ASI yang dia miliki benar-benar habis sementara penyakitnya sedang kambuh. Kedatangan Vivian, pelayan baru di kediaman Nathan mengubah segalanya. Mungkinkah Nathan bisa sembuh dari penyakit anehnya, atau dia harus terus bergantung pada Vivian? Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Surat Ancaman

Malam yang tenang di kediaman Nathan tiba-tiba dipecahkan oleh kedatangan seorang kurir yang membawa sebuah surat. Surat itu disegel dengan rapi, tapi aura ancaman terasa jelas.

Nathan merobek amplopnya dengan tidak sabar dan mulai membaca isi surat tersebut. Ekspresinya yang awalnya tenang berubah menjadi gelap saat membaca ancaman yang ditulis oleh musuh bebuyutannya, Arnold.

"Xi Nathan," tulis surat itu, "Aku akan menghancurkanmu sehancur-hancurnya. Aku sudah mengetahui kelemahanmu. Ternyata wanitamu sangat cantik dan menarik. Aku sangat tertarik untuk mencicipi tubuhnya."

Nathan mengepalkan tangannya dengan marah, surat itu diremas hingga hancur dalam genggamannya. Detik itu juga, dia bersumpah tidak akan membiarkan Arnold menyentuh, apalagi membahayakan Vivian. Dia mengingatkan dirinya bahwa ini adalah perang, dan dia tidak akan mundur sedikitpun.

"Max!" panggil Nathan dengan suara yang menggema di seluruh ruangan.

Max segera masuk, ekspresinya serius seperti biasa. "Ada apa, Tuan?" tanyanya dengan hormat.

Nathan melemparkan potongan surat yang sudah hancur ke lantai. "Aku ingin kau tingkatkan keamanan di sekitar, Vivian. Setiap gerak-gerik Arnold dan anak buahnya harus diawasi. Jangan beri mereka kesempatan sedikitpun."

Max mengangguk paham. "Saya mengerti, Tuan. Saya akan segera mengatur semuanya. Tidak akan ada yang bisa mendekati, Nyonya Vivian, tanpa seizin kami."

Nathan menghela napas berat, matanya memandang tajam ke luar jendela. "Ini bukan hanya tentang kita lagi, Max. Arnold telah melibatkan Vivian, dan itu kesalahan terbesar yang dia lakukan. Pastikan semua rencana kita berjalan tanpa celah. Kita harus selalu selangkah lebih maju."

Max mengangguk lagi sebelum bergegas keluar untuk menjalankan perintah Nathan. Di dalam ruangan, Nathan berdiri sendiri, pikirannya berputar cepat, memikirkan langkah-langkah berikutnya. Dia tahu ancaman ini tidak bisa dianggap enteng. Arnold selalu bermain kotor, dan sekarang dia mengincar orang yang paling berarti bagi Nathan.

Dalam hati, Nathan berjanji pada dirinya sendiri. Dia akan melindungi Vivian dengan segala cara. Apapun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan Arnold menang. Perang ini belum berakhir, dan Nathan siap untuk menghadapi segala rintangan demi memastikan keamanan wanita yang dicintainya.

.

.

Nathan kembali ke kamarnya, langkahnya berat dan pikirannya kacau. Sesampainya di kamar, dia langsung duduk di tepi tempat tidur, menatap kosong ke arah dinding. Vivian, yang tengah membaca di sofa dekat jendela, segera menyadari perubahan pada raut wajah suaminya. Dia menutup bukunya dan mendekati Nathan dengan khawatir.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat gelisah?" tanya Vivian, suaranya lembut namun penuh keprihatinan.

Nathan mengangkat kepalanya dan menatap mata Hazel Vivian yang selalu memberinya ketenangan. Namun kali ini, ketenangan itu terasa jauh. "Mulai besok, kau tidak perlu bekerja lagi, bahaya besar sedang mengintai dirimu," ujarnya, namun dengan nada yang mengandung kekhawatiran yang dalam.

Vivian memiringkan kepalanya, kebingungan jelas terlihat di wajahnya. "Kenapa? Apa yang terjadi, Nathan? Apa maksudmu dengan 'bahaya besar'?"

Nathan menghela napas berat, matanya tertunduk sejenak sebelum kembali menatap istrinya. "Musuh lamaku sudah kembali dan dia mengirim surat ancaman. Dia tahu tentangmu, Vivian. Dia mengincarmu untuk menyerangku. Aku tidak bisa membiarkanmu berada di luar sana tanpa perlindungan yang cukup."

Vivian terdiam sejenak, mencerna penjelasan yang baru saja didengarnya. "Nathan, aku mengerti kekhawatiranmu, tapi aku benar-benar menikmati pekerjaanku sebagai sekretarismu. Aku yakin, aku pasti bisa menjaga diriku sendiri," ucapnya meyakinkan.

Nathan menggelengkan kepala, matanya yang dingin kini menunjukkan rasa sayang yang dalam. "Tidak, Vivian. Keselamatanmu adalah yang terpenting. Aku tidak akan mengambil risiko. Aku akan memastikan keamananmu di atas segalanya."

Vivian duduk di sebelah Nathan, menggenggam tangannya erat. "Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi aku juga punya hak untuk tahu apa yang terjadi dan bagaimana kita akan menghadapinya. Aku tidak ingin merasa tak berdaya."

Nathan menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Aku paham, Vivian. Tapi, tolong, dengarkan aku kali ini saja. Semua yang aku lakukan demi kebaikan dan keselamatanmu." Ucapnya.

Vivian terdiam sejenak. Matanya menerawang, dia mengangguk perlahan, meski hatinya masih dipenuhi dengan ketidakpastian. "Aku akan menurut, Nathan." Ucapnya.

Nathan semakin mengeratkan pelukannya, merasakan kehangatan tubuh Vivian yang memberikan sedikit ketenangan di tengah badai kekhawatiran yang melanda pikirannya.

Dia menutup mata kirinya, mencoba menenangkan diri. Lalu, dengan suara yang sangat pelan, dia berbisik, "Vivian, kau adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki. Aku sudah pernah kehilangan, dan aku tidak ingin kehilangan lagi untuk kedua kalinya."

Vivian terdiam, merasakan betapa dalamnya perasaan Nathan. Dia bisa merasakan ketakutan dan kegelisahan yang tersembunyi di balik sikap dingin yang selama ini menjadi topeng terbaiknya.

"Nathan," ucapnya pelan, "Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu, kita akan selalu bersama apapun yang terjadi." Ucapnya.

Nathan melepaskan pelukan itu sedikit, menatap mata Hazel Vivian yang selalu memberinya ketenangan. Matanya yang dingin kini terlihat rapuh, menunjukkan ketakutan yang tak pernah terlihat Dimata dingin itu.

"Aku tahu, Vivian. Tapi ancaman ini bukan main-main. Dia tidak akan berhenti sampai dia menghancurkan segalanya yang aku cintai." Lirihnya.

Vivian mengelus pipi Nathan, mencoba menenangkan suaminya. "Kita akan melewati ini, Nathan. Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Aku tidak akan meninggalkanmu sendirian." lirihnya.

Nathan menggenggam tangan Vivian sambil menatap sepasang manik hazelnya. "Aku percaya padamu, Vivian. Dan aku akan melakukan segala cara untuk melindungimu. Tapi untuk sekarang, dengarkan aku. Itu satu-satunya cara aku bisa memastikan kau aman."

Vivian menghela napas panjang, lalu mengangguk pelan. "Baik, Nathan. Aku akan menurut."

Nathan tersenyum tipis, lalu tanpa berkata-kata lagi, dia mendekatkan wajahnya ke Vivian. Dengan lembut namun penuh intensitas, dia mencium bibir Vivian, menyalurkan semua perasaannya yang dalam melalui ciuman itu.

Vivian membalas ciuman Nathan dengan penuh cinta, matanya terpejam, merasakan setiap emosi yang Nathan sampaikan. Mereka berdua tenggelam dalam ciuman itu, seolah waktu berhenti sejenak, memberikan mereka momen keintiman yang sangat dibutuhkan di tengah kekacauan yang sedang mereka hadapi.

Ketika akhirnya Nathan melepaskan ciuman itu, dia menatap mata Vivian dengan penuh kesungguhan. "Aku mencintaimu, Vivian. Lebih dari apapun di dunia ini. Dan aku tidak akan membiarkan siapapun atau apapun menyakitimu."

Vivian mengangguk, matanya berbinar dengan keyakinan yang sama. "Aku juga mencintaimu, Nathan. Dan aku akan selalu ada di sisimu. Kita akan hadapi ini bersama, apapun yang terjadi."

Nathan kembali membawa Vivian ke dalam pelukannya, memeluknya dengan hangat. Dia merasakan beban dipundaknya sedikit lebih ringan, Vivian mau mendengarkan nasehatnya. Itu sudah lebih dari cukup, dengan begitu Nathan bisa memastikan bahwa Vivian tetap aman dan terlindungi.

***

Bersambung

1
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
sella surya amanda
lanjut
Vanettapink Fashion
Luar biasa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
Musringah
lanjutt
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Anonymous
semangat nulis😁
Iyan
/Ok/
Meiriya Romadhon
bagus
Putu Sriasih
Luar biasa
NAJ L
/Rose//Rose//Rose/
NAJ L
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!