Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Keisha masih berada di dapur bersama ibunya. Tawanya masih lepas, sepertinya Keisha belum ingin berhenti mentertawakan Arya.
"Sudah, berhenti tertawa. Jangan tertawa di atas penderitaan orang lain," ucap Violetta.
"Tapi Mamah juga ikut tertawa, 'kan?" ucap Keisha.
Violetta tersenyum, menanggapi ucapan anaknya.
"Sudah sana, pergi ke kamarmu. Ganti pakaianmu dan beristirahatlah," suruh Violetta.
"Oke." Keisha mengusap air mata di sudut matanya.
Keisha mengambil jas milik Arya yang ada di meja dapur dan meminta pada asisten rumah tangganya untuk mencucinya.
"Aku ke kamar dulu, Mah," ucap Keisha.
"Selamat malam." Keisha memberikan kecupan di pipi ibunya.
Saat Keisha akan meninggalkan dapur, ia kembali menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan ternyata ibunya menahan tangannya. Keisha berbalik, menatap ibunya.
"Tunggu, Nak ...." Violetta meraih tangan Keisha lalu menumpuk tangannya di atas tangan Keisha.
"Ada apa, Mah." Keisha melihat raut wajah ibunya menjadi sedih.
"Mama tahu ini pasti berat. Tapi ... Mama harap kamu jangan lagi dekat dengan Miko. Mama tidak mau kamu sampai disakiti oleh Mayang seperti tadi," ucap Violetta.
Mendengar ibunya mengungkit masalah yang terjadi di pesta membuat Keisha rasanya ingin kembali menangis, tetapi Keisha mencoba untuk menahannya.
"Ma, sebelumnya Keisha minta maaf sudah membuat kalian malu. Dan —" ucap Keisha.
"Tidak, Nak. Jangan bicara seperti itu. Kamu tidak pernah membuat kami malu. Kamu justru selalu membanggakan kami semua di sini," ucap Violetta.
"Terima kasih karena Mama selalu membelaku. Dan Mama jangan khawatir aku sama sekali tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Miko. Jangankan berhubungan, Ma, untuk melihatnya saja rasanya aku tidak ingin," ucap Keisha.
"Baguslah, Nak. Mama hanya cemas karena Mama tahu kamu sangat mencintai Miko. Makanya Mama takut kamu terjebak lagi olehnya," ucap Violetta.
"Mama tenang saja. Keisha tidak akan melakukan itu. Dia sudah tidak memiliki tempat lagi di hati Keisha," ujar Keisha.
"Ya, Nak. Mama lega mendengarnya." Violetta mengusap lengan Keisha
"Ya sudah, kamu pasti lelah sana istirahat!" suruh Violetta disambut anggukkan kepala oleh Keisha.
"Iya, Mah. Selamat malam, Mah," salam Keisha.
"Selamat malam, Sayang," balas Violetta.
Keisha meninggalkan dapur, ia berjalan di anak tangga sambil mengusap air mata yang ada di sudut matanya.
*****
Keesokan harinya!
Pagi itu Keisha dikejutkan dengan beredarnya video perdebatan antara ibunya dan Mayang di dunia maya bahkan sampai ke layar televisi. Baru semalam kejadian itu sudah sangat viral.
Memang benar membungkam mulut seseorang agar tidak bicara buruk mengenai orang lain sangatlah sulit. Sama halnya dengan Keisha, ia tidak mampu meredam orang-orang berpikiran buruk tentang dirinya.
Perdebatan antara Violetta dan Mayang sudah membongkar alasan di balik perceraian dirinya dan Miko. Banyak yang mencibirnya dengan mengatakan jika Miko mengambil keputusan yang tepat dengan mencari wanita lain yang bisa memberikannya seorang keturunan.
Hati Keisha sangat hancur manakala membaca komentar para netizen itu. Namun, Keisha bersyukur masih ada yang tetap mendukungnya dengan memberikan doa terbaik untuknya. Hal itu yang membuat Keisha tetap kuat dan tidak ambil pusing dengan viralnya video itu.
Bip
Suara ponsel mengalihkan perhatian Keisha dari layar laptopnya. Keisha memindahkan laptop yang ada di pangkuannya ke atas tempat tidur. Ia mengambil ponsel yang ada di meja nakas tepat di sampingnya.
Keisha membuka pesan yang baru saja masuk di aplikasi ponselnya, ternyata dari Arya. Pria itu menyuruhnya untuk datang ke kantornya untuk mengambil sisa pembayaran dari makanan yang sebelumnya dia pesan.
Sebenarnya uang yang sebelumnya Arya berikan sudah cukup untuk membayar semuanya. Namun, pria itu tetap memaksa dengan alasan uang yang ingin ia berikan adalah bonus. Setelah memikirkannya Keisha akhirnya setuju untuk datang, sekaligus Keisha juga ingin meminta maaf untuk kekacauan di pestanya dan juga untuk teh asin semalam. Keisha menahan tawanya saat mengingat kembali tentang teh rasa air laut itu.
Setelah mengirim pesan balasan pada Arya jika dirinya setuju untuk datang, Keisha kembali meletakan ponselnya ke tempat semula. Keisha beranjak dari tempat tidur, ia melangkah menuju kamar mandi.
Waktu setengah jam Keisha habiskan di dalam kamar mandi. Selesai mandi Keisha keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk kimono. Ia melangkah menuju lemari pakaian. Diambilnya rok berwarna hitam dengan panjang sampai lutut, blazer warna senada dengan rok dan kemeja lengan pendek berwarna biru muda dari dalamnya.
Setelah pakaian yang ia pilih melekat di tubuhnya, Keisha mematut dirinya di cermin standing. Keisha kembali memeriksa penampilannya, rambutnya Keisha ikat seperti ekor kuda, tidak lupa Keisha juga membubuhi wajahnya dengan bedak juga mewarnai bibirnya dengan pewarna bibir. Untuk sentuhan terakhir Keisha memakaikan jam tangan ke pergelangan tangannya.
Keisha melihat waktu pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Keisha bergegas untuk pergi ke kantor Arya.
Sementara itu di ruangan besar dengan di dominasi warna abu-abu dan dinding-dinding kaca berukuran cukup besar, Arya sedang duduk di kursi kepemimpinannya, bukan sedang bekerja melainkan sedang melamun.
Arya duduk di kursi dengan satu kakinya ia taruh di atas pangkuannya, pandangannya mengarah ke atas, melihat langit-langit ruangan kerjanya. Ia sedang melamun memikirkan seseorang, siapa lagi kalau bukan Keisha.
Ada sesuatu yang membuat Arya merasa gelisah saat itu. Sejak pertama kali bertemu dengan Keisha ia merasa ada getaran aneh di dadanya. Arya merasa dirinya sangat tertarik kepada Keisha. Ternyata kebetulan sekali Keisha adalah anak bayi yang dulu sempat mencuri hatinya saat ia beranjak remaja.
"Kalau suka katakan saja."
Lamunan Arya buyar saat suara asisten pribadinya tiba-tiba saja masuk ke indera pendengarannya. Arya melihat sejenak ke Tio yang baru saja masuk ke ruangan kerjanya.
"Bisakah kamu mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" sungut Arya.
"Aku sudah beberapa kali mengetuk pintu. Tapi sepertinya kamu sedang berada di dunia lain," jawab Tio.
"Ini laporan keuangan bulan lalu." Tio memberikan berkas kepada Arya.
Tio duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Arya. Ia terus memerhatikan tingkah aneh bos sekaligus sahabatnya.
"Aku tahu kamu menyukai Keisha," ucap Tio.
"Kalau kamu sudah tahu ya sudah," ucap Arya.
"Kalau kamu memang menyukai Keisha katakan saja. Jangan memendam rasa itu di dalam hatimu," ucap Tio.
"Tidak semudah itu. Keisha bukan perempuan yang sama seperti perempuan yang selama ini dekat denganku. Sepertinya aku akan sulit untuk mendekatinya," ucap Arya.
"Kenapa? Dia juga perempuan yang butuh perhatian dan kasih sayang," ucap Tio.
"Sulit untuk aku menjelaskannya. Yang pasti aku akan sangat sulit untuk mendapatkannya. Apalagi dengan apa yang dia alami di masa lalunya." Arya mendesah, tarikan napasnya juga begitu berat. Wajahnya menunjukkan rasa frustasinya.
"Oh iya, ada yang ingin aku beritahukan kepadamu mengenai Keisha," ucap Tio.
"Apa?" Arya menaruh berkas keuangan yang diberikan oleh Tio ke meja. Sepertinya Arya lebih tertarik pada cerita Tio dari pada melihat deretan angka pada beberapa lembar kertas itu.
"Kamu tahu? Kejadian semalam, perdebatan ibunya Keisha dan istri keduanya Miko viral di dunia maya. Bahkan beritanya sudsh, menyebar di layar kaca," ucap Tio.
"Banyak komentar pedas mengenai Keisha," lanjut Tio.
"Benarkah?" Arya yang merasa penasaran mengambil ponselnya, ia mengecek halaman media sosialnya. Sudah berulang kali Arya mencari video itu tetapi tidak ia temukan.
"Aku tidak menemukan video itu, di manapun" ucap Arya.
"Masa? Aku baru saja melihatnya," ucap Tio.
Tio yang merasa penasaran juga ikut mencari video itu di beberapa halaman media sosial. Nihil video itu lenyap begitu saja.
"Bagaimana bisa tidak ada? Beberapa menit yang lalu aku baru saja melihatnya," ucap Tio.
Arya dan Tio tenggelam dalam diam. Keduanya masih memikirkan bagaimana video yang sedang viral itu lenyap begitu saja.
"Harusnya kita tidak merasa heran. Dari yang aku dengar keluarga Pramuja itu bukan orang sembarangan. Dalam sekejap mereka pasti bisa meredam masalah ini." Tio memasukan kembali ponsel miliknya ke dalam saku celananya.
"Ya, kamu benar. Syukurlah berita itu langsung bisa mereka hentikan." Arya meletakan kembali ponselnya ke atas meja dengan perasaan lega.
Arya meraih gagang telepon di meja yang ada di hadapannya. Ia menekan nomor untuk menghubungi sekertarisnya.
"Susan, minta pada Pak Miko untuk datang ke ruangan saya," perintah Arya.
Setelah mengatakan kalimat itu Arya menutup sambungan teleponnya dan menaruh kembali gagang telepon ke tempatnya semula. Tidak lama setelah Arya menelpon Susan, Miko datang ke ruangan kerjanya.
"Permisi, Bapak memanggil saya," ucap Miko.
"Tidak usah basa-basi." Arya bangun dari kursi, ia berjalan mendekat ke tempat Miko dan berhenti satu dua langkah di depan bawahannya. Arya menatap Miko dengan tatapan tidak suka.
"Jujur aku tidak suka ikut campur dengan urusan pribadi orang lain. Tapi jika masalah pribadimu bisa mencoret nama baik perusahaanku, maka aku tidak akan tinggal diam." Arya menepuk salah satu pundak Miko dan masih menatapnya dengan pandangan tidak bersahabat.
"Saya benar-benar minta maaf untuk kejadian semalam. Lain kali saya akan mengendalikan istri saya," ucap Miko dengan wajah yang tertunduk.
"Bagus! Tapi kamu harus ingat, jika sampai kejadian seperti semalam terulang lagi, maka aku tidak akan segan-segan menurunkan jabatanmu atau bahkan aku akan memecatmu dari perusahaan ini!" ancam Arya.